PART 9

35.1K 1.5K 46
                                    

"Hai.. anak Ayah.. lagi apa di dalam?" Faris mencium perut Dian berkali kali.

Keduanya berada didalam kamar, Dian mengelus kepala Faris yang berada di pangkuannya.

"Ayah?" Beo Dian, sudut bibirnya tertarik membentuk bulan sabit

"He'em" Faris mengangguk polos kembali menciumi perut Dian

"Geli Mas.. udah"

"Masa gitu doang geli sih?" Ledek Faris

"Coba aja Mas rasain, nih" Dian menjalankan jari telunjuk dan jari tengahnya diatas perut Faris.

"Enak.. saya malah suka" ucap Faris membuat Dian kalah

"Yah kok berhenti? Lagi dong" goda
Faris

"Mas iiihh" Dian mencubit perut sixpack suaminya itu

"Sudah berani cubit, heum?" Faris mendekatkan wajahnya ke wajah Dian, membuat Dian gugup

"M..maaf Mas" cicit Dian

"Oke maaf diterima"

"Tapi ada hukumannya" lanjut Faris tersenyum jahil

"Katanya dimaafin. Kok dihukum?" Tanya Dian polos

Faris menciumi seluruh wajah Dian, membuat pipi Dian merona.
Ah.. suami temboknya ini kenapa berubah jadi gula? Manis.

Pintu kamar terbuka, "ehh.. maaf maaf.. Mama ganggu ya" Laras menutup pintu kembali kemudian terkikik geli. Anak nya kenapa begitu?

Dian mendorong dada Faris segera. Menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Faris tersenyum tipis melihat tingkah istrinya.

"Kenapa?" Faris menarik pelan tangan Dian yang menutup wajahnya

"Malu" ucap Dian pelan membuat Faris terkekeh

"Kok ketawa sih Mas? Mama tadi Lihat"

"Terus kenapa? Kita udah halal ini kok, Mama juga gak akan marahin, Mama paham kok" jelas Faris mengecup kening Dian

Dian masih terpaku. Faris selalu berhasil membuat jantungnya berdetak tak normal karena perlakuan manisnya.

"Jadi masih mau disini, melanjutkan yang tadi?" Goda Faris

Menggoda Istrinya kini menjadi hal yang menyenangkan bagi Faris, senang melihat istrinya tersenyum malu, rona merah di pipinya, dia suka.

Dian segera berlari. "Jangan lari Dian. Diperut kamu ada anak saya" peringat Faris. Dian hanya tersenyum mendengarnya.

Faris menggelengkan kepalanya.
Dalam hatinya bersyukur, mendapatkan seorang istri yang luar biasa kuat menghadapi sikapnya, kemudian bersyukur beberapa bulan lagi ia akan menjadi seorang Ayah.

"Mama kok dateng gak bilang?" Tanya Faris saat baru saja turun dari kamar.

Dian dan Mama nya sudah asik mengobrol.

"Kenapa? Biar Mama datangnya disaat yang tepat ya? Jadi gak ngeganggu kegiatan kamu" goda Mama nya

Faris menggaruk tengkuknya, lalu menyengir.

"Jadi gimana? Kapan Mama bisa gendong cucu?" Tanya Laras

"Masih disini Ma" Faris mengusap perut Dian, disertai senyum manis.

Mata Mama berbinar, "Benar? Kamu gak lagi bohong sama mama kan?"

"Serius Mah. Sebentar lagi anak Mama ini jadi ayah" jelas Faris

Dian hanya tersenyum.

"Alhamdulillah selamat ya sayang, sebentar lagi jadi ibu" Laras memeluk Dian

Wife? [COMPLETE] ✔Where stories live. Discover now