DATE

5.9K 698 99
                                    

*Happy Reading*

***
**
*

Minho menatap Hyunjin dengan pandangan bertanya. Sementara Hyunjin hanya bisa menggaruk belakang lehernya yang tak gatal. Ia juga sama bingungnya dengan hyungnya. Padahal Hyunjin yang harusnya paling tau kemana perginya kedua adik mereka yang menghilang tanpa jejak apapun.

"Kau sudah memeriksa kelas mereka?" Tanya Minho. Lelaki tertua Lee memijit pangkal hidungnya sendiri yang berdenyut.

"Sudah hyung. Bahkan aku sudah bertanya pada guru yang terakhir mengajar di kelas mereka, tapi mereka bilang Felix dan Jeongin sudah keluar" jelas Hyunjin.

Hyunjin tak habis pikir dengan kelakuan kedua adiknya hari ini yang tiba-tiba pergi entah kemana tanpa izin dulu padanya atau pada hyung mereka. Kalau sudah seperti ini pasti Minho akan uring-uringan sampai kedua adik mereka ketemu.

"Sebaiknya kita pulang dulu. Nanti jika mereka masih belum memberi kabar, baru kita car keluari!" Ucap final Minho yang sudah pusing dengan tingkah kedua adiknya yang menghilang entah kemana.

"Baik, hyung" Hyunjin mengangguk menurut.

"Sekarang, masuk mobil! Kita pulang. Kau juga pasti sudah lelah kan? Ayo!" Ajak Minho yang kini sudah lebih dulu memasuki mobilnya.

Hyunjin menyusul kemudian. Lelaki tampan itu kali ini mendudukan dirinya di kursi penumpang disebelah kursi kemudi yang biasanya diduduki Felix. Ia jadi mengkhawatirkan kembarannya itu. Yah, semoga saja adik bungsunya bisa menjaga Felix dengan benar. Kalau tidak, Hyunjin pastikan akan mengurung Jeongin di gudang sekolah besok.

***
**
*

Felix menggigit ujung es krimnya. Tak lama kemudian ia meringis ngilu saat giginya bersentuhan dengan dinginnya es krim. Tapi Felix tak kapok, ia masih saja tetap memasukan gigitan-gigitan es krim lain kedalam mulutnya.

Jeongin bahkan berulang kali harus mengacak surai karamel hyungnya saat Felix mengedikkan bahunya menahan ngilu di giginya. Satu tangannya menggenggam erat tangan Felix agar si manis itu tak tertinggal langkahnya dan tertabrak pejalan kaki lainnya. Jika orang lain melihat, pasti mereka akan disangka sebagai sepasang kekasih yang sedang berkencan setelah sekolah usai.

"Jeongin mau?" Tawar Felix.
Felix menyodorkan es krimnya yang kini sudah tinggal setengah pada adiknya yang terus menatap lekat ke arahnya. Ia fikir, Jeongin ingin meminta es krim nya, makanya Felix menawarkan.

Cup!

Jeongin menjauhkan wajahnya setelah mengecup pipi Felix yang belepotan es krim. Felix membulatkan matanya saat adiknya mengecup pipinya.

"Berapa sih umur mu, hyung? Masih saja selalu belepotan jika makan es krim!" Jeongin terkekeh gemas melihat ekspresi kaget diwajah Felix.

"Eh? Apa berantakan sekali?" Tanya polos Felix.

Tangan mungilnya mengelap pipi dan juga sekitar dagunya sendiri. Memastikn wajahnya sudah tak belepotan es krim lagi.

Bukan kecupan Jeongin yang membuatnya khawatir, tapi wajah belopotannya lah yang lebih ia khawatirnya. Ia tak ingin disangka anak kindergarten karena wajah belepotan es krimnya.

"Sudah tidak kok" ucap Jeongin.

Jeongin kini menundukan kepalanya merasa malu akan apa yang ia lakukan tadi di depan umum. Walaupun ia juga tak bisa menolah rasa senang saat orang-orang berbisik iri pada mereka berdua. Benar, pasti mereka sedang berfikir jika Jeongin adalah kekasih Felix.

BROTHER {END🍬}Where stories live. Discover now