bab 15 Sacrifice

2.2K 60 0
                                    

tak ada yang tau bagaimana hati manusia sebenarnya kecuali manusia itu sendiri.

berhari hari Alexa menangis pilu berkali-kali membuat suasana kondominium milik alexa terlihat suram

Alexa merasa hidupnya sudah hancur lebur tiada lagi hari esok.

"lalu sekarang kegiatan mu seperti ini"

Alexa menoleh kearah suara di pintu terlihat Sean tersenyum dan mengedipkan matanya menggoda.

"kau... bagaimana...ha..ha..ha"

Sean menggoda Alexa dengan genit sehingga membuat Alexa tertawa terpingkal-pingkal

"sudah... sudah...aku mengerti"

Sean mengusap kepalanya

"apa keputusan mu"
"aku memilih mu"
"aku?"
"ya"
"mengapa?"
"aku tidak bahagia dengan semua yang terjadi selama ini"
"itu aku tahu"

dilemparnya minuman dingin kearah Sean tepat ditangkap olehnya. Sean mengangkat pundaknya dan duduk di sampingnya.

"Aleca sudah kamu pikirkan baik-baik"
"sudah"
"sacrifice?"
"dipandang dari sudut manapun aku tetap menjadi korban"
"lalu"
"aku menangis terlalu banyak jadi.."
"kalau itu sih aku juga tau"

Alexa tertawa kecil

"hei..."
"dengar kalau kamu memilihku aku rasa kamu akan bertambah kesulitan nantinya"
"aku tau"

Alexa menghela nafas Sean diam memperhatikan

"kamu tau aku tidak mencintaimu"
"aku tau"
"kamu tau aku hanya ingin menolong mu keluar dari masalah ini"
"aku tau"
"lalu"
"aku akan memberitahu dimitri dan leo kalau aku tidak bisa menerimanya"
"kamu akan memperumit keadaan"
"seorang anak terlibat Sean"
"bagaimana kalau kamu datang ke iblis"
"iblis?"
"ya ayahnya dimitri"
"bukankah itu cari mati namanya"
"paling tidak kamu bisa mencari jalan alternatif lain"
"benar juga akan kupikirkan"
"baiklah sekarang kamu mandi lalu kita makan siang ditempat casandra"
"kamu merindukannya?"
"ya"

Alexa beranjak pergi meninggalkan Sean sendiri menuju kamarnya untuk mandi sambil berfikir betapa bodohnya casandra mengabaikan pria yang baik dan mencintainya dengan tulus.
---

dikantornya dimitri

ia duduk dengan kaki keatas meja, sengaja ia datang lebih awal dari biasanya agar bisa melihat Alexa dari jauh melalui sisi iblis nya

'aku tak suka yang kulihat...well permainannya bertambah menarik' desahnya

dimitri diam memikirkannya terlebih dahulu sebelum ia betul-betul menemui Alexa. hanya memikirkan Alexa saja juniornya menegang sempurna

'junior ku merindukannya' bisik nya

dimitri mengelus-elus penisnya dengan tidak nyaman.

' pagi yang sempurna' bisik nya dengan nada kesal

diturunkan kaki dari meja kemudian ia melangkah keluar untuk kembali ke mansionnya

'seperti nya aku harus berburu dan itu untukmu Sean ha...ha..ha... pikirnya

ketika sampai dilobi ia melihat Silvana sekretarisnya melangkah menuju dirinya

"sir?"
"batalkan semua janji temu aku ada kepentingan pribadi mendadak"
"tapi sir"
"kalau tidak terlalu penting jangan menghubungi"
"baik sir"

dimitri kembali melanjutkan langkahnya menuju mobilnya di basemen. Silvana memandangnya dengan tatapan memuja lalu memutuskan ke ruangannya.

sementara itu alexa dan Sean sudah ada di restoran casandra memesan makanan kesukaan mereka. mengetahui itu casandra mendekati mereka.

"hai... kalian suka makanannya"
"it's the best"
"ihh apaan sih Sean"
"benar kok casandra"
"terimakasih"
"bagaimana kabarmu"
"aku yahh seperti yang kamu lihat"
"maaf"
"untuk apa Alexa"
"Andra"
"ya karena diriku kamu jadi masuk kedalam rumah kedua orang tua leo"
"tidak apa-apa itu pilihan ku"
"lalu apa rencananya"
"aku akan datang ke iblis"
"hah!!"
"apa!!"
"aku tidak punya cara lain"
"Andra?"
"pergi bersamaku...aku juga ada perlu"

Sean mengelus rambut coklat casandra pelan ingin rasanya memberitahu perasaannya kepadanya. Alexa menarik nafas casandra diam mematung.

tanpa disadari oleh semua orang didepannya ada dimitri dan Bastian yang memandangnya dengan tatapan mata yang ingin membunuh sean.

"bagaimana menurutmu"
"pastikan saja Alexa menjadi milikku dan istrimu anggap saja sudah beres"
"lalu casandra?"
"jadi milikmu"
"Sean bagaimana?"
"tenang saja"

Bastian tersenyum senang

"jangan senang dulu urus anakmu leo terlebih dahulu"

raut wajahnya berubah menjadi pucat

"kau harus singkirkan secepatnya atau casandra tidak akan pernah menjadi milikmu seutuhnya"

kembali wajah Bastian berubah menjadi geram menahan amarahnya tapi ia tidak ingin gegabah dalam waktu dekat ini pihaknya hanya dimitri yang bisa meloloskan keinginan terpendamnya.

"waktu leo mempertimbangkan penawaran sudah habis cukup lama sekarang giliran alexa... casandra berhenti karena istrimu yang menggantikan posisi jadi kuingat kan selamatkan salah satunya atau kau sendiri yang menanggung semua"

setelah berbicara ia beranjak mendekati meja alexa,ia sudah tidak tahan melihatnya tertawa terbahak bahak tersenyum untuk orang lain.

"hallo Alexa sayang.. bagaimana kabarmu"

sontak mereka semua terkejut mendengar kalimat itu perlahan menoleh kearah suara

dimitri mengecup keningnya Alexa pelan,sean terlihat malas dan tiba-tiba casandra menutup mulutnya karena dilihatnya dibelakang dimitri ada Bastian yang cemberut melihat ke arah mereka.

"aku pergi dulu lain kali kita lanjutkan Alexa"
"hei Andra?"
"Andra!!"

casandra bergegas menuju ke Bastian yang wajahnya masih cemberut. mereka memperhatikan tingkah lakunya hingga Sean

"ayo Alexa mau muntah rasanya melihat mereka"

Alexa mengangguk tapi sebelum mereka pergi tiba-tiba casandra kembali ke arah mereka dengan muka kesal dan duduk.

"ada apa?"
"tidak ada"

Alexa mengangkat pundaknya tanda mengerti, dimitri memainkan ujung rambut alexa. ia sungguh merindukan sosoknya. Sean terpaku melihat tingkah lakunya yang tidak biasa.

"ayo Sean"
"temani aku sebentar Alexa"
"Andra ahh"
"mau kemana sayang"
"ihh apaan sih ikutan begitu Dimitri"
"ya terus"
"bisa diam tidak"

Sean menarik tangan Casandra menghadapnya kemudian menciumnya dengan keras sementara itu dimitri membisikkan kata-kata ke Alexa 'sacrifice hanya itu yang bisa kamu lakukan untuk keluar dari semua sayang ' Alexa melihat matanya 'jangan pandang aku seperti itu kalau tidak mau berakhir di tempat tidur'bisik Dimitri lagi

Bastian merasa bertambah kesal setelah berargumen panjang dengan casandra lalu melihat Sean menciumnya. ia tidak bisa berbuat apa-apa karena statusnya yang tidak jelas di mata Casandra. hiruk pikuk tawa terdengar di sudut restoran menambah suram ketegangan diantara mereka.

SMILE OF THE LIFE TAKER (COMPLETED)Onde histórias criam vida. Descubra agora