chapter 16

722 59 7
                                    

"Mark ssi dia..."

"Mark kenapa uisa? Cepat katakan! Ada apa dengan dongsaeng ku" ucap Jaebum tidak sabar.

"Jae tenanglah dulu, biarkan uisa menjelaskanya"

"Begini tuan-tuan, keadaan Mark saat ini sangat lemah. Saya sudah memberikan obat penenang agar dia bisa istirahat dengan tanang. Saya tidak berani memberi obat lain kepada Mark ssi".

"Lalu kenapa dongsaeng ku bisa sampai memuntahkan darah saat batuk tadi?"

"Saya belum bisa memastikan apa yang sebenarnya terjadi pada Mark ssi, namun saya merasa ada masalah dengan paru-paru Mark ssi. Mungkin sebaiknya Mark ssi harus menjalani pemeriksaan secara menyeluruh" jelas sang uisa.

Sehun dan Jaebum terdiam mendengar penjelasan sang uisa. Kenapa ucapannya sama seperti yang Suho ucapkan tadi malam, pikir mereka.

"Kalau tidak ada yang ditanyakan lagi, saya pergi dulu" ucap sang uisa membuyarkan lamunan Sehun dan Jaebum.

"Ne uisa. Kamsahamnida" kata Sehun sambil membungkuk pada sang uisa.

Setelah sang uisa yang memeriksa Mark pergi, Jaebum langsung duduk disamping ranjang dongsaengnya.

Dia menggenggam tangan Mark yang terasa dingin dalam genggaman nya. Jaebum memperhatikan wajah dongsaengnya, wajah yang beberapa saat lalu menujukkan raut penuh kesakitan, kini terganti dengan wajah damai Mark yang sedang tertidur.

Walaupun wajahnya masih pucat, namun sudah tidak sepucat tadi. Nafas dongsaengnya juga sudah mulai teratur tidak sesak seperti tadi.

"Kau harus sembuh saeng, hyung akan melakukan apapun untukmu" lirih Jaebum sambil mengelus pelan wajah Mark yang tertutup masker oksigen.

Waktu sudah menunjukkan pukul tiga dini hari, namun Jaebum tidak bisa tidur lagi. Dia takut Mark akan kesakitan lagi nanti. Sementara Sehun sudah kembali tertidur.

Jarum jam terus berputar, jam dinding pun sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Selama empat jam Jaebum terus terjaga. Dia masih tetap duduk ditempatnya, bahkan untuk ke kamr mandi saja dia enggan untuk melakukannya.

"Kau sudah bangun Jae?" tanya Sehun yang baru bangun.

"Aku sudah bangun daritadi samchon" balas Jaebum tanpa mengalihkan pandangannya dari Mark yang masih setia menutup matanya.

"Jangan bilang kalau kau tidak tidur semalaman".

"Aku tidak bisa tidur lagi samchon, aku takut nanti Mark kesakitan lagi saat aku tertidur".

Sehun menghela nafas mendengar jawaban Jaebum. Dia mengerti akan kecemasan keponakannya itu. Tapi, bila Jaebum terus begini, tidak menutup kemungkinan dia akan jatuh sakit nantinya. Sehun tidak ingin sampai itu terjadi. Sudah cukup keponakan bungsunya saja yang sakit, jangan sampai keponakan sulungnya juga ikutan sakit.

"Kau jangan begini Jae, kau juga butuh istirahat. Samchon tidak ingin kau juga jatuh sakit nantinya".

"Aku tidak apa-apa samchon. Aku hanya ingin menemani Mark" jawab Jaebum.

Sehun mendengus mendengar penolakan Jaebum. Kenapa semua keponakan nya mempunyai sifat yang sama dengan hyungnya, yaitu keras kepala. Kenapa tidak ada satu pun dari mereka yang menuruni sifat kakak iparnya.

"Pulanglah sebentar Jae, biar samchon yang menjaga Mark. Kau bisa istirahat sebentar dirumah".

"Aku tidak mau samchon" tolak Jaebum.

"Samchon tidak menerima penolakan, pulang sekarang atau kau tidak boleh menemani Mark lagi" ancam Sehun.

"Baiklah samchon, aku akan pulang dulu. Nanti aku akan kembali kesini lagi" ucap Jaebum.

Happy FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang