12..

103K 2.9K 23
                                    

Mungkin dengan aku pergi kamu akan bahagia..

Alenta Ayuningtias




🌾🌾🌾

Author pov

Kehamilan Alenta sudah menginjak bulan kedua tapi dia dan Alvano masih saja dingin.

Saat bertemu pun Alenta engan, bahkan hanya untuk menyapa saja sangat berat. Alenta masih sakit hati pada Alvano. Alvano bahkan tidak ada niat sedikit pun untuk memperbaiki hubungan mereka. Jadi untuk apa Alenta berjuang sendiri.

"Len kamu kenapa sih?, akhir akhir ini sering banget ngelamun?. Kamu ada masalah?"

"Aku gak papa Din, cuma banyak tugas aja" dustanya.

"Rasanya aku mau berhenti kuliah aja Din" Ya Alenta tidak ingin ada yg tau tentang kehamilannya.

"Gak usah becanda deh Len, gak lucu" Andin menatap Alenta tajam. Dan hanya dibalas Alenta dengan tertawa. Meskipun sedikit memaksa.

Alenta menyentuh perutnya yg masih rata.
"Maafin bunda sayang, bunda janji akan jaga kamu dengan baik meskipun tanpa ayahmu"

Alenta sedang termenung didalam kamarnya. Melihat keluar jendela, pandanganya mengarah pada langit yg sangat cerah dan dipenuhi oleh bintang.

Dipikirannya hanya satu bagaimana cara agar tidak membuat keluarganya kecewa. Membayangkan wajah kecewa mamanya saja dia tidak sanggup apalagi melihatnya langsung.

"Apa yg harus aku lakukan sekarang? Aku ingin menjaga anakku tanpa membuat keluarga besarku malu" tanpa terasa air mata mengalir diwajah cantik Alenta.

Setelah memikirkan semuanya Alenta memutuskan untuk menghilang selama lamanya dari Alvano dan keluarga besarnya. Itulah jalan satu satunya.

Dia tidak ingin membuat keluarganya malu. Dia tidak ingin melihat wajah kecewa mama, kakek, dan adik adiknya.

"Maafin Alen ma, Alen gak bisa jaga nama baik keluarga kita" Lirihnya. Airmata mengalir semakin deras dipipinya, entah sudah yg keberapa kalinya Alenta menangis.

Alenta tidak menyalahkan Alvano, hanya saja takdirnya bersama laki laki itu begitu menyakitkan. Dia memang benci pada Alvano, tapi dia sadar ini adalah kesalahannya. Jika saja dia bisa menahan diri, pasti semua ini tidak akan pernah terjadi.

Alenta bangun dengan mata pandanya. Berjalan kekamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah selesai mandi. Alenta memakai make up sedikit, agar mentutupi sedikit kekacawan pada wajahnya.

Setelah siap Alenta segera keluar dari kamar. Tapi saat membuka kamar ternyata Alvano juga keluar dari kamarnya. Saat Alvano sudah sedikit menjauh, Alenta mengejarnya.

"Van aku nebeng ya kekampus?" Alvano mengeritkan keningnya. Menatap Alenta.

"Ada yg mau aku lurusin" Alenta memasang senyum semanis mungkin. Alvano tidak menjawab dan terus berjalan tapi Alenta dengan sigap mengikutinya.

Alvano pov

Setelah hampir dua bulan ini dia menjauhi ku, tiba tiba saja sikapnya berubah entah apa yg terjadi dengannya.

Aku sebenarnya merasa bersalah padanya. Tapi mau bagaimana lagi perasaan tidak bisa dipaksakan. Hatiku hanya untuk Mila kekasihku, mungkin. Aku sendiri masih bingung sebenarnya hatiku ini untuk siapa.

Saat aku sudah memasuki mobil Alenta juga ikut masuk dan duduk disampingku. Alenta menatap ku dengan senyum tidak lepas dari wajah cantiknya.

Entah mengapa melihatnya tersenyum seperti itu membuatku nyaman. Ada perasaan yg tidak bisa aku jelaskan. Saat melihat matanya membuat aku tertegun tiba tiba saja aku merasa gugup. Ditambah lagi debaran jantungku yg jelas sedang tidak normal saat ini.

ALENTA(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang