Bonchap

59.7K 7.1K 4.2K
                                    

Ana memasuki kamarnya dengan Hyunjin setelah selesai membereskan rumah dan menyiapkan sarapan, ia kemudian menemukan Hyunjin dan Jina masih terlelap.

Hyunjin dengan posisi tengkurap, sementara Jina dengan posisi berbaring telentang di atas punggung Hyunjin.

Padahal usia Jina sudah memasuki lima tahun, tapi Jina masih suka tidur di kamar orang tuanya, apa lagi kalau Hyunjin baru download game baru di ponselnya. Padahal game yang Hyunjin download hanya game mewarnai, belajar membaca, berhitung, cerita legenda, dan mainan anak-anak yang lain. Tapi Hyunjin akan ikut main untuk memantau.

Ana mendekati ranjang, kemudian mengguncang pelan tubuh Jina.

"Jin, bangun Jin." Ucap Ana.

Jina melenguh, dan malah hanya berubah posisi. Ana menghela nafas, Jina itu seperti Hyunjin, susah bangun. Sebenarnya Ana juga sama, tapi karena posisinya seorang istri dan Ibu, terpaksa ia harus selalu bangun awal.

"Jinaaa..."

"Eungg... Masih ngantuk Bunda."

"Mau Bunda gendong gak?"

Jina seketika langsung membuka mata sipitnya. Iya, mata Jina itu seperti mata Hyunjin, untung bibirnya seperti Ana, kecil.

Ana kemudian segera menggendong Jina, dan dibawa ke kamar mandi untuk dimandikan, sementara Hyunjin masih saja terlelap.

•••

Selesai Jina mandi dan berpakaian, Ana beralih membangunkan Hyunjin. Ana mengguncang tubuh Hyunjin lebih keras dari mengguncang tubuh Jina.

"Hyunjin bangun." Hyunjin hanya bergumam, tapi tidak bangun-bangun.

"Hyunjin ayo bangun, nanti mandi sama aku." Dengan susah payah Hyunjin akhirnya membuka paksa matanya yang seolah lengket.

Ana mendengus. "Giliran aku bilang gitu aja baru bangun."

"Terus gak jadi mandi barengnya? Ya udah aku gak jadi bangun."

"Jadi, jadi, udah ayuk."

Ana menarik tangan Hyunjin sampai beranjak duduk, kemudian tangan Hyunjin ditarik lagi agar pria itu berdiri dan dibawa ke kamar mandi.

Sementara Jina tengah sibuk mengeja sticky note yang Hyunjin buat di kamarnya. Pesan-pesan yang Hyunjin buat dulu, akhirnya jadi bahan Jina untuk menguji kemampuan membacanya, karena pesannya pendek-pendek, setiap hari Jina membaca satu sticky note, meskipun butuh waktu  cukup lama hanya untuk membaca satu sticky note.

Dari usia empat tahun, Jina memang sudah tertarik dengan huruf-huruf dan angka, saat memasuki usia lima tahun, Jina mulai belajar mengeja. Padahal menurut Ana itu terlalu cepat.

Tapi selama Jina senang melakukannya, tidak jadi masalah.

Ana dan Hyunjin tidak pernah menekankan Jina untuk belajar diusianya sekarang, yang mereka tekankan etika, sikap, dan sejenisnya.

"Hari ini jangan lupa membantu Bunda." Jina berucap setelah selesai mengeja semua huruf.

"Hari ini bantu apa ya?"

Jina mengedarkan pandangannya, sampai akhirnya matanya tertuju pada laci lemarinya yang keluar, dan kaos kakinya berhambur kemana-mana.

Not Bad Girl | H. Hyunjin ✅Onde histórias criam vida. Descubra agora