I

19 9 2
                                    

Alangkah baiknya kita tak hanya bertukar fikiran. Tapi juga rasa sakit. Agar kamu merasakan bagaimana rumitnya aku.

**********

Suasana mendung di sekolah hari ini. Membuat para siswa mana saja malas dengan kegiatan sekolah. Apalagi dengan kondisi badan yang memang sedang lelah. Ara misalnya.

"Han lo berangkat sendiri ya,gue masih lemes buat nyetir" Terdengar arahan Ara dari seberang sana.

"Iya iya dari kemaren jg udah biasa sendiri" ulas Haneul.



















Sampai di sekolah. Ara yg memang tidak mengendarai motor pastinya akan berjalan sendiri dari arah gerbang. Melihat itu,seorang pria menghentikan motornya sebelum tepat berada di depan gerbang.

"Eh Kim,nih ambil. Bawa motor gue ke parkiran!" Titah pria itu.

Dan setelahnya,ia berlari menuju Ara. Berusaha menyamai langkahnya. Menatapnya lembut dari arah samping. Tidak ketinggalan pula,ia ulas senyum tipisnya. Tidak akan ada yg lihat senyuman itu.

Ara mulai menyadari langkah demi langkah yg terus berusaha menyamainya. Ia lirik sepatu yg terus berjalan seiringan dengannya. Ia kenal betul sepasang sepatu itu.

Milik Soo.

Matanya terus saja membulat tidak percaya. Ini bukan mimpi berjalan kan?.

Koridor serasa surga untuknya. Mendung pagi mulai hilang perlahan. Jantungnya mulai sanggup berlari. Lemas dibadannya terbang dibawa seseorang yg ada disampingnya.

"Ra!"
Ganjal memang kondisi ini. Belum pernah Soo berani menyatukan tangannya dengan tangan orang lain.

Kali ini lo nggak akan jadi orang lain lagi buat gue,Ra.

Jangan tanyakan Ara. Jantungnya entah kemana sekarang. Terlihat jelas di air muka nya,rasa gugup. "Iya,kenapa?" Jawab Ara.

"Bolehkan?" Lanjut Soo lagi dengan keberaniannya yg sudah ia putuskan sejak tadi malam. "Apanya yg boleh?" Jelas sekali Ara bingung. "Ini!" Soo angkat tangannya yg sedang menggenggam tangan Ara.

"I-iya boleh" Perlahan ia ulas senyum bahagia. Mendengar jawaban Ara,Soo hanya makin mengeratkan genggaman nya.

Tidak ada cakap diantara mereka. Hanya jari-jari tangan yg saling mengeratkan satu sama lain. Ara pun masih belum tau jelas,bagaimana bisa Soo bersikap berbeda kepadanya. Yg penting baginya sekarang ialah, genggaman ini.

"Yaudah masuk sana!" Titah Soo.

"Em,makasih Soo"

"Lanjut ntar aja!"

Soo langsung melesat pergi ke kelasnya. Meninggalkan Ara yg memang sangat sangat bingung. "Lanjut ntar aja!" Ucap ulang Ara sambil meresapi kata demi kata.

"Omo,berarti ntar gue ketemu lagi dong" Girang Ara saat menyadari kalimat Soo tadi.

"Cieeeee,jadi gimana? Ntar gue ke kantin gratis dong?" Ledek Hye dari belakang Ara. "Apaan si. Pan emang ke kantin gratis Hye"

"Yaelah bayarin maksudnya"

"Bayar ndiri ah,lagian belom jelas"

"Hooo kalo udah jelas boleh lah gue juga?" Tambah Echa dari sebelah kursi Hye.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 19, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Love In OrganizationWhere stories live. Discover now