Bab. 10

5.3K 791 177
                                    

Author playlist :

Source pics : Pinterest

***

Guys, sebelumnya saya mau minta maaf. Untuk TCP saya putuskan hanya akan publish di wattpad hingga bab 10 saja. Sisanya bisa kalian baca full dalam versi cetak atau e-book.

Kalau lancar, awal Januari 2019 saya buka PO untuk cerita ini. Sorry banget untuk saat ini mood saya ilang buat lanjutin TCP. Mohon dimaklum ya. ^^

TSP akan saya update hari Minggu ya, setelah itu saya hiatus dulu untuk ngerjain TSP supaya bisa naik cetak tepat waktu. Btw, jangan lupa; PO TSP ditutup tgl 15 Oktober 2018. Terima kasih! ^^

***

Dilarang menjiplak, menyalin, mengklaim dan mempublikasikan cerita-cerita milik saya di tempat lain tanpa seizin dan sepengetahuan saya. Yang bandel saya kutuk ngejomblo seumur hidup!

Maaf untuk typo(s) yang nyempil di sana-sini.

Happy reading!

***

Bab 10


"Mau kemana?" Pertanyaan itu meluncur dari mulut Qiang saat Niu berjalan masuk ke dalam ruang keluarga dengan selimut di tangan.

Niu tidak langsung menjawab. Wanita itu memberi salam pada Gui yang duduk di samping Qiang. "Malam ini aku akan tidur di kamar Kakak Hongli."

Satu alis Qiang diangkat tinggi. "Di kamar Nona Fung?"

Niu mengangguk, ekspresi seriusnya membuat Yong mengurungkan niat untuk menggoda kakak ketiganya. "Aku akan memastikan dia tidak tidak melarikan diri."

"Aku akan berjaga di depan pintu kamar." Lei langsung menyambar. Pangeran ketujuh berjalan dengan ekspresi datar, Yun Ru mengekor di belakangnya. "Kakak Yun Ru akan berjaga di depna jendela kamar."

"Kenapa aku berjaga di luar jendela kamar?" Yun Ru menekuk wajah, mengutarakan protes yang sejak tadi disimpannya rapat. Di luar udara sangat dingin, Lei pasti gila hingga memintanya berjaga di cuaca sedingin ini.

Lei masih memasang wajah tanpa ekspresi. "Aku tidak keberatan jika kita bertukar tempat."

Yun Ru mengerjapkan mata. Ada sesuatu yang disembunyikan Lei, pikirnya. "Baiklah ... baiklah, aku akan berjaga di luar jendela," ucapannya setelah melepas napas panjang.

Niu dan Lei tidak mengatakan apa pun setelahnya. Keduanya pamit dan berlalu meninggalkan tiga pangeran Kerajaan Angin yang terheran-heran, sementara Gui menatap punggung keduanya dengan kedua alis bersatu.

"Ada apa dengan Kakak Niu dan Lei?" Ying bertanya bingung.

"Mungkin mereka takut Nona Fung melarikan diri." Qiang menjawab sembari menggelengkan kepala pelan. Dan malam pun kembali terlewati dalam keheningan panjang.

.

.

.

Liqin tahu, dirinya akan terluka jika datang untuk menemui Hongli di hari pernikahan wanita itu. Namun, dia menegaskan pada diri jika dirinya harus datang. Kereta yang ditarik oleh dua ekor kuda melaju, membelah jalan setapak yang diapit barisan pepohonan di sisi kanan kirinya menuju kediaman Bangsawan Huan.

Pintu gerbang ganda dibuka saat kereta kuda miliknya tiba. Liqin memasang ekspresi biasa saat bertemu Qiang dan Niu yang menyambut kedatangannya dengan hormat. "Boleh aku bertemu dengan Nona Fung?"

TAMAT  - The Crown PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang