6. Monster

1.4K 267 21
                                    

Aroma roti yang baru keluar dari panggangan menyapa indra penciuman Baby Son. Gadis itu kemudian mengerjapkan matanya.

"Baby, ayo sarapan."

Mata Baby Son bak segar seketika saat suara berat itu terdengar. Bulunya meremang saat tangan Loey menepuk pelan pundaknya.

Baby meringis. Bagian bawahnya sangat sakit. Meski begitu, gadis itu tetap menyeret tubuhnya untuk bangun. Loey mengambil satu bantal lalu meletakkannya di belakang punggung Baby Son, menjadikannya sandaran.

"Kau lapar 'kan?"

Senyuman manis Loey serta suaranya yang lembut membuat air mata Baby menetes. Pria ini adalah pria yang sama dengan yang sudah membuatnya kesakitan tiap malam. Tapi, auranya terasa jauh berbeda.

Loey hari ini adalah Loey yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Lembut dan penuh kasih sayang.

Baby Son tidak bisa menolak suapan yang Loey berikan. Membiarkan roti panggang itu masuk ke dalam mulutnya.

"Aku beri selai kacang," ucap pria itu. "Aku ingat kau menyukainya." Pria itu terkekeh, menampilkan deretan giginya yang rapi.

Loey terlihat manis, bahkan sangat.

Dan Baby menyukai itu.

"Pasti masih sakit, ya?"

Loey menanyakan itu setelah Baby Son merintih kesakitan saat menggeser tubuhnya untuk mendekat. Gadis itu kemudian menggeleng. Bibirnya berucap, "I'm absolutely fine."

Kebohongan yang nyata.

Dan Baby mengatakannya bukan hanya untuk meyakinkan Loey, tapi juga dirinya sendiri.

"Aku akan memanggil dokter jika kau kesakitan," ucap pria itu. Lagi-lagi dengan nada suara yang lembut.

Baby Son menggelengkan kepalanya pelan. Dia menarik tangan Loey yang memegang roti panggang lalu mengarahkannya ke mulutnya. Baby kemudian menggigit roti itu, sendiri.

Di luar dugaan, gadis itu tersenyum manis dengan pipi bulatnya yang penuh dengan roti.

"Kau sangat lapar, eum?" tanya Loey ikut tersenyum. Baby mengangguk.

"Aku akan membuatkanmu setiap pagi jika kau mau."

Tawaran bagus. Dan sepertinya, Baby menyukainya. Karena kepala gadis itu langsung mengangguk dengan matanya yang berbinar.

"Thank you," lirihnya.

Gadis itu bisa sehangat ini, karena dia merasakan kehangatan juga. Sebelumnya, tiap Loey mendekat, Baby Son selalu berteriak histeris dengan tubuh yang bergetar. Tak jarang ia meraung saat sendiri karena bayangan perlakuan Loey padanya tiap malam.

"Sama-sama, Baby. Ini bukan apa-apa. Aku akan melakukan apapun, demi kita."

Loey menegaskan. Tangan kirinya mengelus rambut Baby Son.

"Selama kau bersamaku, aku akan melakukan apapun untuk melindungimu," ucapnya lagi. "No one can separate us. I'll kill who wants to do it," gumamnya sangat pelan. Baby Son bahkan tidak mendengarnya. Gadis itu sibuk dengan segelas susu yang Loey bawakan.

Sampai saat ini, gadis itu belum tahu bahwa ibunya sudah meninggal karena pria itu. Ya, Loey benar-benar totalitas dalam misinya untuk mendapatkan Baby Son.

Setelah roti panggang dan susunya habis, Loey yang tadinya duduk di tepi ranjang, berniat berdiri dan melangkahkan kakinya. Tapi langkahnya kemudian terhenti saat tangan Baby menarik pergelangan tangannya.

Loey mengerutkan keningnya sebentar sebelum mengulas senyum tipis. Dia mendekat.

"Butuh sesuatu?" tanya Loey. Jarinya ia arahkan untuk mengelus pipi gadis itu sebentar.

Baby mendekatkan wajahnya. Cukup dekat.

"Mau kemana?" tanya gadis itu. Suaranya pelan sekali, nyaris berbisik.

"Ke dapur, setelah ini aku akan bekerja."

Baby sontak menggeleng. Tangannya mengeratkan pegangannya pada pergelangan tangan Loey. "Don't go, please." Kali ini, suara gadis itu semakin memelan. Persis orang ketakutan. Matanya bahkan melirik kesana- kemari.

"Kenapa?" Loey heran sekali tapi masih setia dengan suara lembutnya. Jarinya kembali menyentuh kulit wajah gadis itu, kali ini mengelap keringat yang sudah membasahi dahi dan hidung Baby.

Baby Son kembali melirik ke berbagai arah sebelum akhirnya mendekatkan wajahnya ke telinga Loey. Lalu berbisik.

"Aku takut. Di sini ada monster yang menyakitiku setiap malam."

***

Udah mau kelar. Btw udah baca story percobaan yang baru aku post? Kalau belum, baca aja.

Marijuana ✔Where stories live. Discover now