What happened?

8.6K 764 73
                                    

Cassie merasakan dunia di sekelilingnya berputar dengan cepat. Tawa, tangis dan suara percakapan terdengar berputar dalam bentuk reverse. Ia tidak tahu apa yang sedang terjadi disini. Sebelumnya, ia hanya memutar sebuah benda yang ia temukan di ruangan Professor Nott.

Setelah beberapa saat, putaran di sekelilingnya berhenti. Dengan tergesa Cassie mengembalikan benda itu ke dalam laci Professor Nott dan segera pergi dari ruangan itu sebelum ada yang memergokinya. Salahkan rasa ingin tahunya yang kelewat batas.

Cassie bergegas kembali ke asramanya karena ini sudah melewati jam malam. Namun di tengah jalan, ia menabrak seseorang karena tidak melihat ke depan dengan baik.

"Kau! Sedang apa malam-malam berkeliaran?" Tanya orang itu.
Cassie menunduk, tidak berani menatap orang di depannya.

Ia yakin itu adalah Brad, si Ketua Murid yang galak! Jika tertangkap lagi, pointnya pasti sudah berkurang 100 dan ayahnya akan mengetahuinya dengan cepat.

Di sisi lain, orang itu memperhatikan gadis yang masih menunduk dengan penasaran. Gadis berambut platina keemasan itu memakai jubah dan dasi Slytherin, tapi ia tak pernah melihatnya sebelumnya.

"Kau murid Slytherin? Tingkat berapa?"

"T-tiga... Kumohon Brad, biarkan aku lolos hari ini. Jangan sampai ayahku.." Ucapan Cassie terhenti begitu ia mengangkat kepalanya.

Mata silvernya membelalak dengan mulut terbuka lebar seolah habis melihat hantu. Oh tidak, hantu tidak lebih mengerikan dari ini.

"Father?!" Teriaknya tiba-tiba.

"Demi Salazar?! Kenapa kau memanggilku father?!"

Cassie menutup matanya rapat dan menyatukan tangannya di depan dada, seperti sedang berdoa.

"Demi my great grandfather, Abraxas Malfoy, aku, Cassiopeia Jean Malfoy berjanji tidak akan melanggar aturan lagi. Semoga aku salah lihat." Racaunya tidak jelas.

Ia membuka matanya sedikit dan masih mendapati sosok itu disana, menatap tajam kearahnya. Itu benar-benar Draco Malfoy!

Cassie berteriak dan terjatuh ke belakang. "Father, kenapa kau ada di sekolahku? Kau memata-mataiku ya?"

"Dengar, aku tidak mengerti mengapa kau memanggilku father! Aku masih 18 tahun, yang benar saja!"

Cassie menjatuhkan rahangnya. Ia lalu memperhatikan penampilan ayahnya. Wajah itu tampak belasan tahun lebih muda, tidak ada kumis dan janggut tipis dan juga, menggunakan seragam Hogwarts sama sepertinya!

Apakah ia sedang bermimpi?

"T-tidak mungkin.. Bagaimana ini bisa terjadi. Ini pasti mimpi. Ouch! Sakit." Cassie lagi-lagi meracau tidak jelas. Ia mencubit pipinya sendiri sampai memerah.

"Sudahlah, siapa namamu tadi?" Draco menghentikan gadis itu lalu membantunya berdiri.

"Cassie." Jawab Cassie lirih.

"Baiklah Cassie, cepat kembali ke asramamu. Poin Slytherin akan kupotong 30." Ucap Draco lalu melanjutkan kembali patroli malamnya sebagai Ketua Murid.

Cassie masih berdiri disana seperti orang bodoh selama beberapa menit. Ia akhirnya memutuskan untuk kembali ke asrama perempuan Slytherin dengan langkah gontai.
Namun sesampainya disana, ia tidak menemukan ranjang maupun koper bertuliskan inisial namanya.

Cassie akhirnya meringkuk di sofa ruang rekreasi dengan bingung. Air matanya meleleh karena ini terasa sangat nyata!

Ia tersesat di dunia dimana tidak ada seorangpun yang ia kenal dan mengenalinya. Bahkan ia tidak yakin dirinya ada.

"Father, Mother, Cassie takut. Ingin pulang." Lirihnya sambil menyembunyikan diri di balik selimut.

Untuk malam ini, ia akan berusaha tidur. Semoga besok pagi ia terbangun dari mimpi menyeramkan ini.

.
.
.
TBC

Cassie: Where am i?Where stories live. Discover now