[290918]

2.7K 330 34
                                    


Kapan terakhir Mia mengetik? Tadi malam.

Kapan terakhir Mia update di Wattpad? Dua minggu lalu.

Jungkook sampai geleng-geleng kepala setiap kali memeriksa akun Wattpad istrinya itu. Notifikasi yang dibiarkan menumpuk sampai beribu-ribu jumlahnya, work yang tak kunjung diperbarui, dan... ah, Jungkook pusing sendiri.

Malam ini seperti biasanya Jungkook menghubungi Mia melalui video call. Tapi sedikit dia minder ketika menyadari bahwa Mia tampil begitu cantik, sedangkan dia tampil seadanya. Mia terkekeh, merasa gemas dengan penampilan suaminya yang justru dilihatnya sangat menggemaskan.

"Sedang di mana?" tanya Jungkook berbasa-basi.

Mia mengangkat bahu. "Di café," jawabnya singkat.

"Dengan siapa?"

"Pacar baru."

Jungkook mencebik, tidak percaya sama sekali dengan yang disebutkan sang istri. Di sana masih siang ngomong-ngomong, jadi besar kemungkinan Mia sedang makan sebelum mengikuti kelas perkuliahan jam satu nanti.

"Kau makan dengan baik," gumam Jungkook setelah mereka berdiam cukup lama.

"Iya? Pipiku berisi, 'kan?" Mia menangkup pipinya, senang dengan ungkapan Jungkook. Wajar, selama KKN dia kehilangan berat badan dan membuatnya semakin kurus—dan itu membuat Jungkook mengomel.

"Mm. Kau harus makan banyak," pesan Jungkook tegas.

"Iya-iya, aku tahu. Lagipula menabung rindu juga perlu tenaga ekstra."

Berkerut kening Jungkook mendengar jawaban Mia. "Menabung rindu?" ulangnya.

"Iya, menabung rindu untuk suamiku tercinta."

"Ah...." Jungkook tersipu. Ditundukkannya wajah, memancing Mia untuk kembali tertawa karena tingkahnya.

"Jadwalku diganti. Hari Rabu sampai Jum'at aku libur." Mia melapor setelah Jungkook kembali memandang ke arahnya.

"Oh, ya?" Jungkook antusias merespon. Mia mengangguk meyakinkan, menambah lebar senyuman di bibir sang suami. Bertambah hari libur, berarti waktu istirahat Mia semakin banyak, 'kan? Jungkook suka itu.

"Emm ... Mia."

"Iya?"

"Pergunakan waktu liburmu untuk beristirahat dengan baik, oke?" perintah Jungkook.

"Aku tidak yakin." Mia tiba-tiba melipat tangannya di hadapan laptop, sedang matanya memandang wajah suami yang sudah beberapa minggu tidak disentuhnya secara langsung. Perlahan, ada kerinduan yang menyeruak. Bolehkah dia menemui Jungkook saat ini juga?

"Kenapa tidak yakin?" Jungkook justru bertanya, heran.

"Aku harus mengurus sinopsis skripsiku," keluh Mia sembari menyentuhkan jarinya ke layar, berharap dengan seperti itu dia bisa menyentuh sang adam secara langsung. Tapi sayang, apa yang dilakukannya hanya sia-sia.

Jungkook mengembuskan napas, paham dengan kesulitan yang selalu dikeluhkan istrinya belakangan ini. Sinopsis, salah satu hal paling menakutkan bagi para mahasiswa dan mahasiswi jika sampai ditolak oleh para dosen. Tapi Jungkook senantiasa berdoa agar pengajuan sinopsis istrinya dan juga pengerjaannya senantiasa dilancarkan oleh Tuhan. Dia tidak mau istrinya menanggung beban sendirian, karena pada nyatanya dia tidak bisa membantu banyak.

"Jeon Areum, semangatlah, Sayang." Jungkook coba mengukir senyum termanisnya, berharap hal itu bisa menumbuhkan semangat di diri wanitanya tercinta.

Mia balas tersenyum. "Terima kasih," ucapnya tulus, "kau juga semangat, Bunny," pesannya kemudian.

"Aku selalu semangat setiap kali kau semangat," janjinya dengan kerlingan manis yang membuat Mia tersenyum malu.

Jungkook mengembuskan napas. Disandarkannya punggung, namun matanya tak lepas memandang Mia yang juga balas menatap. "Istriku cantik, selalu," puji Jungkook dengan senyum yang tak kunjung menghilang.

"Em. Suamiku juga selalu tampan, bahkan kadar ketampanannya selalu bertambah setiap hari." Mia tak mau kalah memuji pria yang senantiasa mengisi hari-harinya dengan beragam warna.

"Jadi, kita ini memang pasangan serasi kan?"

"Iya. Sangat serasi malah."

Jungkook mengacungkan jempolnya. Mia tertawa, lagi, untuk yang kesekian kalinya karena pria bermarga Jeon itu.

"Jungkook."

"Iya?"

"I love you."

"Too."

Mereka saling melempar senyum. Namun, senyum Jungkook lebih dulu menghilang ketika pria itu menggigit pinggir bibirnya. Mia mengerutkan kening.

"Melihatmu tersenyum, membuatku ingin memberimu hadiah, tahu," jelas Jungkook tanpa diminta.

"Hadiah apa?"

"Rahasia. Yang pasti ini khusus untukmu dan Miku yang merindukanku."

Mia mengedipkan mata, coba menebak tapi buntu. Jungkook tersenyum, melirik jam kemudian menarik napas panjang. Sudah waktu untuknya tidur dan beristirahat sebelum konser besok. Yah... dia harus selalu sehat agar tidak ada yang kecewa, 'kan?

"Tunggu saja hadiahmu, Sayang," pesannya pada Mia yang hanya mengangguk.

Pembicaraan itu berakhir setelah beberapa kata selanjutnya. Eum, oke. Sepertinya yang menunggu apa hadiah dari Jungkook bukan hanya Mia saja, tapi juga kalian para readers kan? Jangan tanya author, karena author sendiri juga tidak tahu. Ini benar-benar rahasia Jungkook seorang.

-FIN-

(Bonus JungMi lagi VC)

(Bonus JungMi lagi VC)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[Jungkook x Mia]Where stories live. Discover now