Chapter 4 - Sister

11.6K 626 3
                                    

Risha POV

"Selamat datang sister", kata cewek cantik itu kemudian.

Gue hanya menaikkan alis mendengar kata-katanya plus suaranya yang renyah dan enak di dengar.

Sister? Apakah itu artinya dia adalah anaknya Mama Cynthia? Hmm.

"Nama gue Bella, loe?", katanya lagi sambil menyodorkan tangan kanannya.

"Bellaaa! Yang sopan!", sela Mama Cynthia menghardiknya.

"Sorry Mom", jawabnya menaikkan kedua bahunya cuek.

"Oh iya Sha, ini anak Mama yang kedua, namanya Arabella", Mama Cynthia mengenalkan anaknya kemudian.

Dua? Berarti ada seorang lagi anak Mama Cynthia. Ga nyangka!

"Hai, namaku Risha", jawab gue sopan dan menjabat balik tangan Bella.

"I already know your name. By the way you're such a cute baby girl sister", katanya langsung mencubit pipi gue.

Apa-apaan sih cewek ini?

"Yukk masuk ke dalam rumah Sha", ajak Mama Cynthia.

Kami pun masuk ke dalam rumah. Mama Cynthia lalu menunjukkan kamar yang akan gue tempati di lantai dua.

Kamarnya tidak terlalu luas tapi jelas lebih besar di banding kamar gue di panti asuhan. Bahkan ada kamar mandi dalamnya sendiri.

"Kamu suka makan apa Sha? Biar Mama masakkan buat kamu", tanya Mama Cynthia.

"Apa aja Tante, eh, Ma"

"Hey, bilang aja apa yang loe suka, she will cook it for you. Dan yang jelas our Mom is the best chef", kata Bella memberi tau.

"Emm, anything seafood?"

"Oke, seafood deal. Sementara Mama masak, kamu bisa menata kamar sesuai keinginan kamu, kalo ada perlu apa-apa minta ke Bella ya?", kata Mama Cynthia menepuk bahu gue lalu pergi ke bawah.

Gue pun langsung mengambil tas gue dan mengeluarkan barang-barang gue.

"Mau gue bantuin?", tawar Bella.

"Ga usah, cuman dikit kok"

"Oke fine, gue liatin loe aja kalo gitu", katanya sambil merebahkan dirinya di kasur gue dengan super santai. Dia menopangkan kepalanya di atas satu tangan dan melihat gue dengan evil smile-nya lagi.

Gue berasa keki sendiri. Sumpah seperti ada yang aneh dengan cewek ini deh.

Auk ah! Ga usah di pikirin!

Gue pun membuka lemari besar yang ada di pojokan dan menata baju-baju gue. Dan dalam semenit semua selesai karena sekali lagi baju gue ga banyak!

"Wow, impressive", komentar si evil smile.

Gue pun tetap mengacuhkannya dan langsung menuju meja belajar untuk menata buku-buku gue.

"Loe punya pacar belum?" tanya Bella.

"Ga punya and ga mau berpikir kesitu dulu", jawab gue seadanya.

"Belum pernah pacaran ya?", tanyanya menyeringai serta terlihat menyebalkan.

Gue hanya diam. Jujur gue emang belum pernah pacaran, padahal banyak cowok yang mendekati gue di sekolah. Tapi gue mau fokus lulus sekolah lalu cari kerja dulu daripada mikir pacaran.

"Aha, loe diem berarti belum pernah. Ya kan? Berapa umur loe?"

"17 tahun", jawab gue singkat.

"Sama donk, berarti loe kelas 11 SMA ya?"

"12 tuh"

"Eh kok bisa? Ih, gue kira gue bakalan sekelas sama loe!"

"Sekelas?"

"Ah loe belum di kasih tau Mama yah kalo loe bakalan pindah sekolah ke sekolah kami?"

"Sekolah mana yang loe maksud?"

"Grenaale International Highschool"

"Serius?"

"Peri-peri serius!"

Hmm, Grenaale adalah sekolah elite di Jogja, dan ga semua orang bisa masuk sana. Dan gue bahkan ga pernah ngebayangin masuk sana!

"Ga usah kaget deh, masa loe ga di kasih tau sama Kepala panti loe?

"Engga tuh, beliau ga ngasih tau apa-apa"

"Ohh, jadi loe belum tau ya rahasia besar tentang diri loe?", kata Bella kini bangun dan mendekati gue.

"Rahasia besar?"

"Ehem, gue bakalan kasih tau jika loe nyium gue!", katanya kini merangkul kepala gue.

"Hah?" Ci-cium?", entah kenapa gue jadi gugup.

"Like this!"

Dan dia lalu mencium gue!

What the..

***

You can vote, but you can't comment on this story, thanks.

Black HoleWhere stories live. Discover now