01. Pabo Girl's

292 57 97
                                    

“Kalian lihat anak itu?” tunjuknya pada salah satu gadis yang terlihat acuh terhadap penampilannya.

Penampilannya jauh dari kata rapi, terlebih dia menuntut ilmu pada universitas tersohor di kota tersebut, dan nampaknya ia terlalu acuh.

“Apa dia nggak malu, ya?” timpal gadis lainnya.

“Mungkin dia orang nggak punya?” jawab gadis lain, yang sangat acuh terhadap sekitar.

**Oke let me introduce to ‘Pabo Girl.’

Alsava, gadis cantik yang memiliki sikap cuek terhadap sekitar. Tapi, tanpa ada yang tahu, dia sangat peduli terhadap para sahabatnya. Dia rela menjadi tameng, jika salah satu sahabatnya terlibat masalah. Kekurangan yang Alsa miliki adalah, dia terlalu overthingking berlebihan.

Gadis dengan sejuta kedewasaan yang begitu melekat, dia merupakan mahasiswi tingkat akhir yang mengambil jurusan Kedokteran. Nilainya yang sempurna, menjadikan dia sebagai ikon dari departemennya tersebut. Otaknya yang encer, sering kali membuat mahasiswa lain merasa iri, ditambah visual yang memukau.

Alsava atau yang biasa dipanggil, Alsa. Memiliki tubuh paling tinggi, dibanding dengan kedua sahabatnya yang lain.

“Tapi denger-denger, katanya dia juragan bakso aci.”

Penjelasan dari Alsa, membuat kedua sahabatnya melongo tak percaya.

“Dari mana kamu tahu?”

Pertanyaan itu, berasal dari gadis paling pecicilan di antara mereka bertiga. Giana, namanya. Atau yang biasa dipanggil, Gian. Memiliki sifat pecicilan dan jahil, sering kali kedua sahabatnya menjadi korban dari kegabutannya.

Mahasiswi Sastra Seni tingkat akhir itu, memiliki otak encer dari jurusannya. Sering kali mengikuti perlombaan antar universitas, untuk memperkenalkan bakat yang sudah selama ini dia pendam, dan tentu saja sangat menguntungkan baginya.

Quote berjalan, begitulah julukan yang diberikan oleh kedua sahabatnya. Jika sikap dewasanya sudah keluar, maka dia akan terus memberikan beberapa quote kehidupan yang seringkali menampar. Memiliki mulut yang tajam. Meskipun sikapnya yang jahil, tapi jangan sekali-kali membuatnya marah, maka akan fatal akibatnya. Gian sangat mudah marah. Dia tidak memiliki kesabaran yang tebal. Dan jika sudah marah, ia akan terus-menerus mengulas kesalahan yang sudah berlalu.

“Dia selalu tahu loh, Gian.”

Orang terakhir, yang baru saja berbicara, memiliki nama Neona. Gadis yang sering sekali menjadi korban kejahilan Gian, kucing dan anjing dalam grupnya, yang sering membuat Alsa kelimpungan dibuatnya. Bagaimana tidak? Neona dan Gian, selalu bertengkar di mana pun dan kapan pun. Dua kepribadian yang sangat mencolok, dan saling tumpang tindih, membuat siapa saja yang melihat, hanya bisa menggelengkan kepala.

Mahasiswi cantik jurusan Psikologi tingkat akhir ini, memiliki sifat yang sama persis seperti apa yang dimiliki Gian. Hanya saja bedanya, Neona memiliki mata yang jelalatan. Selalu tergiur akan mahasiswa tampan, meskipun dia sudah memiliki kekasih.

Julukannya adalah, tukang oleng. Gadis yang paling heboh, dan juga memiliki rasa penasaran yang amat sangat luar biasa. Dia bahkan tak segan untuk menanyakan rasa penasarannya tersebut, kepada orang yang membuat rasa penasarannya tumbuh. Gadis gila, yang memiliki segudang tingkah absurd. Sering membuat Gian dan Alsa ketakutan dengan sikap yang dimilikinya. Pasalnya, setiap hari, gadis itu selalu memiliki kepribadian yang berbeda.

“Aku lihat, sepertinya dia selalu sendirian. Apa perlu kita temani?” tanya Neona.

Alsa langsung menoleh dengan cepat. “Untuk apa? Sudahlah, jangan terlalu terlibat dengan orang yang tidak kita kenal.”

“Al, ucapanmu apa tidak terlalu jahat?” tanya Gian.

“Benar, bukan?” tanyanya lagi. “Maksudnya gini, kita nggak kenal dia orangnya seperti apa. Dan Neona dengan mudahnya berbicara--oh mengusulkan, kita temani dia? Aku jelas akan menolak, Jian.”

“Oh, I’m sorry... I mean, Gian,” koreksi Alsa.

Gian menghela napas panjang, Alsa memang seperti ini. Tapi tidak untuk Neona, ia dengan langkah ringan, menghampiri gadis yang sejak tadi mencuri atensi mereka.

“Oh, lihatlah gadis bodoh itu!” gerutu Alsa, ia menunjuk Neona.

“Apa yang dia lakukan? Dasar, gadis bodoh yang sayangnya, amat kita sayangi.” Gian ikut menimpali ucapan Alsa.

“Sudahlah, aku malas jika harus berurusan dengan manusia yang tidak aku kenali sedikit pun. Aku pergi.”

Kalimat sarkas dari Alsa, membuat Gian menggelengkan kepalanya. Gadis itu memang seperti ini. Sangat acuh terhadap sekitarnya, dan tidak tertarik dengan lingkungan sekitar.

🍒🍒

Hai, balik lagi dengan Author Cherry. Sebelumnya, Cherry mau ucapin 'Selamat ulang tahun untuk uri maknae, yang paling aku sayangi! realpacarsatyaIni hadiah dari aku, semoga kamu suka!

Mungkin kalian bingung, kenapa harus dibuatin cerita? Oke, Cherry kasih tahu, ya. Sebuah tulisan tentu selamanya akan terukir indah, bukan? Tidak akan hilang dan akan dikenang selalu. Itulah yang terlintas, ketika Cherry buat cerita ini.

Terima kasih.

Bandung, 24 Mei 2024

Tertanda,
Cherry.

Finding Werewolf!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang