Bab 1 - Siaran Bareng Dokter Tengil!

25.5K 3.5K 139
                                        

Dear semesta, kalau waktu boleh di putar, jangan buat aku dan dia berada dalam udara yang sama, karena setelahnya, aku pasti ketiban sial!
-Evelyn, penyiar radio terkece di Solo.
•••
Afterword
Bab 1
*****

Seperti biasa, tugas Evelyn Alenna Serafim adalah menaikan ratting Candy Radio untuk Call Program* yang sempat anjlok. Aku nggak tahu seberapa pentingnya aku, dan pesonaku, sehingga aku tidak paten berada dalam satu program. Tetapi, aku sendiri lebih nyaman di program Candy K-pop dari pada program yang lain.

Seperti sekarang ini, seharusnya aku masih bergelung nyaman di kasurku. Tetapi, demi program Candy Berbagi Sehat, aku harus rela bangun pagi-pagi demi mewawancara dokter atau tenaga kesehatan yang mumpuni di bidangnya untuk berbicara tentang pentingnya kesehatan. Entah kenapa minggu lalu pendengar setia program ini turun drastis, mungkin karena isu gantinya penyiar. Menyebalkan sekali rasanya jika prime time* harus turun, karena kami harus memutar ide kreatif supaya prime time jauh lebih banyak dari sebelumnya.

Aku berulang kali membaca Running Time* dan skenaradio*, katanya narasumber hari ini adalah dokter muda yang baru saja menyelesaikan magisternya. Umurnya 32 tahun. Lumayan tua untuk orang awam untukku. Tetapi cukup muda untuk karirnya sebagai dokter spesialis.

Aku menghela napas, mana namanya panjang banget, sejujurnya aku takut kesrimpet alias salah menyebutkan nama ketika siaran live.

Nih, lihat saja namanya, dr. Julio Arka Arsenio, M. Kes., Sp. PD. Btw, itu singkatan dari apa sih? Orang awam sepertiku mana ngerti! Tapi, kira-kira orangnya ganteng nggak ya? Denger-denger masih single, lumayan kalau aku punya kandidat calon mantu potensial buat Mama. Meskipun, selisih umurnya lima tahun sama umurku, kalau misal mumpuni, aku berani pepet hehehe.

Lagi pula, aku sudah bosan, dan aku yakin aku pasti sudah move on dari fase cinta diam-diam yang kemudian ditinggalkan. Pernah sakit, tapi tak pernah sesakit ini--eh benar, kalau aku ketemu orang itu, aku yakin, aku nggak bakal oleng lagi!

"Ev, sudah kelar baca skenaradio? Kamu bisa briefing dokter Arsen buat sesi Candy Berbagi Sehat nanti." suara Pak Irawan, kepala bagian siaran.

Aku menegakkan punggung guna duduk dengan lebih sopan ketika pria berjas putih mulai terlihat di balik pintu kaca. Sedetik setelahnya, irisku kembali membulat, begitu aku tahu, siapa pemilik jas putih itu. Dia, laki-laki menyebalkan yang akhir-akhir ini membuat hari-hariku sial.

Sepertinya, laki-laki itu juga lumayan terkejutnya sama sepertiku, tetapi dia begitu mahir menyembunyikannya, terbukti, dengan profesional dia menjabat tanganku tanpa ragu, tidak lupa dengan senyum menyebalkan.

"Selamat pagi." ia menyapa, tapi aku tahu itu hanya basa-basi agar dia terlihat sebagai dokter ramah yang bermartabat.

"Nah, tuh dokter Arsen sudah ada. Tinggal kamu briefing sama follow up aja, habis tembang kenangan, kalian bisa langsung mulai siarannya."

Ah, bagus, Pak Bos meninggalkanku dengan manusia bermuka datar ini. Mau tidak mau, aku harus bisa bertahan diri untuk satu jam kedepan bersama dia.

"Ah, dokter Arsen?"

Dia hanya mengangguk sekilas. Sedang aku merasa emosiku sudah mencapai ubun-ubun. Dia ini memang sengaja lempeng untuk memancing emosiku ya?

AfterwordDonde viven las historias. Descúbrelo ahora