Bab 8 Popon hamil

5.2K 160 0
                                    


           Dongos menyuruh anak buahnya untuk mencari Penghulu, semua terkejut ketika mengetahui Dongos ingin menikah. Rupanya Dongos sadar, usianya tidak muda lagi, Dongos memerlukan istri. Keesokan harinya Minah kembali ke rumah Dongos, Minah membujuk Popon agar menerima Dongos sebagai suaminya. Pertengkaranpun terjadi antara Minah dan Popon.

          "Tega sekali Ibu menyuruhku menikah dengan dukun! pantasnya dia itu jadi Ayahku, Bu!" ucap Popon marah.

         "Sudahlah Pon, Ibu tidak punya pilihan lain, Dongos sangat sakti, jika kita melawan, kita akan binasa!" jawab Minah.

         "Bu! kita tidak boleh takut pada manusia! kita bisa melawannya Bu!" ucap Popon tambah marah.

         "Apa kamu ingin membunuh Ibumu? jika kamu menolak, Dongos bisa saja membunuh Ibu, seperti membunuh Ayahmu!" ucap Minah keceplosan.

         "Apa? membunuh Ayah? jadi Ibu menyuruhku menikah dengan pembunuh Ayahku?" tanya Popon terkejut.

          "Tidak, bukan itu maksud Ibu, ya mungkin saja dulu Ayahmu dibunuh Dongos, Ibu hanya salah bicara," jawab Minah gugup.

           Popon sangat bingung, apalagi kegadisannya sudah di renggut Dongos. Popon ingat kembali saat Dongos memanggil jin-jin, Popon sangat ketakutan, Popon memandangi Ibunya yang murung. Popon khawatir Dongos benar-benar nekad jika dirinya menolak menikah. Tamu-tamu sudah datang, periaspun di undang Dongos. Popon tidak punya pilihan selain menikah dengan Dongos.

           Setelah menikah, Popon seperti merasa di penjara, Popon dimanja Dongos, tapi dia tidak bergeming dan tetap angkuh dan dingin. Dongos tetap memaksa jika hasratnya datang, maka Dongos langsung meniduri Popon.

           Dua bulan sudah menikah Popon mulai mual dan hamil. Dongos sangat bahagia ketika mengetahui Popon hamil, Dongos mengadakan pesta besar-besaran. Sampai berlalunya bulan kehamilan Popon menginjak 9 bulan, tapi bayi belum juga mau lahir.

           Sampai pada kehamilan dua belas bulan, Dongos melakukan hal yang diluar dugaan, Popon di baringkan, dukun paparaji sudah siap membantu persalinan. Dongos memasukan jin kedalam perut Popon agar mendorong bayinya keluar, tapi jin itu kepanasan dan keluar dari tubuh Popon. Popon membaca Ayat Kursi berkali-kali tanpa sepengetahuan Dongos. Baru kali ini pekerjaan Dongos tidak berhasil dan marah, Dongos langsung meminta dukun bayi membantu Popon melahirkan.

           "Mak! saya tidak mau tahu, bayi ini harus segera lahir!" ucap Dongos marah.

           "Baiklah, tapi aku butuh bantuanmu, carikan nanas yang masih muda, atau rumput Fatimah, untuk merangsang anak ini lahir!" ucap dukun paparaji.

           Popon berpikir keras untuk menyelamatkan anaknya, Popon mulai cerdik.

           "Kang, dirumah Kyai yang dulu mengajarku, dia punya rumput Fatimah, tolong Akang sendiri saja yang ambil Kang, ada di Banyuwangi," ucap Popon.

           "Baiklah, hari ini juga Akang akan kesana," ucap Dongos senang, karena baru pertama kalinya Popon mengajaknya bicara.

          Setelah Dongos pergi, Popon tidak henti-hentinya memohon pada Allah agar bayinya segera lahir, dukun Paparaji menatap Popon.

          "Sebenarnya ada cara lain, tapi aku takut akan mencelakaimu," ucap Emak.

          "Apa itu Mak? tolong lakukan sesuatu Mak! aku sudah siap resikonya!" ucap Popon.

          "Perutmu harus ditekan dengan kain, dan air ketuban terpaksa harus dipecah!" ucap Emak.

          "Lakukan Mak! cepat lakukan!" ucap Popon.

          Popon sudah tidak kuat, dia berencana akan pergi membawa bayinya setelah lahir. Popon tidak mau anaknya di besarkan seorang dukun. Emak sang dukun paparajipun mempersiapkan kain selendang dan kayu bambu yang sudah ditipiskan, untuk dimasukan ke alat kelamin Popon. Air ketuban pecah, Popon tiada henti Takbir.

         "Perutmu besar sekali, jangan-jangan bayinya besar seperti samson," ucap Emak.

         "Mak, sakit sekali, aku tidak kuat Mak," keluh Popon.

          "Ayo cepat kepalanya sudah kelihatan, sebentar lagi lahir, ngejan lagi," ucap Emak.

          Popon terus mengejan sekuatnya, dan bayi pertama lahir tanpa suara. Emak Paparaji sangat heran ketika melihat ada kepala bayi lagi.

***

Pemburu Cinta (Panjul Part 5)Where stories live. Discover now