1. Hanif Abdurrauf Sjahbandi

12.9K 809 185
                                    

Hanif Abdurrauf Sjahbandi ⚽

Menjadi pemain sepakbola adalah impian banyak anak kecil di masanya, tentu pada masa dewasa hanya orang-orang kuat yang mampu meraihnya. Sementara setiap pemain sepakbola selalu bercita-cita membela negaranya. Mau dia berada di turnamen antar kampung atau bermain untuk kompetisi tertinggi di negaranya, mereka semua punya hak yang sama untuk bermimpi membela negaranya. Jadi tidak terkecuali aku yang sejak kecil ingin menjadi pemain dengan lambang Garuda di dada.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah mengabulkan keinginan itu. U-13, U-14, U-16, U-19, bahkan U-23 untuk sekarang ini telah tercapai, beberapa kali bahkan berada di Timnas Senior meski hanya untuk gelaran FIFA Match Day. Kebanggaan bukan? Jelas sebuah kebanggaan.

Tapi, tapi ini bukan tentang cerita motivasi perjalanan hidupku sebagai pemain sepakbola, memberikan banyak pelajaran yang bisa diambil. Jika memang ada, silahkan diambil, tapi tak akan banyak. Ini ialah kisah tentang hati, tentang detak rasa yang sebenarnya adalah kebencian.

Aku, Hanif Abdurrauf Sjahbandi, pemain bola dari klub Liga 1, Arema FC. Pernah belajar selama satu Minggu di Old Trafford pada kelas yang diadakan Manchester Soccer School (Summer Course) dan aku diundang untuk hadir pada World Skills Final karena menjadi salah seorang siswa terbaik di kelompok usia 12 tahun. Jika kalian pernah membaca buku dengan judul Merah Putih di Old Trafford: Kisah Anak Indonesia yang Terpilih Berlatih di Kandang Red Devills, karya Langlang Randhawa tahun 2010, itulah kisahku. Selain itu aku juga jebolan dari Diklat Persib Bandung bersama dengan Ryuji Utomo. Asli Bandung tapi belum pernah bermain untuk Persib Bandung.

Adikku 2, Hisyam dan Haikal, Ibuku 1 dan Ayahku sudah kembali pada yang Maha Pencipta. Posisiku sebagai gelandang bertahan, central midfielder atau orang sering bilang aku ini gelandang cuci piring, maksudnya gelandang yang sering melakukan pekerjaan kotor. Jadi, ketika musuh hendak menyerang, dari lini tengah akulah yang berusaha mematahkan serangan itu. Terkadang harus tackling keras jadi wajar kalau banyak kartu kuning bahkan kartu merah yang aku koleksi. Di tengah lapangan memang aku pemain yang seringkali bermain penuh emosi, banyak orang kesal dan menghujat, tapi untuk masalah kehidupan, aku tak sekeras itu.

Seorang Hanif Abdurrauf Sjahbandi atau yang biasa orang sebut dengan Hanif Sjahbandi adalah orang yang jauh dari skandal percintaan. Aku bukan Septian David Maulana yang sudah sekian lama pacaran akhirnya kandas. Bukan juga Ravi Murdianto yang pacaran dari zaman SMP, dia jadi tentara PK 23 dan pacarnya akhirnya jadi tentara PK 24 setelah itu ternyata kandas juga. Apalagi aku ini bukan Hansamu Yama Pranata yang sudah mengatakan akan menikah dari tahun kapan, sudah direncanakan ternyata kandas pula dengan Pramugari.

Ha ha ha. Itu hanya cerita-cerita mengenaskan teman-temanku di sepakbola. Banyak yang sebenarnya punya kisah romantis. Misalkan Miftahul Hamdi yang menikah muda pada akhirnya, misalkan pula Rezaldi Hehanusa yang sudah melamar, atau mungkin seorang Manahati Lestusen yang akhirnya menikahi seorang Polwan dan masih banyak lagi.

Sementara aku? Sekali lagi aku tegaskan aku cukup santai dalam urusan cinta. Tak ingin membuat skandal atau gerak-gerik yang bisa saja mematahkan hati banyak fans di luar sana. Eh, bukannya mau sombong, ini hanya berdasarkan fakta, banyak perempuan garis keras yang mengidolakan aku. Katanya aku manis, Alhamdulillah. He he he.

Karena ketenanganku itulah, Mama sejak kemarin menawarkan anak-anak temannya. Bukan apa-apa, katanya setelah Papa pergi beliau tidak ada teman berbagi. Adik-adikku tidak akan begitu mengerti, sementara aku jelas ada di Malang. Maksudnya kalau ada perempuan kan bisa dari hati ke hati.

Aku berulang kali protes, ini bukan zamannya Siti Nurbaya, semua serba dijodohkan, nanti kalau ada yang tepat juga pasti aku datangi rumahnya. Awalnya Mama selalu protes, tapi lambat laun beliau mengerti dan berusaha bersabar menanti menantu dariku. Meskipun terkadang suka memintaku untuk punya mata yang tajam.

Wisma Atlet Love StoryWhere stories live. Discover now