Chapter 21

721 55 8
                                    


Hari masih sangat pagi, namun keramaian sudah terlihat di mansion Tuan. Sang nyonya besar Tuan terlihat sedang sibuk di dapur. Dengan bantuan Jung ahjumma Kibum membuat sarapan untuk semua anggota keluarganya.

Setelah selesai dengan acara memasaknya, Kibum menyuruh Jung ahjumma untuk membawa makanan yang sudah matang untuk ditata dimeja makan. Sedangkan dirinya pergi ke lantai dua untuk membangunkan kedua cucunya.

Sesampainya di lantai dua Kibum membuka pintu kamar yang ada di sebelah tangga, kamar cucu sulungnya.

Cklek....

Kibum membuka pintu kamar Jaebum, lalu pergi ke arah jendela dan membuka gorden agar sinar mentari dapat masuk ke kamar. Setelah menyelesaikan pekerjaan, dia berjalan ke arah ranjang Jaebum yang mana cucunya itu masih tertidur dengan nyenyak nya tanpa terganggu dengan sinar mentari yang masuk ke kamarnya.

"Jae... Bangun sayang!" ucap Kibum sambil mengguncang pelan tubuh Kibum. Dia tau kalau cucunya itu orang yang sensitif.

"Eung......." lenguh Jaebum, lalu membuka kedua matanya. Dia melihat Kibum ada didepannya.

"Pagi cucu halmonie" ucap kibum lalu mencium kening Jaebum.

"Pagi juga halmonie,,, kenapa halmonie ada disini?".

"Halmonie hanya ingin membangunkanmu, sudah sangat lama halmonie tidak melakukan ini padamu".

"Ne halmonie, kalau begitu aku mandi dulu" kata Jaebum lalu beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi yang ada dikamarnya.

Setelah melihat cucunya masuk ke kamar mandi, Kibum mulai merapikan tempat tidur Jaebum, meletakkan baju kotor diranjang baju kotor.

"Jangan mandi lama-lama Jae! Halmonie keluar dulu untuk membangunkan dongsaengmu" ucap Kibum.

"Ne halmonie" jawab Jaebum dari kamar mandi.

Setelah mendengar jawaban dari Jaebum, Kibum segera keluar menuju kamar cucu bungsunya yang berada disamping kamar Jaebum.

Cklek....

Dia membuka pintu kamar Mark dengan sangat pelan, dia tidak ingin mengejutkan cucu bungsunya bila dia membuka pintu terlalu keras. Kibum tau kalau cucu bungsunya itu memiliki keadaan yang berbeda dengan cucu sulungnya, namun walaupun begitu dia tetap menyayangi semua cucunya sama besarnya.

Kibum berjalan ke arah ranjang Mark,  yang sebelumnya telah membuka gorden kamar Mark. Dia melihat cucunya itu masih bergelung dengan nyaman di balik selimut tebalnya. Kibum tersenyum melihat wajah polos cucunya. Betapa bahagianya dia melihat lagi wajah cucunya setelah sekian lama dia menetap di Amerika.

Kibum mengelus pelan pipi Mark, sambil mencoba membangunkan cucu bungsunya itu. Walaupun sesungguhnya dia tidak tega untu membangunkan Mark, tapi dia harus tetap melakukannya. Biarlah nanti cucunya itu tidur lagi setelah sarapan dan minum obatnya. Kibum tidak ingin melihat cucunya sakit.

"Mark,,,,,, bangun sayang!" ucap Kibum mencoba membangunkan Mark.

Merasa tidak ada pergerakan dari cucunya, Kibum mencoba sekali lagi kali ini dia mencoba membangunkan Mark disertai cubitan kecil di hidung bangir cucunya.

"Ayo bangun, Markeu sayang!" Kata Kibum lagi yang nampaknya usahanya berhasil kali ini.

"Eungh...." lenguh Mark lalu membuka kedua matanya.

"Selamat pagi sayang" ucap Kibum sambil tersenyum manis.

"Pagi juga halmonie" jawab Mark membalas sapaan dari neneknya. "Kenapa halmonie ada di kamar Mark pagi-pagi begini? " tambahnya.

Happy FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang