CHAPTER 1

890 76 6
                                    

Terdengar dua langkah tergesa keluar dari lift melangkah menuju salah satu pintu dibangunan itu. Sepasang langkah dibelakang terlihat berusaha menyeimbangi langkah seseorang yang berada didepannya.

"Hyung, aku mohon dengarkan aku dulu, Hyung!," ucap seorang yang berada selangkah dibelakang setelah berhasil meraih lengan kanan dari orang yang tadi dikejarnya, membuat namja didepannya itu menghela nafas lelah karena gagal membuka pintu yang sudah ada dihadapannya.

"Lepas Jae. Aku lelah, aku ingin istirahat," ujar namja manis itu sambil mengusap wajahnya. Ia benar-benar sudah merasa lelah dengan aktifitas hari ini dan ditambah dengan masalah yang ditimbulkan oleh orang yang sedang mencekal tangan kanannya itu.

"Tapi Hyung kita harus bicarakan ini dulu. Kita tidak bisa membiarkan masalah ini begitu saja. Masalah ini akan semakin besar jika kita membiarkannya begitu saja, Hyung!," ujar namja yang masih tetap memegang kuat lengan namja dihadapannya itu.

"Kau yang menganggap hal ini sebuah 'masalah' Jung Jaehyun!," sergah namja manis itu. Ia menghela nafas, berusaha untuk menekan emosinya saat ini menghadapi namja yang merupakan kekasihnya itu.

"Kita bicarakan besok saja, Jae. Aku lelah. Aku benar-benar butuh istirahat sekarang. Kita harus membicarakan ini dengan kepala dingin, Jae. Aku tidak mau nanti masalah seperti ini akan -,"

"Masalah seperti ini? Hyung bilang masalah seperti ini ? Apa hyung baru saja menganggap sepele masalah ini?," Jaehyun memotong ucapannya.

"Jae, lepas! Sakit, Jae... Jaehyun-ah! Lepas!," namja manis itu berusaha melapas genggaman Jaehyun yang makin mengerat hingga membuat pergelangan tangannya sakit.

"Ani! Tidak akan aku lepas sampai kau mau membicarakan masalah ini denganku, Doyoungie Hyung," genggaman Jaehyun pada lengan namja kelincinya itu semakin mengerat membuat Doyoung mendesis kesakitan.

"Jaehyun-ah, jebal. Lepaskan dulu tanganku. Kalau kau memang mau bicara, kita bicara didalam. Jangan disini. Lepas dulu tanganku, Jae!," bujuk Doyoung.

"Tidak! Kau akan kabur lagi kalau aku melepas tanganmu, Hyung," ucap Jaehyun keras kepala. Entah dia sadar atau tidak, Jaehyun benar-benar menggenggam pergelangan tangan Doyoung dengan sangat erat dan bisa dipastikan akan menimbulkan bekas nantinya. 

Ditengah kegiatan tarik-menarik itu, muncul seseorang yang berhasil melepaskan genggaman tangan Jaehyun membuat keduanya menengok. Jaehyun menatap geram namja dihadapannya itu yang dibalas dengan tatapan tak kalah tajam juga.

"Micheonya? Apa kau tidak sadar kalau kau sudah menyakiti Doyoung, Jung Jaehyun," ucap namja dihadapan Jaehyun dengan tegas.

"Ini bukan urusan Hyung. Ini adalah urusanku dengan Doyoungie hyung. Jadi aku akan sangat berterima kasih jika hyung bersedia untuk tidak ikut campur dalam hal ini," jawab Jaehyun.

"Aku tidak akan ikut campur jika kau tidak bertindak berlebihan Jung Jaehyun,"

"Berlebihan atau tidak itu bukan urusanmu, Johny hyung. Doyoungie hyung adalah namjachingu-ku. Jadi kau tidak berhak ikut campur," jawab Jaehyun membuat Johny geram.

"Fakta bahwa dia adalah namjachingu-mu seharusnya tidak membuatmu melakukan sesuatu yang menyakitinya Jung Jaehyun," jawab Johny masih berusaha sabar menghadapi Jaehyun yang sedang emosi itu.

"Aku hanya sedang berusaha untuk meluruskan masalah kami," sergah Jaehyun.

"Dengan cara menyakitinya?!."

"Dilihat dari mana aku menyakiti Doyoung hyung?," Jaehyun masih tak mau kalah.

"Kau menggenggam tangannya terlalu erat Jung Jaehyun, apa kau tidak sadar itu?!!," bentak Johny.

CAN I CALL YOU MINE ONCE AGAINWhere stories live. Discover now