CL 22

590 43 54
                                    

Abel dan Cal masih juga setia berdiam diri di kamar Abel, lebih tepatnya di queen size miliknya. Kedua gadis itu masih bermanja-manja dengan gulingan di tempat itu.

Tokk tokk

"Bel, Abel, bangun," teriak seseorang dari abang pintu kamar Abel.
Kedua gadis itu tidak juga merespon.

Tokk tokk

"Bel, bangun Bel bangunnnn," teriakan seseorang itupun semakin kencang. Tetapi, teriakan itu tak membuyarkan kesetiaan Abel dan Cal di kasur kesayangannya.

Ceklek

Pintu terbuka dan terlihatlah pemandangan kamar Abel yang super duper mengagetkan bagi siapa saja yang melihatnya.

"ASTAGHIJKLMNO, ABELLLLLL," teriakan seseorang itu lantas membuat Abel dan Cal kaget dan langsung terbangun dari tidurnya.
Abel dan Cal yang masih setengah sadar mencoba mengerjap-ngerjapkan matanya.

"Ihhhh, paan sih bang. Ganggu aja lo," ucap Abel dengan suara khas orang baru bangun tidur. Cal hanya mangut-mangut tidak jelas dengan ucapan Abel.

"Ni kamar lo kenapa? Kamar dah mirip kapal selam, eh kapal pecah maksudnya," yang memasuki kamar Abel adalah Alex. Siapa lagi coba yang berani membuka kamar Abel sembarangan kalau bukan Alex abangnya. Ibu, Ayah dan pembantu Abel pun takut membuka kamar Abel tanpa seizinnya, kecuali kalau ada keperluan mendesak sih.

Abel langsung melihat sekeliling kamarnya, melihat seisi kamarnya yang sudah tidak bisa lagi dijelaskan. Dia pun menoleh secara perlahan kepada Alex sambil menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.

"Jelasin!" tatap Rian tajam, berkacak pinggang sambil melototi Abel dan Cal bergantian. Kedua gadis itu menelan salivanya kasar.

"Eh, anuu, itu, emm," ucap Abel terbata-bata.

"Anu apa? Itu apa? Yang jelas kalo ngomong. Atau mau lo gue jitak, ha!"

"Anu bang. Kemarin kan aku sama Cal pergi dinner di luar. Terus aku milih baju, eh aku pusing milih bajunya yang mana. Jadi aku bongkar deh lemari aku. Jadinya gini deh, dan pas pulang belum aku rapiin. Hehe," jelas Abel kepada Alex sambil menunjuk pakaiannya yang tergeletak bebas di lantai kamarnya. Cal hanya mangut-mangut tidak jelas, dia pusing harus bicara apa. Dan ia biarkan saja Abel yang menjelaskan, kan itu memang perbuatan Abel, walaupun di akhir-akhir dia ikut ngebongkar juga sih.

"Ihh, loh cuma mangut-mangut gak jelas, bantuin kek jelasin," bisik Abel kepada Cal.

"Yah, ini mah urusan lo Bel. Lagian gue takut ama abang lo ini."

"Yah sama."

"He. Kalian pada ngomongin apa? Ngomongin gue yah? Ngomingin ketampanan gue yah,"

"Idih, sok kegantengan banget lo. Nyadar woy nyadar."

"Gue nyadar, gue ini tampan. Ya kan Cal." celoteh Alex sambil menaik turunkan alisnya itu ke arah Cal. Cal hanya mangut-mangut membalas ucapan lelaki itu, seolah-olah menbenarkan dan memang benar sih Alex itu ganteng.

Abel serasa ingin muntah mendengarnya, "Mana ada orang ganteng jomblonya awet, hihi," ucap Abel cengingisan, Cal pun ikut cengingisan melihat ekspresi muka Alex yang berubah menjadi dingin, sedingin es yang ada di kutub utara. Bayangin aja dinginnya gimana.

"Lo ngejek gue yah?"

"Ibuuuu, tuh Bang Alex gangguin Abel sama Cal Buuuu," teriakan Abel membuat sang Ibu yang berada di dapur menjadi risih akibat 2 anaknya yang tak pernah mau akur.

"Abang, jangan gangguin adek sama temennya bang. Ini masih pagi, kamu turun gih sini bantuin Ibu dulu."

Abel dan Cal cengengesan melihat Alex kalah debat. Akhirnya Alex pun turun menuju ke dapur dengan muka masamnya.

Kedua gadis itu pun tertawa terbahak-bahak penuh kemenangan.
Tak lama kemudian Abel memanggil salah satu pembantu di rumahnya. Abel menyuruh bi Ijah membereskan pakaian yang berserakan di lantai.

Abel dan Cal pun bergantian melaksanakan ritual paginya di kamar mandi. Setelah mereka berdua siap, Abel dan Cal pun keluar kamar dan menuruni anak tangga.
Mereka berdua pun berpamitan untuk keluar rumah menuju ke taman kota.

Gadis-gadis rempong itu memasuki mobil kesayangannya, di perjalanan hanya ada suara music yang memecahkan keheningan antara mereka berdua. Cal yang sedari tadi diam dan menatap jalan di luar jendela dan Abel yang serius menyetir. Tidak biasanya Cal diam seperti itu.

"Cal!" panggil Abel tapi Cal tidak merespon, "Cal?" panggilnya lagi, gadis itu masih berdiam diri menatap jalan yang mereka lewati, "CALLLL," Cal pun berbalik dengan wajah terkejut karena Abel memanggilnya dengan suara gertakan.

"Ya Allah Bel, jantungan gue bisa-bisa. Manggil yah manggil aja, gak usah teriak juga kali," ucap Cal sambil memegang dadanya, kaget karena ulah Abel.

"Lagian siapa suruh lo diam aja dari tadi. Mikirin apa lo?"

"Kak El."

"Eh, ehh, kesambet kak El ternyata."

"Kalau gue kesambet kak El, gue ikhlas, Bel."

"Kan, kesambet beneran kan."

"Kapan yak kak El bisa deket sama gue."

"Lo mau tau kapan?"

"Emang lo tau kapan gue bisa deket sama kak El?"

"Gak."

"Ihhh ngeselin banget sihhh."

Sesampainya Abel di taman kota, mereka pun berjalan-jalan sambil mencari tempat duduk yang kosong untuk mereka.

COMPLICATED LOVE ✔ Wattys2019Where stories live. Discover now