Pada hari itu Wonwoo yang notabennya hanya Siswa biasa SMK Tarung Jaya memasuki Sekolah dengan tenang. Langit padahal belum juga menunjukkan cahaya.
Namun, Aditama Wonwoo sudah datang jam 4 subuh setelah Ibadah. Tidak lupa makan dan juga salim pada Orang tua selalu ia lakukan sebelum meninggalkan rumah. Sebenarnya Wonwoo sudah ingin pensiun rajin datang jam 4 subuh. Wonwoo bosan bangun pagi karena saat SMP Wonwoo melakukannya. Tetapi, ia harus melakukan satu kali lagi karena suatu hal.
Wonwoo telah tiba dan berjalan masuk ke dalam gerbang sekolah setelah memarkirkan motor bebek miliknya.
"Eh Mas, kok jam segini sudah di Sekolah?" Ucap seorang penjaga sekolah berbadan tambun menyapa Wonwoo yang sudah duduk santai di depan kelasnya.
"Saya memang suka dateng jam segini, Pak. Biar nggak telat." Bapak bernama panjang Shindong Siahaan agak kaget memang dengan kelakuan Wonwoo yang ajaib bin aneh ini.
"Sini, Pak. Adit bantuin!"
Pak Shindong awalnya menolak. Hanya saja Wonwoo kekeuh untuk membantu. Belum juga waktu masuk Sekolah dia sudah datang bahkan membantu pak Shindong yang terkadang lelah menyapu halaman Sekolah.
"Makasih loh, Mas ganteng, saya jadi ringan kerjaannya." Wonwoo tersenyum dan memegang pundak Pak Shindong,
"Panggil saya Adit aja Pak atau nggak Wonwoo, saya Murid baru di sini, Pak. Angkatan 2018, Hehe."
"Oh, Mas Adit. Okedeh. Makasih ya Mas. Udah mau bantu saya."
Pak Shindong berterimakasih, karena selama 30 menit Wonwoo banyak membantu dirinya. Dimulai dari menyapu halaman, mengepel kelas dan mengelap meja. Wonwoo bilang dia suka melakukan kegiatan ini sejak SMP. Sebenarnya Shindong sudah melarangnya untuk membantu, tetapi tidak didengar oleh Wonwoo yang sangat baik hati ini.
"Lain kali saya akan bantu bapak lagi ya," Shindong menggeleng, "Aduh nggak usah Mas Adit, saya nanti malah jadi makan gaji buta. Sekali ini aja ya ... Mas Adit bantu, jangan lagi."
"Nggak apa-apa Pak. Saya suka bebersih, Punten Pak saya ke kelas dulu ya. Sepertinya sudah ada yang masuk ke sana."
Setelah aksi membantu Pak Shindong, Wonwoo masuk ke dalam kelasnya. Untuk bertemu teman yang pernah satu sekolah dengannya saat SMP dulu. Sekaligus mengincar bangku yang berada di posisi terbaik. Biasalah ... naluri anak ambisius. Sebagai Mahluk paling rajin, Wonwoo tentu saja tidak mau kalah dan harus di bangku ter depan.
