Senja dan Harapan dalam Angan

14 2 0
                                    

Senja dan Harapan dalam Angan
Karya: Erlyna

"Kolak ... kolak ...."

"Gorengan ... gorengan ...."

"Es campur, es buah ...."

Lelaki berpakaian kumal itu menatap deretan pedagang kaki lima di sebelah kirinya. Sesekali, hidungnya menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya perlahan.

Dengan pandangan sayu, ditatapnya botol bekas air mineral yang sejak tadi ia genggam. Ada getir yang diam-diam ia pendam.

Pandangannya beralih ke sudut taman. Beberapa langkah dari deretan penjual yang menjajakan makanan untuk berbuka puasa. Ya, di sana ... dilihatnya seorang perempuan bertubuh kurus sedang memangku tiga anak balita. Mereka ... keluarganya. Anak-anak dan istrinya. Orang-orang yang paling dicintainya.

Tak lama terdengar selawat dari masjid di utara taman. Jantungnya berdetak cepat. Selawat itu, pertanda waktu buka puasa segera tiba.

Laki-laki itu tampak gelisah. Matanya menatap sekeliling dengan gundah, lalu berkaca-kaca.

Tiba-tiba alunan selawat itu berhenti. Digantikan dengan suara menguing panjang.

"Sial!" Tangan laki-laki itu gemetar.

"Bu ... anak-anak ... Maaf. Aku rindu kalian. Tapi, aku belum juga menemukan tempat yang cocok untuk meletakkan bom plastik ini."

Purworejo, 22 September 2018

Kumpulan Flash FictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang