Second Meeting

55 0 0
                                    

"Berapa lama manusia satu itu akan membuat saya menunggu?"gerutu seorang pemuda berambut merah, ia terus-terusan memandangi handphonenya menunggu pesan seseorang yang ia tunggu.

Sekitar 30 menit, tampaklah seorang pemuda tampan dengan rambut hitam dan mata coklat, ia duduk dibangku sebelah pemuda berambut merah itu.

"Yo, Michio! Gomenne, aku harus mengantar adikku les privat tadi."

"Mengantar adik selama itu? Memangnya adik Anda les privat dimana?" gerutu pemuda berambut merah.

"Pelayan, saya ingin memesan!"ujar pemuda berambut hitam mengabaikan gerutuan temannya, pelayan itu mengangguk dan mendekati meja mereka.

"Anda pernah ditendang sebelumnya?"

"Ma...Maksud tuan?" tanya pelayan yang berdiri didepan meja mereka terkejut.

"Maaf, pertanyaan itu bukan ditujukan ke Anda, tapi ke pemuda ini." pemuda berambut merah menunjuk temannya.

"Hahahaha, abaikan saja dia pelayan... Saya ingin memesan Sakura Mochi, bagaimana denganmu Tn. Formal?"

"Sudah sering saya ingatkan, jangan memanggil saya dengan sebutan itu!"

"Yayayaya, apa pesananmu?"

"Crepe strawberrynya tersedia?"

"Masih." jawab pelayan itu

"Kalau begitu Crepe strawberry 1."

"Baik, minumannya?"

"Chocolate matchanya 2, oh ya yang satunya extra manis." ujar pemuda berambut merah.

"Baik." pelayan itu berjalan menjauhi mereka. "Mereka aneh sekali." gumamnya.

~ Other Side ~

"Hmm... Ayu-chan, apakah aku benar-benar boleh memesan sepuasnya?" tanyaku, karena secara jujur, aku tak kuat melihat harga makanannya dari menu yang ku pegang ini.

"Silahkan, pesan sepuas hati. Kita sedang menggunakan uang abang, kok! Mau dihabisin juga tidak apa-apa!" ucap Ayu dengan senyuman secerah matahari. Abang Ayu, maafkanlah kami...

"Apa benar boleh? Bagaimana jika abangmu marah?" tanyaku, Ayu menggeleng.

"Kalau dia berani memarahi Reina-chan, Ayu yang pertama kali memarahinya! Janji!" seru Ayu, ia mengeluarkan jari kelingkingnya.

"Baiklah, sebentar ya Ayu-chan, aku ingin ke toilet."

"Iya, jangan lama-lama ya?"

"Tidak akan lama, kok." aku pun menjauh dari Ayu setelah menyebutkan pesananku.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Dimana lagi manusia itu?" Michio menggerutu, sudah ketiga kalinya Eiji pergi tanpa memberikan penjelasan.

Michio berjalan mencari-cari Eiji, matanya tiba-tiba tertuju kepada seorang gadis yang sedang berjalan sambil terfokus pada handphonenya. Gadis itu adalah gadis yang pernah ia temui.

"Nona, didepan Anda licin." ujarnya kepada gadis itu, namun gadis itu tak bergeming.

Michio POV

"Nona, di depan Anda lantainya licin." sekali lagi saya berkata kepadanya, tetap saja dia tak bergeming, mungkin dia sedang mendengar musik? Ya benar saja, Nona itu mengenakan sebuah earphone.

Saya berjalan mendekatinya, menepuk bahunya pelan, dia menoleh, kaget.

Dan ia terpeleset. Ia langsung tertawa canggung.

What Between UsWhere stories live. Discover now