00 Prolog

41 0 0
                                    


Senja mulai terlihat menggantikan suasa hari ini. Langit menjadi warna oranye dan hari mulai semakin gelap. Di senja ini, kita tetap terus berjalan, dan di senja ini juga, kita tetap terus berjuang. Tujuan kita untuk saat ini dalam satu arah. Kita terlanjur menjalankan, dan kita jugalah yang akan menyelesaaikannya. Semakin kita melangkah, semakin hari mulai berganti menjadi kegelapan. Pemimpin pasukan kita menyarankan untuk menghentikan perjalanan hari ini dan melanjutkannya esok hari.

"Kita akan bermalam di sini. Dan kita akan melanjutkannya esok hari. Kota Kurusha tidak jauh dari sini." Ujar pemimpin kita.

Misi yang kita jalankan kali ini tidaklah mudah. Pasalnya, kita harus menangkap dan membawa raja dari kota Kurusha. Terdengar sangat ekstrim, tapi kami akan mengusahakan agar tidak ada jatuhnya korban.

"Mengingat kita hanya berempat di sini, melewati penjagaan kota tidaklah susah. Sebelum misi ini kita jalankan, kita sudah mendapatkan identitas palsu. Dengan kartu ini, kita bisa menyamar dan masuk ke kota tanpa ada kendala." Tambah pemimpin.

Aku melihat kartu yang diberikan oleh pemimpin kita. Tertulis nama yang bisa dipanggil dengan Valun. Ya, untuk saat ini aku akan menjadi Valun untuk bisa memasuki Kurusha. Kita akhirnya bermalam dengan alat seaadanya.

Keesokan harinya kita berangkat melanjutkan misi kita. Kita meninggalkan barang – barang yang tak akan digunakan nanti. Benar apa yang dikatakan oleh pemimpin, tidak butuh waktu yang lama, terlihatlah kota Kurusha. Kota yang terlihat gersang ini memiliki rajanya sendiri. Tapi sayangnya, hari ini kita akan menculiknya.

Sesaat tiba di depan gerbang kota, penjaga menghentikan langkah kami.

"Kalian pikir kalian bisa masuk begitu saja ? Tunjukkan identitas kalian!" Kata penjaga.

Satu persatu dari kita memberikan identitas palsu yang sudah kita dapatkan kemarin.

"Jadi, apa tujuanmu datang kemari, Camrae ?" Tanya penjaga.

"Kita kemari untuk mencari tempat tinggal yang lebih layak. Aku dan teman – temanku ini bisa mencari pekerjaan di sekitar kota untuk mendapatkan tempat tinggal." Jawab pemimpin kita.

Nama palsunya Camrae. Dia yang bertanggung jawab atas misi yang kita jalanin ini.

"Baiklah tuan Camrae. Semoga kalian bisa menemukan apa yang kalian cari disini." Kata penjaga tersebut, sambil mengembalikan identitas palsu kita.

"Aku harap juga begitu." Terlihat Camrae sedikit tersenyum.

Tidaklah susah jika kita memasuki suatu kota asal adanya kartu identitas, meskipun kartu identitas tersebut belum tentu asli. Setelah melewati penjaga kita berjalan memasuki kota Kurusha. Dengan kerasnya Camrae mengatakan rencana kita.

"Andite, Kamysa, dan Valun. Kalian carilah Raja Kurusha dan culiklah dia. Selagi itu, aku akan menyelesaikan masalah yang lain. Dari sekarang, lari !!!!" Teriak Camrae.

Seketika Camrae berlari ke arah dalam kota. Penjaga yang mendengarkan suara Camrae sontak langsung mengejar kita.

"Tangkap mereka !!!"

"Kita harus juga pergi sekarang!" Kata Andite, nama palsu yang digunakan oleh ninja teman seperjuanganku.

Kita juga berlari ke arah dalam kota untuk menuju tempat raja. Apa daya kita yang hanya bertiga, kita tidak begitu lama sudah terkepung. Para penjaga kota telah mengelilingi kita bertiga.

"Hey, Valun. Apakah kau bisa menggunakan sihir telepotmu menuju arah kunaiku?" Tanya Andite.

"Kau lemparkan saja kemana kunaimu itu. Aku akan menempelkan teleport di kunai tersebut." Jawabku.

"Kalau begitu sekarang bersiaplah."

Penjaga semakin mendekat, tetapi Andite bergerak lebih cepat dia melemparkan kunainya ke arah atas. Kunai tersebut menancap di dinding satu bangunan yang menyerupai kastil.

"Connect, Teleport!" Seketika, kita berpindah tempat dimana kunai tersebut tertancap.

Dari atas sini, kita bisa melihat para penjaga kebingungan mencari keberadaan kita. Meskipun kita berhasil lolos, kita tetap terus mencari Raja Kurusha. Andite tidak asal – asalan melemparkan kunaina. Pasalnya, bangunan yang ada di belakang tampak seperti kastil tempat dimana raja tinggal. Kamysa mengintip dari jendala dan melihat Raja Kurusha. Namun tidak semudah itu. Terdapat penjaga yang menjaga di ruangan raja.

"Kita akan masuk dari jendela. Aku bisa membuat semua orang untuk tertidur dan tak sadarkan diri." Usul dariku.

Tanpa pikir panjang, Andite memecahkan kaca dan meloncat diikuti oleh diriku dan Kamysa.

"Magic, Sleep!!" Satu persatu penjaga dan Raja Kusha yang berada diruangan tersebut tertidur.

"Gunakan teleportasimu untuk pergi ke luar."

"Connect, Teleport!!!!"

Cahaya putih menyilaukan bersamaan dengan terjadinya sihir teleport. Perlahan aku membuka mata dan aku berhasil membawa kita dan Raja Kurusha ke tempat dimana kita bermalam kemarin. Selagi menunggu Camrae kembali, kita harus membungkam mulut Raja Kurusha agar tidak bisa berteriak meminta tolong.

Sekitar satu jam menunggu, Kamysa melihat Carmae berlari ke arah kita. Dia berlari dengan tangan kanan penuh dengan darah.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa tanganmu banyak sekali darah ?" Tanya diriku.

"Kau tak perlu tahu. Yang terpenting, apa inikah Raja Kurusha itu?" Tanya Carmae.

"Ya, dia adal–" belum Kamysa menyelesaikan kalimatnya, Camrae tiba – tiba memotong leher Raja Kurusha.

"Kita tidak punya waktu. Cepat kita menjauh dari Kurusha." Perintah Camrae.

Aku yang melihat kejadian tersebut sontak kaget, kenapa dia dengan mudah membunuhnya.

"Misi kita hanyalah membawa pergi Raja Kurusha! Bukan untuk membunuhnya!" Teriak olehku.

"Disini aku yang memberi perintah, jadi sekarang cepa–" Anak panah menusuk Camrae. "Cepat, pergi."

Anak panah tersebut datangnya dari Kurusha. Melihat ini semua Andite dan Kamysa bergerak untuk pergi. Mereka mengikuti perintah Camrae dan meninggalkannya begitu saja. Tak begitu lama, aku juga memutuskan untuk mengejar mereka. Bertiga, kita meninggalkan Camrae dan Raja Kurusha yang baru saja meninggal." 

CrystallizationWhere stories live. Discover now