Love in The Air : 7

4.7K 456 39
                                    

Lampu-lampu kecil yang menghias di atas tanaman dari halaman samping kediaman Irene menyala bergemerlapan seakan-akan seperti bintang di langit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lampu-lampu kecil yang menghias di atas tanaman dari halaman samping kediaman Irene menyala bergemerlapan seakan-akan seperti bintang di langit.

Suara televisi yang tadinya memecah keheningan, seakan memudar lambat laun seiring berjalannya waktu.

Irene tak pernah menduganya. Tak pernah menyadarinya. Saat ia telah memejamkan kedua matanya dan membiarkan bibirnya dijelajahi oleh bibir tipis Seulgi. Ia tak pernah membayangkan ini akan terjadi pada dirinya meski sudah tercipta banyak fantasi tentang Seulgi di kepalanya.

Ciuman dan lumatan itu terasa sangat lembut. Irene merasa terbuai oleh sentuhan Seulgi yang latif. Hisapan-hisapan lembut yang terjalin antara bibir tipis yang basah, hingga Irene merasakan sesuatu dalam dadanya meledak saat Seulgi memasukkan lidahnya dan membawa ciuman lembut mereka ke sesi yang lebih intim.

Irene kehilangan kesadarannya. Ia mengerang, dan tangannya yang dipegangi Seulgi mendadak bergerak gusar ingin menyentuh sesuatu.

Dadanya naik turun, seolah-olah ada perasaan menginginkan sesuatu lebih dari ini. Irene beranjak, bukan untuk berdiri di atas kakinya tetapi justru mendekap Seulgi erat-erat saat bibirnya masih dibelit penuh nafsu.

Irene mendesah saat tautan bibir mereka terlepas, dan Seulgi kembali menyatukan kening mereka.

"Nona Bae, bisakah kita-"

"Ya." Irene mengangguk sangat cepat saat ia melihat wajah Seulgi yang terlihat sangat menginginkannya, bahkan suara pilot itu terdengar sangat berat.

Dalam hidupnya, Irene tidak pernah menerima permintaan semacam ini. Dan ia tak tau pasti apa yang sebenarnya Seulgi inginkan darinya malam ini. Tetapi gadis itu hanya mengikuti nalurinya untuk menerima apapun yang Seulgi lakukan atas dirinya.

Irene memejamkan matanya saat tiba-tiba saja rasa geli dan dingin menjalar di lehernya, lidah Seulgi bergerak di sana dan hisapan kuat mulai ia rasakan.

Ini adalah pertama kali Irene dicumbu dengan sangat bergairah oleh seseorang. Bahkan pacarnya sendiri dulu tak pernah membuatnya merasa seperti ini.

Kabut nafsu menutupi akal sehat keduanya saat itu. Irene sudah duduk di atas pangkuan Seulgi dan yang terjadi di detik berikutnya adalah ciuman panas yang Irene mulai. Kali ini lebih penuh semangat karena tangan mereka mulai bergerak ke titik-titik sensitif masing-masing.

Irene meremas rambut gelap Seulgi yang tergerai. Ia merintih dalam ciuman saat tangan Seulgi meraup belahan pantatnya. Sentuhan tangan itu membuat Irene merasa sangat sensitif.

"Nona Bae." panggil Seulgi dengan suara seraknya yang tak bisa lagi membendung nafsu.

Seulgi merasakan manis yang sangat luar biasa pada diri Irene. Tangannya telah menyingkap piyama bermodel one piece yang dengan sialannya bisa mempermudahnya untuk menelanjangi Irene dalam waktu singkat.

Love in The AirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang