2. The Truth

2.1K 321 43
                                    

Senyum Loey mengembang saat membuka pintu dan menemukan Baby Son sedang menari. Dia tampak bahagia meskipun tinggal di rumah besar itu sendirian.

"Sedang apa, Sayang?" tanya Loey sambil mendorong pintu kamar Baby. Baby yang sedaritadi masih menari lantas berhenti dan berjalan mematikan lagu.

"Ayah?" panggilnya yang membuat hati Loey berdesir. "Sejak kapan ayah datang?" tanya gadis 18 tahun itu yang berjalan menuju ayahnya.

Loey Park tersenyum, "baru saja," jawabnya.

Pria jangkung itu membentangkan tangannya setelah melepas jas dan tas kerjanya. Dan Baby sontak memeluknya erat, layaknya seorang anak yang memeluk ayahnya. Tangan besarnya ia gunakan untuk mengelus Baby, seorang gadis yang sangat dia cintai.

"Ayah?"

Lagi-lagi panggilan sialan itu membuat Loey ingin melukai Baby Son. Tapi bagaimana bisa? Sementara hatinya juga pasti ikut terluka.

"Apa, Sayang?" tanyanya dengan senyuman manis serta jarinya yang masih bergerak mengelus punggung Baby.

"Bagaimana kabar Ibu?"

"Dia baik, sangat baik malah."

Baby melepaskan pelukannya. Dia mundur beberapa langkah lalu duduk di tepi ranjang. "Aku merindukan Ibu," katanya pelan. "Kapan aku bisa keluar dari sini, Ayah?"

Loey meringis. Hatinya terluka. Terluka tiap kali mendengar panggilan 'ayah' dari bibir Baby. Bukan itu yang ingin Loey dengar. Dia bak tidak terima sekali. Matanya memerah, jantungnya berdegup kencang.

Haruskah dia menghukum Baby?

"Kau tahu, kan? Perusahaan ibumu sedang berada di puncak keberhasilan. Kita semua sedang dalam bahaya karena banyak pesaing yang ingin menjatuhkan. Dan ayah takut kau bisa jadi sasaran, Baby." Loey ikut duduk di samping Baby Son. Tangannya bergerak mengelus rambut belakang si gadis.

"Tapi aku di sini sudah sejak setahun yang lalu, Ayah."

Tangan Loey terkepal. Ingin sekali rasanya dia memberi pelajaran pada bibir Baby yang tidak berhenti memanggilnya 'ayah'.

Seharusnya itu tidak salah.

Ya, jika saja Loey tidak mencintai Baby Son.

"Ini baru sebentar, Sayang. Ibumu bahkan memperkirakan ini akan berlangsung sampai beberapa tahun ke depan." Loey tersenyum. Manis sekali pada gadis di hadapannya.

"Kenapa ibu tidak pernah menjengukku?"

Loey tersentak. Bagaikan terhantam sesuatu, dia membatu. "Ibumu sibuk, makanya aku yang menjengukmu," ucapnya bak itu adalah fakta.

Baby Son tersenyum manis pada pria itu. Senyuman yang mampu membuat Loey merasa ingin melihatnya lagi dan lagi. Ini terlampau salah, Loey sadar. Tapi untuk satu alasan, dia ingin melupakan bahwa perbuatannya ini salah.

Karena seharusnya, Baby Son bukan anaknya.

"Baby?"

Baby Son menoleh. Gadis itu tidak pernah merasakan sesuatu yang aneh saat berdekatan dengan Loey. Bahkan jika dia memeluk Loey, benar-benar hanya pelukan anak pada ayahnya. Dia tidak tahu, bahwa tiap detiknya--Loey tidak pernah menganggap Baby sebagai anaknya.

Ya, karena memang bukan, seharusnya.

Loey menarik tangan kanan Baby Son untuk mendekat. Tanpa perlu mengeluarkan suara, Baby tahu bahwa Loey memintanya untuk lebih dekat lagi, hingga jarak mereka sangat dekat.

Pria yang berusia dua puluh lima tahun itu menarik rambut Baby ke atas lalu menguncirnya. Entah dari mana ikat rambut itu, tapi sekarang rambut Baby sudah terikat. Membuat lehernya tidak lagi tertutupi sehelai rambut pun.

"Kau menyayangiku, Baby Son?" tanyanya dengan suaranya yang serak dan berat.

Baby mengangguk tanpa ragu. "Tentu, Ayah."

Loey mengerang pelan. Dia benci kata terakhir. Berkali-kali dia menyuarakan, "i'm not your father!"

Di dalam hatinya tanpa berani mengeluarkannya langsung.

"Bukan itu yang ku maksud, Baby."

Baby Son mengernyitkan dahinya. Meminta penjelasan.

"Kau pasti mengerti maksudku," kata pria itu lagi. Loey menarik pinggang Baby. Satu tangannya dia gunakan untuk menarik dagu gadis itu agar menatapnya.

Baby tersentak, terlebih saat mata Loey berair. "Kenapa menangis, Ayah?"

Tidak menjawab.

Loey menyandarkan kepalanya di bahu Baby Son. Membiarkan tangan gadis itu mengelus lengannya untuk menenangkan.

"Stop calling me 'ayah', Baby Son," ucap Loey. "Aku bukan ayahmu dan kau jelas mengetahuinya."

***

Baby Son

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baby Son.

Jadi ini adalah short story. Tiap chapternya cuma 400-600 words. Dan bakal cepat selesai alias chapternya pendek.

Marijuana ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang