👻 Masa Lalu

73.3K 9.4K 466
                                    

Kunti pov

Embun.

Nama yang singkat tapi cukup bermakna.

Ya, itu adalah nama depan sekaligus menjadi nama terakhir ku..

Tidak ada nama panjang dan indah seperti nama gadis lain, nama ini pun hanya sebuah nama yang di berikan oleh Ayah sebelum dia muak dan benar-benar meninggalkan ku.

Meninggalkan gadis kecil berusia 4 tahun yang kala itu belum cukup mengerti tentang keadaan yang terjadi.

Orang-orang bilang aku aneh.

Memang kok.

Dari SD sampai aku kuliah sekarang, aku tak pernah mau memperlihatkan wajahku ke sembarang orang.

Bukan tanpa alasan.

Segala sesuatu pasti selalu di landasi oleh satu alasan tepat.

Sebelum ayah pergi malam itu, ayah sempat meneriakkan kalimat yang menjadikan ku gadis yang berpenampilan seperti  'K u n t i l a n a k' 

Ayah bilang wajah ku mengingatkannya pada ibu yang telah lari bersama pria lain.

Aku tidak cukup mengerti kala itu. Apa itu alasan yang cukup tepat untuk membuat ayah membenci ku? .

Hanya karena wajah ku dan ibu hampir sama persis?

Ayah pernah bilang padaku kalau sampai kapanpun nasib ku tak akan baik, sebenarnya ayah marah pada ibu, tapi dia tak tau harus melampiaskan amarahnya pada siapa, jadi hanya aku yang saat itu menjadi sasaran ayah. Tak jarang juga ayah main tangan, apalagi ketika tanpa sengaja bayangan wajah ibu datang tanpa permisi dalam benak ayah.

" ANAK SIALAN!   KAMU SAMA IBU KAMU SAMA AJA!  , SAYA MUAK LIAT MUKA KAMU!  "

Ayah terus mengulang kalimat itu setiap kali aku ingin mendekat padanya.

Ayah bilang akan lebih baik jika aku tak pernah menampakkan wajahku di depannya.

"  Lebih baik saya gak liat muka kamu!  "
Ucapnya sebelum benar-benar naik ke atas bus, meninggalkan anaknya sendirian, tanpa Ayah tanpa ibu.

Terdengar kalimat biasa mungkin untuk orang awam pada umumnya. Tapi tidak untuk ku!

Kalimat ini justru membuat lubang luka yang sangat besar di dalam hatiku.

Membuat psikis ku menjadi sedikit terganggu.

Aku merasa sangat muak melihat wajahku setiap kali aku bercermin.

" Apa karena wajah ini ayah pergi?  "

Ibu pergi dengan pria lain, pria yang pernah jadi cinta pertamanya dulu.

Ayah yang tak terima menjadi sangat marah, wajahku yang sangat mirip dengan ibu jadi sebuah alasan untuk ayah menaruh rasa benci padaku.

Bisa kalian bayangkan betapa suramnya hidupku tanpa kasih sayang dari orang tua.

Tak ada belaian tangan hangat dari ibu, bahkan aku harus melewati masa remaja ku seorang diri. Masa-masa di mana peran ibu sangat di butuhkan di sana.

Tak ada seorang pun berani mendekati ku. Sejak umur empat tahun aku selalu di kucilkan, apalagi dengan rambut panjang kusut yang tak pernah ku sisir, semua anak-anak menjauhi ku.

Yang kulakukan hanya menangis di bawah pohon beringin, mungkin ini lah alasan kenapa aku pantas di samakan dengan kuntilanak.

Sampai suatu ketika, sehari setelah ayah pergi, seorang wanita mengajak ku untuk tinggal dengannya.

kutukan cinta Mbak KUNTI Where stories live. Discover now