S-39

4K 501 186
                                    

Gak penting.  Cuma iseng.

..


Brug

Kiyoon berhasil meletakkan tasnya. Dia baru saja tiba di cafe tempatnya bekerja. Seorang gadis langsung menghampirinya.

"Kiyoon?"

"Hmm?"

"Tadi malam ada yang mencarimu"

Kiyoon mengernyitkan dahinya. "Mencariku? Siapa?"

"Seorang pria. Yang jelas dia lebih tampan darimu"

"Sialan! Siapa pria yang lebih tampan dariku?"

"Wowowo... Jadi kau merasa tampan?"

"Jadi, siapa yang mencariku?"

"Ayahmu, mungkin?" Desisnya pelan.

"A-ayahku?"

Seketika wajah Kiyoon langsung tegang. Tatapannya benar-benar tajam seolah mengintimidasi gadis di depannya.

"K-kenapa? A-ada yang salah?"

"Siapa namanya?"

"Aku tidak tanya. Tapi, wajahnya mirip denganmu"

Jari-jarinya langsung mengepal. Mulutnya bergumam pelan. "Ayah?"

"Jadi-"

"JANG KIYOON, KIM HYUNJIN. CEPAT BEKERJA!" Seru seniornya.





Sepanjang bekerja Kiyoon tidak fokus. Pikirannya benar buyar. Dia hanya berdiri melamun di meja kasir. Bagaimana mungkin ayahnya bisa ada di kota ini? Bagaimana jika ayah dan ibunya saling bertemu?

"Kakak, apa kau bertemu dengan seseorang?"

"Kihoon?"

Apa itu yang di maksud Kihoon semalam?

"Kiyoon! Layani meja nomor 7" Perintah salah satu temannya.

Ssrkk!

Kiyoon justru meraih tasnya. Mengabaikan perintah yang di tujukan padanya.

"KIYOON KAU MAU KEMANA?!"

Tidak peduli. Kiyoon terus berlari. Entah kemana tujuannya. Menemui sang adik atau menemui ibunya.

..


Hari ini, Yoongi di minta ke kantor pusat. Namun, lajunya terhenti kala melewati jalan di mana dia menemukan istrinya.

Dari kejauhan, hanya dari kejauhan dia bisa melihat istrinya. Itupun harus terhalang daun-daun stroberi yang ada di sekitarnya.

Pakaian seadanya, memakai topi layaknya petani. Ah, ya. Kini dia memang hanya seorang petani. Hanya rasa sesak yang Yoongi rasakan setiap kali melihatnya.

"Kupastikan aku akan menjemput kalian" Gumamnya sebelum kembali melajukan mobilnya.

Rae Na memutar kepalanya. Merasa ada yang mengawasinya. Hatinya berdenyut nyeri. Satu nama langsung terlintas di otaknya.

"Min Yoongi?"


.

"Min Yoongi?"

Yoongi tersentak. Seolah ada yang memanggilnya. Dia menengok kanan-kiri. Nihil, tidak ada siapa-siapa.

Ah, ya. Tentu saja. Dia mengemudi sendiri di dalam mobil. Jadi, mana mungkin ada yang memanggilnya?

Namun, hatinya tak bisa menampik. Jika dia merasa Min Rae Na, istrinya tengah memanggilnya. Entahlah, Yoongi merasa istri-,

Astaga! mantan,

Istri, Bagi Min Yoongi, Jang Rae Na masih istrinya. Masih Min Rae Na-nya.

..

"Ibu!"

"Kiyoon?"

Kaget Rae Na melihat anaknya datang dengan terengah-engah.

"Ibu baik-baik saja?"

"Ada apa denganmu? Memang ibu kenapa? Seperti akan di bunuh saja"

"Bu-bukan begitu. Aku hanya-"

"Ada apa kau kesini? Bukankah harusnya kau bekerja?"

"Ibu bertemu seseorang?"

"Tentu saja. Bibi-bibi di sini juga orang"

"Bukan itu. Tapi-" Kiyoon menjeda ucapannya. "Ayah" gumamnya pelan.

"Siapa?"

"Tidak"

"Kiyoon?" Rae Na menekan nada bicaranya, mencari kepastian.

"A-ayah. Ayah ada di sini. Dan mungkin saja Kihoon sudah bertemu dengannya"

Rae Na diam. Meremat ujung pakaian yang di kenakannya. Jadi, apa yang dia rasakan baru saja?







..

Hari sudah gelap. Yoongi pun sudah sampai di kantornya beberapa jam lalu. Kini saatnya dia pulang dan istirahat.

"Kau pulang?"

Senang Irene yang melihat sang suami membuka pintu utama.

Wanita itu langsung menggelayut di lengannya. "Kau memang penuh kejutan. Kau baru saja membentakku. Ternyata sekarang kau pulang"

Namun, dengan sigap Yoongi menarik tangannya. "Aku pulang bukan untukmu"

"Apa?! A-apa maksudmu?!"

Tanpa menjawab, Yoongi masuk ke ruang kerja. Mengambil berkas yang sangat penting baginya. Berkas yang seharusnya dia bawa. Bukannya di tinggal begitu saja.

"Untuk apa kau mengambil itu? Ingin kau serahkan ke-"

"Tidak. Aku tidak akan menyerahkan pada siapapun"

"Yoongi! Sebenarnya apa maumu?!" Jengah Irene. "Lalu bagaimana denganku? Bagaimana dengan hubungan kita? Kapan kau akan meresmikannya?"













"Kita akhiri saja. Aku akan kembali pada istriku"










Bersambung--

Hee.. Seharusnya dua part ini gak ada. Tapi demi memperlambat alur ya ku buat. Katanya biar panjang. Hehehe...

Part depan nangis ah.

Aminin aja

Lavyu

Ryeozka

SEESAW / ENDWhere stories live. Discover now