Miracle

4.5K 235 9
                                    

Agak lama idenya nyendat, semoga gak membosankan, nanti klo ada waktu aku revisi lagi :v

Jangan lupa tinggalkan jejak vote dan comment

Selamat membaca!

***

Matahari mulai meninggi, bias-bias cahayanya menembus dari balik tirai jendela ruang kerja Alvaro. Olla melirik cemas bosnya yang tampak sedang berpikir keras. Tak perlu ilmu cenayang-cenuyung untuk mengetahui bukan masalah pekerjaan yang kini menghantui si manusia workahollic itu.

"Pak Alva mau saya buatkan teh hangat?"

Alvaro meliriknya sekilas. "Tidak usah." Selesai menandatangani berkas yang diserahkan Olla tadi, Alvaro menyerahkannya kembali.

Olla diam tak bergeming.

"Bapak, lagi ada masalah? Mungkin Olla gak bisa membantu tapi setidaknya--" ucapan Olla terhenti oleh tatapan tajam bosnya. Tatapan yang tanpa suara sudah menyiratkan kata tinggalkan aku atau kubunuh kamu!

"Eng... permisi pak." Olla segera bergegas keluar dari ruangan yang hawanya lebih menyerupai lawang sewu itu.

Alvaro menggenggam kedua tangan dan menopangkan wajahnya disana. Bayang-bayang Starla kecil menghiasi pikirannya.

Starla gadis kecilku! Berani-beraninya Nana menyembunyikan Starla selama ini. Dia boleh aja mencampakkan gue dulu, tapi dia gak punya hak memisahkan gue dari Starla, anak gue.

"Aku sudah menggugurkan kandunganku enam tahun yang lalu, jadi sekarang sebaiknya kita bertingkah seolah tak saling mengenal saja, ok?" Kata-kata Naura kembali terngiang di otak Alvaro.

Pembohong!

Alvaro mendesah berat. Apa gunanya ia merutuki nasib yang sudah terjadi? Dan kalaupun ia dulu dipisahkan dari Starla, bukankah ia harus bersyukur untuk sebuah keajaiban bisa menemukan bocah itu.

Gue harus cari cara untuk mendekati Starla... dan Nana gak boleh tahu!

Pintu ruang kerjanya terbuka, tanpa permisi Kevin beranjak masuk.

"Olla bilang lo lagi bad mood."

Alvaro hanya menatap sekilas pada Kevin, dalam diam terbersit amarah dan kecemburuannya pada temannya itu.

Kevin yang bakal gantikan posisi gue sebagai ayah Starla. Kevin yang bakal dipanggil oleh bibir mungil Starla sebagai papa. Kevin yang akan bersama Starla dan... Nana.

Oh, tripel sh*it!

Alvaro mungkin saja bisa merelakan Naura, tapi untuk merelakan Starla, sampai mati pun tidak akan ia lakukan. Tolong dicatet kata mungkin dan tidak akannya digaris bawahi.

"Alva..."

"Kev, plis tinggalkan gue sendiri."

"Hhhh... ok, kalo ada apa-apa lo bisa panggil gue," ucap Kevin tulus.

Alvaro hanya memandangi kepergian temannya itu tanpa berucap sepatah kata.

Gue bakal buktikan kalo gue lah yang pantas sebagai papa untuk Starla!

***

Siang hari itu seharusnya Alvaro sedang menikmati makan siangnya. Tetapi seperti hari kemarin, hari ini pun ia habiskan untuk mengunjungi TK Lestari.

Pemandangan bocah kecil yang tengah bermain seolah-olah menghipnotisnya untuk berlama-lama berdiri mematung seperti orang bodoh di luar jendela TK itu. Starla bocah kecil yang sangat menggemaskan, ingin sekali ia menghampirinya, tapi tentu tak mungkin karna terlalu beresiko untuknya sekarang. Ia bisa membuat bocah itu ketakutan lalu ia akan diseret keluar dan masuk blacklist orang yang dilarang mendekati TK ini. Itu hal yang paling tidak diinginkannya.

Pelangi Sehabis HujanDonde viven las historias. Descúbrelo ahora