23

17.4K 1.8K 636
                                    

malam ini mereka di suruh berkumpul seperti biasa oleh guru kim. dia melarang pak moon yang menempelkan microfont palsu karena dia takut pak soe memergoki pak moon untuk kedua kalinya. alhasil dia meminta tiruan itu untuk dia pasang sendiri, dia mengecek microfont itu terlebih dahulu sebelum memasangnya, apakah itu aman tidak ada hal mencurigakan. lalu menyuruh pak moon kembali ke ruangannya.

"nah. sudah" gunam pelan gurukim saat sudah selesai memasang tiruan itu lalu mengetuk pintu kamar lucas dan haechan.

tok tok tok

"nee.. tunggu sebentar" teriak seseorang dari dalam.

cklek

"guru kim. silahkan masuk" ucap haechan yang membuka pintu dan mempersilahkan masuk gurunya.

gurukim masuk kedalam kamar. seperti biasa anak muridnya sudah berkumpul lengkap di sini.

"kalian pernah melihat benda aneh di pintu kalian?" tanya guru kim.

"mm? tidak" jawab chenle. dan yang lain menjawab dengan gelengan kepalanya.

"memangnya ada apa guru?" tanya lucas.

"selama ini tersangkanya mendengar pembicaraan kita" ucap gurukim.

"m-maksud guru?" tanya renjun.

gurukim menceritakan kejadian dia memata-matai pak moon hingga menjelaskan semua yang dia tau tadi dari pak moon.

"apa?!! tidak mungkin. pak soe sangat baik dengan murid lain dan juga denganku. mana mungkin dia melakukan itu" ucap haechan dengan nada terkejut.

"iyaa.. haechan benar. apa guru yakin dia pelakunya?" tanya jaemin.

"sebenarnya aku juga belum yakin. tapi.. aku sempat melihat matanya dan aku rasaa dia berkata sebenarnya" ucap gurukim.

"bagaimana guru bisa berkata seperti itu hanya karena melihat matanya? ayolah guru.. mana mungkin pak seo melakukan itu" ucap haechan.

"haechan aku tau kau dekat dengan pak seo. tapi belum tentu juga perkataan mu itu benar. seorang yang sudah mempunyai mimpi, dia akan melakukan apapun untuk mendapatkannya" ucap mark sambil menepuk pundak haechan.

"mimpi apa? apa maksud hyung pak seo mempunyai mimpi membunuh renjun? bahkan-"

"bukan membunuh, tapi uangnya. pak moon bilang pak seo meminta bonus dan segala hal yang dia inginkan di jaminkan? siapa yang tidak tergiur dengan tawaran yang lumayan itu." potong mark.

"benar juga kata mark Hyung. aku juga sudah sangat jarang pak seo berlalu lalang di sekolah maupun asrma. dan saat jam istirahat biasanya aku bertemu dengannya sedang duduk-duduk di kantin." tambah jisung.

haechan terdiam. dia memikirkan kata-kata saudaranya dan juga jisung. dia membenarkan kata-kata mereka dalam hatinya. namun, masih sedikit rasa tidak percaya bila pelakunya pak seo.

"haechan, bukan hanya kau yang terkejut. aku pun sama. apa lagi.. aku sering mempercayakan soal murid-murid saat di asrama olehnya" ucap gurukim lalu di balas anggukan kepala pelan oleh haechan.

"oh ya guru. mengapa guru tidak tau tentang microfont itu? bukankah guru bisa melihat rekaman cctvnya saat pak seo menempelkan itu?" tanya chenle.

"soal itu. aku belum tau pasti mengapa rekaman itu tidak ada. kurasa dia datang ke kamar ini saat kalian sekolah dan saat jam aku mengajar. dia menempelkan itu lalu menyuruh orang yang mengawasi cctv untuk mengambilkan sesuatu atau pergi atau semacamnya. dan saat itu dia langsung menghapus rekaman itu" jelas gurukim dan muridnya hanya mengangguk mengerti.

"itu hanya kemungkinan ku saja. jelasnya aku tidak tau. jeno, apa ada yang kau tau?" lanjut guru kim.

'apakah aku harus bilang ucapan yeoja itu tadi pada gurukim? bila aku hanya mengucapkan itu, apa guru kim akan yakin? itu bisa semacam ancaman biasa. ku rasa nanti saja. aku harus mencari lebih untuk guru kim yakin' batin jeno.

So beautiful my roomate Where stories live. Discover now