2 - Hikaru Ueto 【Beige】

132 15 6
                                    

Title: Logolepsy
Story by Hikaru Ueto
Main Genre: Psychological.
Other Genre: -

--oOo--

Logolepsy (n.) an obsession with words.

...

Out of thought; Hikaru Ueto.

...

--oOo--

"Hari ini sudah waktunya."

Seorang anak perempuan bermahkota [Hair Colour] yang sebelumnya fokus membaca buku di tangan, langsung mengalihkan perhatian pada sang anak laki-laki, yang berjarak tidak lebih sejengkal darinya.

Merasa tak mendapat jawaban, anak laki-laki itu kembali mengulang ucapannya. "Hari ini sudah waktunya." Sedang si anak perempuan yang sudah tahu apa maksud dari ucapan, hanya diam sembari perlahan tangan mungilnya menutup buku yang berada di genggaman.

"Sebentar saja, apa tidak bisa?"

Gurat wajahnya berubah, saat sang anak laki-laki menggelengkan kepala lemah. Ia pun mengeluarkan sebuah buku kecil dari dalam sakunya, lalu kemudian disodorkannya buku kecil itu pada anak laki-laki tersebut. "Kalau begitu, simpan ini."

Begitu menerima buku kecil yang ternyata bercorak bintang itu, si anak laki-laki mengerutkan kening. Lantas bertanya, "ini apa?"

Di saat tangan kecilnya mulai menyusuri sampul buku dan berniat untuk membukanya, tangan kecil lainnya pun hadir di atasnya; seakan menginterupsi.

"Ja-jangan dibuka!" Mereka yang saat itu sedang duduk di salah satu bangku taman, akhirnya terdiam sambil memandang satu sama lain. Satunya menatap penuh keheranan, satunya lagi mencoba menyembunyikan kegugupan yang menyapa benak.

"Itu tulisan pertamaku, jadi aku ingin kamu membacanya sendirian. Tanpaku juga tanpa orang lain," ujarnya sedikit menaikkan intonasi, entah karena apa. Iris [Eyes Colour] bulat miliknya bergulir memperhatikan buku kecil bercorak bintang itu. Mendengar jawaban tak biasa dari sang teman kecil, anak laki-laki itu pun pada akhirnya hanya bisa mengangguk mengiyakan.

Bunyi klakson mobil tak jauh dari mereka, memecah keheningan yang sempat tercipta beberapa detik lalu. "Ah, ayah dan ibuku sudah menunggu." Mengarahkan pandangannya ke arah sebuah mobil yang terparkir di depan taman, anak laki-laki itu berucap.

"Kalau begitu, sudah ya. Aku pamit pergi dulu."

Usai menepuk celana denim pendeknya, sang anak laki-laki mulai meninggalkan si anak perempuan yang masih tak percaya bahwa ini sudah waktunya. Merasa tidak rela dengan kepergian sang teman kecil, kaki pendeknya mulai meniti jalan; mengikuti setiap langkah dengan teriakan kecil yang mengiringi.

"Ueto!"

"Ueto!"

"Ueto, tunggu!"

Berharap jika teman kecilnya itu segera menghentikan langkah, lantas berbalik seraya memberi lengan terbuka. Namun, sang anak perempuan segera dihadapkan akan sebuah kenyataan dimana berharap saja, tak membuat segalanya berubah. Seperti sang anak laki-laki yang tak kembali, walau teriakan berkali-kali mengiringi.

Colors of FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang