Tantangan

5.9K 449 31
                                    

3rd Person POV

Seluruh mahasiswa dan mahasisiwi fakultas kedokteran terkejut ketika melihat segerombolan mahasiwa berseragam fakultas teknik berjalan ke arah kantin mereka. Semua orang memberi jalan. Mereka tidak ingin mencari masalah dengan gerombolan ini. Gerombolan ini terkenal ke seluruh kampus. Mereka selalu berkelahi dengan fakultas lain dan menang. Tapi ketua gerombolan ini terkenal bukan hanya karena reputasi buruknya. Tapi juga wajah tampannya.

"Mana beam?" ketua gerombolan itu menarik kerah seorang mahasiswa. Mahasiswa tersebut ketakutan dan menunjuk ke arah meja yang ada ditengah. Hanya ada tiga orang pria di meja tersebut tapi ada begitu banyak wanita mengelilingi mereka.

"Yang mana?" tanya ketua gerombolan tersebut lagi sambil menarik kerah pria didepannya lebih erat. Tubuh kecil pria tersebut bergetar.

"ya-yang punggungnya menghadap ke-kemari..." jawab pria tersebut terbata. Ketua gerombolan tersebut melepaskan pegangannya dan membetulkan letak kerah dan kemeja pria kecil tersebut.

"Terima kasih" ujarnya sambil menepuk kedua bahu pria kecil didepannya. Pria kecil tersebut hanya bisa mengangguk dan tersenyum canggung. Gerombolan tersebut kembali berjalan bersama ke tengah kantin.

BAM!

Ketua gerombolan tersebut menghentakkan kakinya di kursi, di ruang kosong antara seorang wanita dan pria yang dia pikir sebagai Beam. Semua orang terkejut. Dua pria yang duduk didepan mereka berdiri.

"Apa-apaan ini!" teriak pria tinggi didepannya.

"ini bukan urusanmu" ujar sang ketua gerombolan tapi dia tidak melepaskan pandangan dari beam

"Apa kamu yang bernama beam?" tanyanya dengan suara beratnya. Beam yang sedari tadi dengan santai meminum es kopinya berdecak dan mengalihkan perhatiannya dari es kopinya ke pria tinggi besar dihadapannya.

"Kalian benar-benar bar-bar" ujar Beam "Apa kalian tidak melihat ada banyak wanita disini" ujar beam dengan ekspresi kesalnya.

Ketua gerombolan tersebut terdiam. Dia menatap wajah indah didepannya yang sama sekali tidak terlihat takut padanya. Alis mata kanannya yang tebal terangkat sedikit dan bibir merah mudanya mengkerut. Dan kulit putihnya, dia sangat ingin meletakkan tangannya di atas kulit putih tersebut. Merasakan kelembutannya.

"Forth!" bisik teman disebelahnya. Ketua gerombolan yang bernama forth tersadar. Dia menatap teman disebelahnya. Temannya menatapnya bingung. Amarah kembali menghampiri forth ketika dia ingat tujuannya kemari.

Dia kembali menatap sepasang mata indah yang menantangnya. Dia mencoba menguatkan diri dan menarik kerah kemeja pria didepannya. Membuat seluruh wanita di meja berteriak.

"Hei....berhenti bersikap seperti berandalan atau aku-" pria tinggi diseberang meja berteriak tapi beam memberi aba-aba agar dia berhenti dengan tangannya. Beam tersenyum dan menatap pria besar didepannya yang dia tahu bernama Forth.

"Oke. Jadi tanganmu bergerak lebih cepat dari mulutmu. Aku bisa melihatnya" beam memandang remeh ke pria tersebut.

Forth menatap pria yang lebih kecil didepannya ini. Tidak ada rasa takut dari beam. Sepertinya dia siap menghadapi Forth kapan saja. Dan forth menyukai itu. Sudah cukup lama tidak ada yang menantangnya dan membuatnya bersemangat.

"Sama sepertimu. Sepertinya adik kecilmu bergerak lebih cepat dari mulutmu sehingga beraninya kamu tidur dengan pacar temanku" desis forth sambil menarik beam kearahnya. Membuat dasi beam sedikit tertarik dan kancing kemeja atasnya terbuka. Dari dekat, forth bisa mencium aroma tubuh Beam. Manis dan lembut.

Shit. Rutuk forth dalam hati. Ia mengigit bibir bawahnya untuk meredam pikirannya. Sementara Beam hanya berdecak melihat pria didepannya pamer kekuatan. Beam tidak takut. Dia pemegang sabuk hitam karate dan judo. Dan ini bukan pertama kali ada pria yang mengamuk didepannya karena dia meniduri pacar mereka atau pacar teman mereka.

Forth Beam Oneshot (Cerita Pendek)Where stories live. Discover now