Prolog

103 26 13
                                    

"Ada Cia gak didalam?" tanya Sonia.

"Ada, masuk aja," jawab Diba, teman sekelas Chlaresa Agnesia.

Sonia melangkahkan kakinya menuju tempat duduk Cia. Terlihat banyak sekali beban yang menghantui pikiran Cia.

"Cia," panggil Sonia secara tiba-tiba membuat jantung Cia berpaju lebih cepat.

"Astaghfirullah, kebiasaan deh." Cia mengusap-usap dadanya seakan menghentikan pacuan jantungnya.

"Ehehh maaf." Sonia hanya menyengir bagaikan tak berbuat dosa.

"Cia, sekarang gua tau siapa yang disukain sama dia." Sonia menarik kursi samping Cia, dan merebahkan tubuhnya.

"Hah?" Sontak Cia tecengang.

Sangat sulit mencerna kisah yang terlalu rumit, lagi-lagi dia hanya bisa menghela nafas. Cia bingung, disini ia berperan sebagai apa? Mata Cia mulai berkaca-kaca. "jadi benar selama ini dia orangnya?"

"Gua juga baru tahu tadi, itupun dari temannya." Sonia menatap Cia dengan tatapan iba. Dia kadang tak habis pikir dengan kisah yang dihadapi sahabatnya.

Tes.. satu persatu butiran air mengalir dari mata indah milik Cia.

"Tenang gua masih sanggup." Cia berusaha menarik bibirnya, memperkuat dirinya. Tapi tetap saja hati tidak bisa berbohong.

Desiran AnginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang