Chapter 3

1.1K 80 0
                                    

Bambam dan Yugyeom masih setia menunggu Mark yang sedang ditangani oleh para dokter di dalam sana. Sudah hampir tiga jam dokter yang menangani Mark belum keluar juga, itu membuat mereka semakin mengkhawatirkan keadaan Mark.

Cklek....

Suara pintu terbuka,membuat Yugyeom dan Bambam beranjak bangun dari kursinya, kemudian menghampiri dokter yang baru keluar.

"Uisa, bagaimana keadaan Mark?" tanya Bambam tidak sabaran.

"Kondisi Mark ssi sangat lemah" jawab sang uisa.

"Ya Tuhan, terus bagimana sekarang uisa?"

"Untuk sementara ini, biarkan Mark ssi dirawat disini dulu untuk beberapa hari. Kami akan terus memantau kondisinya, bila keadaan Mark ssi cepat membaik, mungkin tiga hari lagi dia bisa pulang".

"Sebenarnya Mark kenapa dok? Apa yang tejadi padanya, sampai-sampai dia memuntahkan darah tadi?" tanya Yugyeom.

"Alergi Mark ssi kambuh" jawab sang uisa dengan tenang.

"Apa....? Kenapa bisa separah ini, uisa. Kalau hanya alerginya yang kambuh. Biasanya Mark hanya akan gatal-gatal saja".

"Gatal-gatal itu reaksi alergi yang masih ringan, sedangkan alergi Mark ssi sudah masuk dalam kategori yang berat. Maka dari itu Mark ssi bisa sampai seperti ini saat alerginya kambuh".

"Ya Tuhan, apalagi ini" ucap Bambam sedih.

"Tenanglah Bam, Uisa sudah melakukan yang terbaik untuk menolong dongsaeng kita. Sebaiknya kita berdoa saja untuk kesembuhannya" Yugyeom menenangkan Bambam yang sedang kalut memikirkan kondisi Mark.

"Baiklah, kalau tidak ada yang ditanyakan lagi saya permisi dulu" pamit sang uisa.

"Kamsahamnida uisa" ucap Yugyeom dan Bambam sambil membungkuk.

Setelah kepergian sang uisa, Bambam dan Yugyeom segera menemui Mark yang sudah dipindahkan ke ruang rawat.

Cklek....

Yugyeom dan Bambam masuk ke ruang rawat dongsaengnya. Disana, dongsaeng mereka sedang terbaring lemah di atas ranjang pesakitan, dengan alat-alat medis yang menempel ditubuhnya. Bambam kemudian duduk disamping ranjang Mark, dia mengenggam tangan Mark dengan sangat lembut. Dia takut, kalau menggenggamnya terlalu keras Mark akan kesakitan.

"Bangunlah saeng..." lirih Bambam.

"......"

"Hyung mohon, kau harus segera membuka matamu. Hyung akan melakukan apapun yang kau pinta, asalkan kau mau membuka matamu".

"......"

"Tenanglah Bam, Mark pasti akan segera bangun. Mungkin sekarang dia sedang kelelahan" ucap Yugyeom mencoba menenangkan Bambam.

"Kenapa ini harus terjadi pada dongsaeng kita Gyeom? Kenapa aku bodoh sekali tadi? Seandainya saja tadi aku mengecek makanan Mark dahulu, mungkin Mark tidak akan seperti ini" jawab Bambam menyalahkan dirinya sendiri.

"Ini bukan salahmu Bam, kita juga tidak tahu kalau ada udang di cream soup tadi. Jadi berhentilah menyalahkan dirimu sendiri. Mark pasti tidak akan suka mendengar mu menyalahkan dirimu sendiri, seperti ini".

"Arraso Bam. Kalau begitu kau jaga Mark dahulu, aku mau menghubungi Jaebum hyung" ucap Bambam sambil keluar ruang rawat Mark untuk menelepon Jaebum.

Setelah kepergian Bambam, Yugyeom menggantikan posisi Bambam disamping Mark. Dia merapikan selimut Mark, kemudian mencium kening Mark dengan sangat lembut.

Happy FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang