Chapter 4

312 26 4
                                    

Bianca pun sudah berada di depan kamar mandinya, ruangan yang sangat dingin itu menembus permukaan kulitnya, spontan bianca menggesekkan kedua telapak tangannya agar menjadi hangat.

Bianca pun sudah berada di depan kamar mandinya, ruangan yang sangat dingin itu menembus permukaan kulitnya, spontan bianca menggesekkan kedua telapak tangannya agar menjadi hangat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Setengah jam berada di kamar mandi bianca langsung keluar dari tempat itu.

"Segar juga yah mandi jam segini, eh jam berapa sih?" Monolog Bianca lalu mencari ponselnya untuk melihat jam.

Bianca menemuka ponselnya dan saat ingin menggeserkan layar ponsel tiba-tiba ada banyak notif pesan bbm (10),whatsapp (15), line (5) dan notifikasi telpon (7). Jadi bianca harus baca yang mana dulu?? Ntah lah perempuan ini hanya terdiam setelah melihat nama seorang cowok yang sudah menjebolkan banyak notif di ponselnya. Bianca menghiraukan pesan itu lalu melihat jam yang menunjukan 20:48

Bianca lebih memilih untuk tidur dibandingkan untuk melihat membalas semua notifikasinya, bianca lelah mungkin efek dari tangisan tadi,biarkan laki-laki itu marah,bianca hanya ingin ketenangan.
Baru saja bianca menutupkan matanya untuk tertidur,ia dikagetkan  ponselnya yang bergetar dan berbunyi, bianca berdecak kesal saat melihat nama yang tertera di ponselnya.

-Via telepon-
"Apa." Ketus Bianca

"To the point aja, ada apa?."

"Aku hanya khawatir" ucap Reza lemah

Seutas senyum tercetak dibibir Bianca mendengar Reza khawatir dengannya.

"Kalau aku kenapa-kenapa apa kamu peduli?" Bianca ingin bermain-main sebentar dengan pertanyaan yang di lontarkannya.

"Maksudnya?" Tanya Reza.

"Nggak.." ucap Bianca

Hening, tiba-tiba hening, 1 menit, 5 menit, 10 menit, bianca hanya menghela nafas untuk menunggunya, sepertinya Reza tidak mempunyai topik lagi.

Hari ini Bianca ingin merasakan jauh dari raga Reza walaupun sebenarnya hati Bianca sangat dekat dengan Reza dan mungkin dengan rencana ini semuanya akan terlihat baik-baik saja jika Bianca akan di tinggalkannya. Sangat mudah bukan? Agar Bianca terbisa dengan tidak adanya Reza.

"Ish nyebelin banget. Kalo nggak ada topik pembicaraan mendingan gausah telpon, Buang-buang waktu." Bianca mendengus kesal.

"Jadi menurut kamu apapun yang berhubungan denganku itu semua tidak penting? Dan membuang-buang waktu kamu yang sangat berharga?" Kali ini Reza mengatakannya dengan menyeringai yang sangat terdengar oleh Bianca.

"Apa kamu mau aku menjadi seorang laki-laki yang akan seperti dulu? Menjadi laki-laki sedingin es dengan sangat ketus lalu tidak peduli dengan apapun yang ada di sekitarnya."

Kini giliran Bianca yang akan terdiam, kena batunya sekarang jika Bianca berbuat hal yang tidak disukai oleh Reza.

"Sayang.. jangan berniatan untuk menjauh." ucap lagi Reza, kali ini nada bicaranya lembut sampai membuat Bianca mengangguk, bodoh sekali Bianca mengangguk karena sama saja Reza tidak akan bisa melihatnya.

LDRWhere stories live. Discover now