11 - Menolak

10.1K 344 44
                                    

Happy Reading!!!

Cantumkan Coment yang sopan dan vote🙏🙏

Vierratale.
Perih🎶




Tahu tidak siapa yang menemani Poppy semalam diRumah sakit. Bukan Bu Lia dan bukan juga Pak Rahman, ya melainkan Stevano sendiri yang memintanya.

Awalnya Bu Lia tidak membolehkan Vano repot-repot untuk menjaga karena sudah ada Bu Lia dan suaminya.

Bukan Stevano namanya kalau tidak bisa membujuk kepada dua orang tua tersebut. Akhirnya Bu Lia dan Pak Rahman luluh juga, dan berakhirlah mereka pulang kerumah.

Pada Bu Lia ingin sekali menemani Poppy semalam diRumah sakit, karena bujukan Vano maka tidak diizinkan.

Bu Lia resah sekali dengan keadaan Poppy saat ini. Bagaimana tidak Bu Lia sudah sayang sekali kepada Poppy dia tidak ingin teejadi apa-apa kepada Poppy dan calon cucunya.

Pagi ni Bu Lia dan Pak Rahman sudah berada diRumah sakit untuk bergantian menjaga Poppy.

Dan Stevano akhirnya mau juga luluh untuk pulang kerumah dulu. Karena semalam Vano tidak mandi demi menjaga Poppy, maka dari itu Bu Lia menyuruh Vano untuk pulang kerumahnya. Untuk membersihkan badannya dahulu.

"Poppy. Nak." Panggil Bu Lia

Poppy merasa terganggu dari tidurnya mencoba membuka matanya perlahan-lahan.

Sampai akhirnya mata cantik itu terbuka dengan sempurna, dan langsung menatap dua orang paruh baya didekatnya.

"Ibu.." Ucap Poppy lirih

Poppy malah ingin bangun -- tetapi Bu Lia melarangnya terlebih dahulu. "Eh, jangan bangun dulu, kamu istirahat aja, Nak." Nasehat Bu Lia

"Tapi-- Poppy mau duduk, Bu." Pinta Poppy kepada Bu Lia

"Ya sudah, Bu. Bantu aja Poppynya duduk." Usul Pak Rahman

"Tapi, kamu cuma boleh duduk ya, Nak." Bu Lia sambil membantu Poppy untuk duduk agar posisinya nyaman

"Gimana, Nak. Masih ada sakit?" Tanya Pak Rahman dengan lembut sambil ngelus kepala Poppy

"Sakit sih sudah tidak, Pak. Tapi perut Poppy masih terasa kram saja." Sahut Poppy sambil tersenyum kecil

"Alhamdulillah. Kalau begitu, Nak. Bapak khawatir lepas dengar kamu mau dibawa ke Rumah sakit. Ibu kasih taunya kagetan sekali, jadi bapak pulang saja langsung." Pak Rahman mulai berceloteh

Senyum yang tadi ada langsung hilang kesetika diwajah cantik Poppy.

"Maafin-- Poppy yang sudah ngerepotkan, Bapak dan Ibu. Poppy ngerasa gak enak, sampai harus masuk Rumah sakit begini. Poppy janji bakal ganti uang biaya selama berada disini." Ucapnya tidak enak hati. Poppy tidak tahu sebenarnya biaya ia selama berada diRumah sakit ini sudah ditanggung oleh Stevano yang baik hati itu.

"Sayang-- siapa bilang, hm kalau kamu itu merepotkan, kami. Tidak, Nak. Sama sekali kami tidak repot, justru kami khwatir kalau kamu sakit sampai begini. Saat Ibu tau kalau kamu keluar darah, Ibu panik sekali syukur saat itu ada Vano yang bantuin Ibu. Ibu gak ngerasa bahwa kamu itu beban, Nak. Bagi kami kamu itu ada Putri kami yang harus selalu dikasih sayangi. Jangan ngomong begitu lagi ya, soalnya biaya kamu tenang saja, sudah dibayari kok selama kamu berada disini." Begitu baik hatinya Bu Lia dan Pak Rahman kepada Poppy

"Iya, Nak. Sekarang kamu harus cepat pulih ya. Jangan banyak pikiran dulu, Bapak tidak mau kamu dan calon cucu bapak kenapa-napa lagi. Kami sayang dengan kamu." Imbuh Pah Rahman sambil mengelus perut buncit Poppy dengan pelan

JOSHUAWhere stories live. Discover now