35.

7.4K 869 603
                                    

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.





Jihoon melangkahkan kakinya menyusuri ruangan besar Mansion kakek Guanlin ini. Mansion yang terlihat ramai dengan orang yang berlalu lalang yang mana adalah keluarga Guanlin sendiri. Sudah sejak satu jam lalu ia berbincang dan mengakrabkan diri dengan keluarga konglomerat ini. Menguntungkan sekali bagi dirinya karena keluarga Guanlin bisa bahasa korea. Keluarga Guanlin ini rata-rata bisa berbincang dengan tiga bahasa, China, Inggris, dan Korea. Mungkin karena Kakek Guanlin yang berdarah china sementara nenek Guanlin yang berdarah Korea dan Amerika.

Keluarga Guanlin sangat menyambut hangat kedatangannya dan juga kekuarganya. Bahkan Zhian dan Zhua juga yang ia kenalkan sebagai anaknya dan Guanlin juga dengan mudah mereka terima. Alih-alih menanyakan bagaimana si kembar bisa menjadi anaknya sementara mereka baru menikah tadi pagi, orang-orang berduit ini malah sibuk memperkenalkan dirinya dengan si kembar. Terutama Kakek dan Nenek Guanlin yang dengan bangganya menyebut si kembar sebagai penerus keluarganya.

Sunguh jihoon sedikit terharu, betapa beruntungnya ia mendapat keluarga baru sebaik keluarga Guanlin ini. Meskipun hidup serba kecukupan tak lantas membuat mereka tinggi hati.

Jihoon mengabsen satu persatu anak tangga dengan kakinya sebelum ia sampai di lantai dua. Sebenarnya ada lift juga di sudut ruangan tapi ia sudah biasa menggunakan tangga.

Sampai di lantai dua ia sedikit bingung dimana letak kamar Guanlin. Di sini terlalu banyak kamar dari Keluarga Guanlin yang meskipun yang punya kamar sudah mempunyai rumah sendiri dan berkeluarga dan jarang pulang.

"Mencari kamar suamimu, nona Lai jihoon?"

Jihoon menoleh dan mendapati seseorang yang tadi juga turut menyambut dan memperkenalkan diri bersama keluarga Guanlin yang lain. Dan ia ingat betul siapa lawan bicaranya ini mengingat orang ini memperkenalkan dirinya dengan jelas dan juga menambahkan wink diakhir kalimat perkenalannya tadi.

"Ah, iya Chenle-ssi. Dimana kamar Guanlin?" ujarnya formal

"Kamarnya ada di lantai 3 bukan disini. Kamarnya diapit dua kamar. Kamar grandpa dan grandma juga kamar uncle Sehun dan aunty Luhan. Kamu harus menggunakan lift agar tidak lelah."

Captain • PanwinkDonde viven las historias. Descúbrelo ahora