Jam Tangan dan dia

224 11 0
                                    


Seokmin melihat jam yang melingkar di tangan nya, jam berharga sekian juta yang telah pecah kacanya, namun tetap ia pakai. Beribu kenangan tercipta karena jam tangan tersebut. Dan jika kau menelisik lebih teliti, kau akan menemukan jam itu telah berhenti pada pukul 19.30.

Seokmin memarkirkan mobilnya di depan sebuah taman kanak - kanak. Ia melihat anak - anak berlarian menuju orang tua mereka, melihat pasangan orang tua anak itu berjalan bergandengan tangan meninggalkan tempat tersebut. 

"Hi, dear, Maaf membuatmu menunggu," sebuah suara menyapanya.

Di hadapan nya ada seorang pemuda manis berambut cepak berwarna coklat muda, ia memakai kemeja biru muda dan celana bahan biru tua, tak lupa cardigan putih tulang yang terlihat manis di tubuhnya. Seokmin mengecup pipi kanan sosok itu.

"Its okay. Mau pergi dulu atau langsung pulang?" Seokmin membuka pintu mobil untuk sosok itu sebelum masuk di kursi kemudi.

Sosok itu memasang sabuk pengamannya, "Bagaimana jika pergi ke supermarket. Aku dengar dari ibu - ibu tadi ada diskon daging disana. Aku ingin membelikanya. Dia kan suka sekali daging," Seokmin hanya mengangguk dan menjalankan mobil menuju supermarket terdekat.

"Wah, lihat dear, dagingnya diskon sampai 3000 won. Kita beli  yang banyak ya. Dia pasti senang," Sosok itu menejrit bahagia melihat tag potongan harga di frezer daging.

"Oh! Seladanya juga diskon! Tomatnya juga! Astaga, kita harus belanja banyak!" Kini ia sudah sibuk memasukkan bahan - bahan di keranjang dan Seokmin hanya mengikutinya. 

Siang itu, seokmin harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit, tapi tidak apa, hari ini adalah pengecualian, yang penting tersayang nya bahagia.

"Kita akan makan malam yang enak malam ini. Samgyeopsal. Dear, setelah kau selesai mandi, nanti bantu aku memasak nasi. Kan nasi buatanmu selalu enak," Seokmin tertawa, membiarkan sosok itu sibuk dengan daging dan berbagai sayuran.

Seokmin sudah selesai dengan mandi dan telah berganti dengan kaus dan celana pendek. "Saatnya kamu yang mandi, sayang. Biar aku yang urus sisa nya," dan ia menggantikan sosok itu mempersiapkan makan malam mereka..

Mereka tengah menyiapkan makan malam, menata nasi di mangkuk, serta panggangan daging di tengah meja. "Dia pasti suka. Sudah lama dia tidak makan samgeyopsal,"

"APPA SEOKMIN, DADDY JISOO!!! SOOMIN PULANG!!!" Pintu rumah mereka terbuka lebar, seorang gadis dengan rambut hitam pendek masuk dengan menenteng tas hiking yang terlalu besar untuk tubuhnya.

Jisoo berlari memeluk gadis itu, "Soomin-ie. Ayo sini daddy bantu lepas tas. Sekarang makan malam dulu, kita masak samgyeopsal untukmu,"

Mereka memulai makan malam mereka, Soomin dengan gembira menceritakan hikingnya selama 5 hari dan tentu saja Jisoo mendengarkan dengan antusias. Setelah makan malam selesai, mereka masih tidak mau beranjak dari meja makan dan terus dengan antusias bercerita. 

Seokmin berdehem agar atensi dua orang ini beralih padanya. "Kenapa Appa?" Soomin bertanya. 

Seokmin meletakkan jam tangan nya yang rusak. "Jam Appa rusak," baik Jisoo maupun Soomin hanya menatap dengan kebingungan.

"Jam tangan ini rusak saat kamu masuk ke kamar Appa sewaktu kamu mau pergi hiking. Kesenggol tas kamu yang besar itu. Appa nggak mau tau, jam tangan Appa harus diganti,"

dan diatas meja makan itu tergeletak jam tangan puluhan juta yang retak dan mati.



End

Seventeen One Ending StoryWhere stories live. Discover now