Chapter 16 - Secret (Part 1)

7.5K 524 3
                                    

Risha POV

Saat ini gue lagi stress berat.

Pertama, Bella semakin gencar deketin gue. Everytime Everywhere. Gue suka risih gitu setiap dia meluk gue, nyium gue, dan meraba-raba gue tiba-tiba.

Gue yang polos ini jadi berasa ga polos lagi!

Ya kan gue suka 'greng' gitu kalo di sentuh. Ah, ngomong apa sih gue!

Yang kedua, gue mulai mempertanyakan jati diri gue. Serius ini gue bakalan suka sama perempuan? Atau udah? Duhh, what happen to me?

Gue udah sebulan lebih tinggal bareng keluarga Wijaya. Dan gue masih ga tau mau gimana di tengah-tengah keluarga yang hampir semuanya penyuka wanita (Zia gue belum tau dia suka cowok atau cewek!).

Mana gue ga berani tanya ke Mama kan! Walaupun dia pasti menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berputar di otak gue! Huft.

Malam ini Elena datang lagi, dan makan malam seperti biasa bersama kami.

Zia entah dimana ga kelihatan. Mungkin dia lagi jalan sama Riko.

Gue pun yang lagi badmood langsung menyelesaikan makan gue dan pamit.

Gue pengen jalan-jalan di luar cari angin. Tapi akhirnya cuma duduk di kursi santai di halaman depan rumah karena gue takut jalan sendirian. Gue hanya memandangi langit, nyari bintang tapi malam ini ga kelihatan karena mendung.

Tiba-tiba terdengar suara langkah seseorang yang mendekat ke gue. Gue langsung menoleh dan mendapati Elena menuju ke sini.

"Hai, boleh duduk di sini?", tanya Elena. Gue langsung mengangguk.

"So, what are you looking at?", tanyanya.

"Not much. Stars which I can't see coz they're hiding tonight..", kata gue asal.

"Haha, Risha lucu yah. By the way, emm, kamu terlihat lagi ga bersemangat, ada masalah?"

"Ga kok, cuman..", kata gue ragu.

"Cuman?"

"Saya lagi bingung aja dengan keadaan sekarang. Mama, Zia, Bella, mereka baik, tapi..."

"Hmm, kamu ga nyaman dengan keluarga Wijaya?"

Gue pun diam sejenak sebelum menjawab, "I guess so. Saya sedang menyesuaikan sebisa mungkin"

"Kamu pasti merasa ga enak mau tanya ke Mom Cynthia tentang semua ini?"

"Iya"

"Begitu. Kalo gitu kamu boleh tanya ke aku, tapi pakai bahasa kasual aja. Oh, plus call me Lena"

"Really? Mm, iya Lena"

"Yepp. So, apa yang ada di pikiran kamu sekarang?"

"Sejak kapan Lena dan Mama, berhubungan. Maksudku pacaran", kata gue agak gugup.

Lena langsung terlihat sedikit kaget, tapi dia langsung menjawab, "Well, dari SMA. Dia temen sekelas. Dari situ kita terus berhubungan seperti sekarang. Mungkin sudah 15 tahun"

"Trus suami Mama kemana?"

"Emm, Cynthia ga pernah menikah Sha"

"Eh, lalu Zia dan Bella itu?"

"They just like you. Anak angkat Cynthia. Mm, tepatnya anak angkat kami berdua sih sebenarnya", kata Elena sambil tersenyum.

Gue pun langsung menutup mulut gue seolah ga percaya. Jadi Zia dan Bella itu ga ada hubungan darah donk? Oh my God! Pantes aja mereka ga ada kesamaan mulai dari wajah atau sifat.

"Risha menyesal ya di angkat anak oleh kami berdua?"

"Eh, gimana Lena?", tanya gue lagi karena tadi melamun.

"Kamu menyesal di angkat anak oleh kami berdua?"

"Eng-enggak juga. Hanya saja kalian semua..."

"Lesbian?", Elena langsung bisa menebak apa yang mau gue katakan. Dia ini sangat to the point.

"Yeah, begitulah...", gue pun merasa ga enak.

"Hmm, Risha homophobic? Maksudku ga suka gitu dengan orang-orang seperti kita?"

"No, aku hanya kaget mungkin. Dan belum terbiasa seperti yang tadi ku bilang. Tapi aku ga risih sih"

"I see. Oiya, Risha boleh panggil Mama juga ke aku loh. Mommy Elena, hyahahaha", katanya sambil menepuk-nepuk bahu gue!

Lahhh, ga nyangka gue. Elena ini kayak anak kecil! Mana orangnya blak-blak an lagi! Kepala sekolah Grenalle ternyata kayak begini ya?

Gue pun hanya tersenyum.

Mendadak Elena malah langsung terlihat sedih gitu. Lah, kenapa ya?

"Uh, ada yang salah Mo-mom?"

"Senyum kamu... Senyum kamu seperti dia"

"Dia? Siapa Mom?"

"Your mother"

***

You can vote, but you can't comment on this story, thanks.

Black HoleWhere stories live. Discover now