Gadis Pukul Satu Siang

5 0 0
                                    

Gadis Pukul Satu Siang
Karya: MsLoonyanna

Seperti biasa, aku sedang menyantap makan siangku ketika gadis itu datang dan bergabung di meja yang sama denganku. Menatapnya sekilas, kuputuskan untuk kembali fokus ke makanan di hadapanku.

Ya, selalu seperti ini, beberapa menit hanya akan berlalu dengan hening di antara kami. Aku juga tak cukup peduli untuk membuka percakapan lebih awal. Lagi pula, aku tak mengenalnya.

"Hi! Bagaimana kabarmu hari ini?"

Aku mendongak, menatapnya datar. Pertanyaan itu terasa seperti sapaan wajib di pukul satu siang yang selalu ia buka untukku. 'Well', aku tak marah, hanya saja ... err, sedikit risi melihatnya yang tampak selalu ingin dekat denganku dalam seminggu belakangan ini. Maksudku, ada banyak meja lain di sini. Mengapa harus duduk di mejaku?

"Baik," aku menjawab sekenanya.

"Oh, hm. Baguslah." Ia tersenyum simpul lalu dengan canggung mulai memakan makanannya.

'Ya, bagus untukmu juga untuk menghentikan obrolan tak berguna ini, terima kasih,' batinku membalas sarkastik.

Beberapa menit bergulir dengan hening dan makananku sudah hampir habis ketika Gadis Pukul Satu Siang itu—ya, julukanku untuknya karena aku tak tahu namanya—kembali membuka suara.

"Apakah ... apakah kau benar-benar tak mengingatku?"

Mendengar pertanyaan itu, keningku kontan mengerut, sementara ekspresi penuh harap jelas tergambar di wajahnya. Err, apa kepalanya baru saja terbentur sesuatu? Atau ia memang sinting sampai-sampai berhalusinasi aneh begitu? Jelasnya, kupikir gadis ini salah orang. Kemungkinan besar orang yang ia maksud hanya mirip denganku.

"Oh, 'I'm sorry, but I'—"

"Jaden, ini aku, Emma. Aku tahu kau mengingatku. 'It's been a while, where are you? I miss you so much'. Kumohon, kembalilah ...," lirihnya. Kedua mataku membeliak, tentu saja terkejut. Pantas saja, ternyata gadis ini men—

"Jasper, Emma, waktu makan siang sudah habis. Saatnya kalian kembali ke sel. Satu jam lagi jadwal Dr. Edward."

—cari "aku" yang lainnya.

Makassar, 18 September 2018

Kumpulan Flash FictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang