Setelah Drama Selesai

3.1K 197 5
                                    

"Serius nggak mau aku anter?"

"Katanya kamu ada pemantapan latihan?"

"Iya juga sih. Tapi beneran gak apa apa kan?"

"Iya bawel."

"Hati-hati ya."

"Iya," jawab Naya diikuti dengan Bara yang menutup panggilan telepon.

"Kok belum berangkat lo?" tanya Zafran ketika baru keluar dari kamar mandi kamar Bara.

"Lo abis ngapain?" tanya Bara kemudian mendudukan tubuh yang sebelumnya terlentang.

"Ya mandi lah, masak makan soto," jawab Zafran lalu mengambil air minum di meja belajar.

"Kamar mandi lo kenapa?"

"Serem, ada kuntinya," jawab Zafran asal. Bara hanya mendecih lalu merebahkan kembali badannya di tempat tidur.

"Kok belum berangkat?" tanya Zafran sekali lagi.

"Tiba-tiba nggak pengen berangkat. Pengen nyusulin Kanaya ke Bekasi."

"Emang kenapa cewek lo?" tanya Zafran kemudian menyibukkan dirinya dengan setoples jelly yang tiba-tiba ada di kamar adiknya. Seingatnya Bara tidak suka jelly.

"Ada acara peringatan kematian saudaranya gitu." Zafran menganggukkan kepala.

"Sejak kapan lo suka jelly?"

"Punya Kanaya itu, lupa gue mau kasih." Zafran menganggukkan kepalanya lagi.

"Lo nggak ke kampus?" tanya Bara kemudian.

"Ya ngampus."

"Terus?"

"Niat awalnya tadi gue mau nganterin lo ke sekolah dulu, tapi ngeliat lo yang males-malesan gini, gue jadi ikutan males."

"Yaudah anterin gue."

"Ogah."

"Ayolah, Kak," ucap Bara sambil memegangi tangan Zafran. "Gue lagi nggak fokus gara-gara mikirin Naya. Nanti kalau ada apa-apa sama gue gimana." Zafran mendengus lalu melenggang keluar dari kamar adiknya.


***

"Gimana kemarin?

"Apanya?"

"Acaranya."

"Oh, baik, lancar." Bara tersenyum mengacak puncak kepala Naya. Kegiatannya terhenti saat tiba-tiba Caca meletakkan pesanan mereka ber-lima di meja kantin. Keadaan Caca saat ini terlihat seperti waiters dengan nampan besar di tangan.

"Gue bantuin, Ca," tawar Naya.

"Gausah. Lo duduk aja," tolak Caca lalu segera kembali ke salah satu stand kantin untuk mengembalikan nampan.

"Nay, kemarin lo dianter siapa? Katanya bang Kazaan ada acara dulu?" tanya Ajun.

"Bang El."

"Bagus, bagus," ucapnya kemudian.

Reno menyisihkan kulit ayam dari salam mangkuk sotonya, yang kemudian ia berikan pada Caca. Ajun ingin mengumpat saat itu juga, karena... bagaimana mungkin dia yang pintar ini bisa dibodohi oleh dua orang sahabatnya itu.

Naya baru menceritakan bahwa dirinya berpacaran dengan Bara setelah mereka jalan hampir satu bulan. Sedangkan Caca, Caca bahkan tidak menceritakan bahwa dirinya dengan Reno berpacaran. Ajun memergoki mereka jalan ke mall berdua saat dirinya tengah kencan dengan kekasihnya yang berbeda sekolah beberapa minggu yang lalu.

"Pinter banget ya kalian. Males gue jadinya." Caca mengendikkan bahu atas ucapan Ajun. Kemudian mengalihkan pandangannya pada Bara dan Naya yang juga sedang sibuk dengan soto dihadapan mereka.

Ajun menghela nafas, "Kayaknya gue salah cari pacar deh."

Mereka berempat sontak mengalihkan pandangannya pada Ajun. Bertanya maksud dari laki-laki itu.

"Gue jadi jones kan kalo lagi kumpul sama kalian. Males gue! Seharusnya gue cari yang satu sekolah aja, elah!" ucapnya yang disambut tawa oleh mereka berempat.

"Kok ketawa sih! Gue doain kalian diterima di PTN yang beda! Biar LDR!" sungutnya lalu berlalu pergi meninggalkan meja kantin.


*****

dari yang semula berisi 27 bagian, hingga sekarang tinggal 17 bagian. masih tidak percaya sih, kalau aku memangkas tulisanku sebanyak itu,
di beberapa bagian ada yang berbeda dengan versi sebelumnya,

semoga suka dengan versi  yang ini ya :)

terima kasih sudah membaca, have a nice day!

originally post on 19 November 2018
with revision on 2 September 2020

Hi Hello! [di Karyakarsa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang