PROLOG

22 5 0
                                    

   [ MAISHA POV ]

Dimalam yang dingin ini, aku membereskan buku yang sudah aku pilih masuk kedalam tas ku. Hari ini, aku pergi ke Caffe Blesto untuk kelompok belajar. Caffe ini cukup dekat dengan rumah ku. Aku membuka pintu Caffe. Terlihatlah lima orang sedang berkumpul. Husein, Revan, Alvin, Alaqua, dan Adriana.

"Isha! Sini," Panggil Alvin.

"Iya, bentar." Aku berjalan menghampiri mereka.

Mereka tersenyum kepada ku. Kecuali, Husein. Memang, Husein gak pernah bisa senyum. Pikirannya hanya belajar dan belajar. Huh, membosankan.

"Pertama matematika. Pelajaran yang tadi diterangin Bu Fenza kalian udah pada paham semua? Kalau belum, kita pelajari lagi," Ucap Husein.

"Gue udah," Ucap ku, Adriana, Alaqua, Revan, dan Alvin bebarengan.

"Kalo emang udah, apa lo semua bisa ngerjain ini?" Husein menunjukan selembar kertas yang penuh dengan angka.

"Pusing gue liatnya." Keluh Alvin.

aku hanya menatap selembar kertas penuh angka itu. Jika dilihat, hanya penuh angka yang membuat pusing saja. Aku hanya berfikir, apa Husein tidak lelah mengerjakan semua soal - soal ini. Otaknya terbuat dari apa sih? Bahkan aku gak pernah bicara ke anak itu sama sekali. Kecuali waktu kelompok belajar. Cowo aneh. Dingin, irit ngomong tapi pinter banget. Ganteng sih. Cuma gue gak suka.


*tunggu bab selanjutnya ya. Fionna Azalia:)*

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 08, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

CALLISTHEPUS  |  Fionna AzaliaWhere stories live. Discover now