5. Hati yang lama hilang

6.1K 850 139
                                    

"Sudah lama, semenjak kau pergi tanpa alasan."

Semenjak kejadian di parkiran kampus tadi, tingkah Kayla dan Rio benar-benar canggung. Ditambah Kayla yang merasa malu jika bertemu dengan Rio, semuanya serba salah!

Kayla sedang berusaha fokus untuk menghitung tanda tangan yang ia dapatkan hari ini. Namun, hidungnya mencium aroma parfum Rio. Kayla memejamkan matanya, apa lelaki itu ada di belakangnya?

"Lo malam ini tidur di kamar, biar gue yang di sofa," ucap Rio yang membuat Kayla menoleh.

"E-eh? Kok tiba-tiba gitu?" tanya Kayla bingung.

"Udah, pokoknya malam ini lo tidur di kamar." cetus Rio final, "besok pagi lo juga berangkat bareng sama gue, tapi lo harus bangun lebih pagi."

"Berangkat bareng?" Kayla menatap Rio, "nanti kalau ada yang lihat, terus tanya macem-macem gimana?"

"Nggak usah dijawab," sahut Rio.

"Yaudah." Kayla pasrah dan kembali menatap buku tugasnya.

Rio memerhatikan gadis itu, kemudian ia mendekat dan duduk di atas sofa, tepat di belakang Kayla. "Ngapain?"

"Ngitungin tanda tangan," sahut Kayla tanpa menoleh.

"Udah dapet berapa?"

"Baru dua puluh, masih ada seratus delalapan puluh lagi." Kayla menelungkupkan wajahnya di atas meja, "ini anak BEM kurang kerjaan banget, sih. Tugas ginian mana ada hubungannya sama kampus."

"Ekhem," Rio berdehem.

Kayla baru tersadar kalau lelaki yang ada di bekangnya itu adalah salah satu anggota BEM. Gadis itu buru-buru mendongak dan menoleh pada Rio.

"Maaf-maaf, nggak maksud ngatain anak BEM, beneran," ujarnya seraya memasang wajah melas.

Rio ingin tertawa karena melihat wajah melas Kayla. Ternyata menyenangkan berbicara dengan gadis itu tanpa adanya emosi atau pertengkaran, kalau terus begini, apa mungkin ada harapan?

"Gue aduin ke anak BEM ntar," ucapnya mengancam, bercanda.

"Yah, jangan dong ...," Kayla memelas.

"Tugas lo yang lain udah selesai belum?" tanya Rio mengalihkan pembicaraan.

"Tugas lain?" Kayla berpikir untuk sejenak, kemudian menepuk kepalanya. "Yaampun, gue belum beli yang disuruh tadi!"

"Kasian," ejek Rio seraya bangkit dari posisi duduknya dan melangkah pergi ke kamar.

Kayla memasang wajah cemberutnya. Baru saja ia berniat menanyakan jawaban dari teka-teki yang diberikan para seniornya tadi pagi, siapa tau Rio berbaik hati ingin menberitahu Kayla agar ia bisa langsung membelinya, kan?

Gadis itu berdiri, kemudian berjalan menuju kamar dengan ragu. Kira-kira sikap baik Rio masih bertahan tidak, ya? Apakah ini saat yang tepat untuk Shakira bertanya? Apa lelaki itu mau menjawabnya?

Baru saja Kayla hendak masuk, Rio sudah terlebih dahulu keluar dari kamar. Terkejut, hampir saja Kayla berteriak. Hampir.

"Kenapa?" tanya Rio saat melihat Kayla.

LightWhere stories live. Discover now