8. Semakin dekat

6.6K 938 163
                                    

"Bisa kita mulai semuanya dari awal? Dari semenjak kita belum saling mengenal?"

Kayla terbangun dari tidurnya, gadis itu merasa tenggorokannya kering sehingga ia berjalan keluar kamar untuk mengambil segelas air putih.

Begitu sampai di luar, ia tidak langsung pergi ke dapur melainkan mengecek keadaan Rio yang tengah tertidur di sofa. Entah, rasanya Kayla tidak tega melihatnya.

Beberapa hari ini sikap Rio lumayan baik, tidak judes dan tidak kasar seperti beberapa bulan yang lalu. Rasanya Kayla aman dan terlindungi dengan sifat Rio yang seperti itu.

Lelaki itu tidur pulas. Kayla meringis, memang fisik wanita dan pria berbeda. Jangankan tidur, memejamkan mata saja Kayla tidak bisa saat tidur di sofa kemarin. Namun, lihat Rio, lelaki itu memejamkan mata dan tertidur dengan pulas.

"Emang nggak kedinginan, ya?" gumam Kayla seraya menyentuh lengan Rio, seketika matanya melotot lebar. "Kok panas?"

Tangan Kayla beralih menyentuh dahi Rio, sama yang ia rasakan saat menyentuh lengan Rio tadi, panas. Lelaki ini sepertinya demam.

"Rio ...," ucap Kayla seraya menggoyangkan tubuh lelaki itu, "lo demam ...."

Rio masih menutup matanya, lelaki itu tidak merespon panggilan Kayla sama sekali. Ini semakin membuat Kayla bingung, ia harus apa?

"Rio ...," panggil Kayla lagi seraya menggoyang pelan tubuh Rio, kali ini lelaki itu menyahut pelan dengan deheman.

"Hm," sahut Rio pelan.

"Lo nggak enak badan? Lo lagi demam," ujar Kayla.

"Nggak papa," ucap Rio dengan suaranya yang sedikit serak.

"Ini nggak bisa dibiarin, nanti tambah parah. Ayo, pindah ke kamar. Di sini dingin," ajak Kayla.

"Nggak," tolak Rio kekeh.

"Gue orangnya nekat, gue seret lo ke kamar kalau masih keras kepala mau tidur di sini!" gertak Kayla, tidak sadar bahwa kalimatnya ambigu dan membuat Rio ingin tertawa.

Rio membuka sedikit matanya. "Coba lihat badan lo sekecil apa."

"Heh, menghina ciptaan Tuhan!"

"Itu bukan menghina,"

"Lo secara tidak langsung mengatakan gue kecil, apa namanya kalau bukan menghina?" Kayla menatap tajam ke arah Rio, tatapan yang beberapa hari ini tidak dikeluarkannya karena sikap Rio belakangan tidak ada yang memancing Kayla untuk mengeluarkan tatapan mautnya.

"Tumben nggak pake aku-kamu," ujar Rio, mengalihkan pembicaraan.

"Heh!" Pipi Kayla mendadak bersemu, "jangan mengalihkan obrolan."

"Kami duluan."

"Loh kok aku?" Eh, kok jadi Aku-Kamu?!

Rio terkekeh pelan. "Lo lucu kalau lagi marah, beberapa hari ini gue nggak lihat lo marah."

"Ngapain juga gue marah-marah kalau nggak ada yang salah," sahut Kayla sewot, "bisa dicap gila."

LightWhere stories live. Discover now