04 | The Real Friend

67 13 11
                                    

You're not alone, open your eyes please.

Siapa bilang pertemanan itu mudah?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siapa bilang pertemanan itu mudah?

Seperti yang sudah-sudah, berteman dengan orang lain itu menyulitkan. Kendati aku merasa nyaman dengan Yoongi, tak menutup kemungkinan perselisihan akan terjadi—yea, tentu saja. Hanya orang bodoh yang berpikir dunia itu netral; tak ada perkara yang membuat suatu hubungan merenggang.

Aku dan Yoongi juga pernah mengalaminya. Sering sih, sebenarnya. Hanya sebatas pertengkaran konyol, tetapi kurasa itu masih lebih baik; dibanding dengan para perempuan 'barbar' yang seenaknya memutuskan pertemanan karena punya teman baru, atau tidak memiliki wajah cantik, terlalu aneh, menyakiti hati, dan lain sebagainya. Huh.

Seperti yang kubilang, berteman dengan laki-laki itu tak perlu repot mengkhawatirkan hal itu. Oh, tentu saja, tetap pandai-pandai memilih teman. Jangan sampai mendapat teman laki-laki busuk yang mesum, atau yang suatu saat akan mencelakaimu. Nanti akan tambah menderita, dan barangkali hidupmu selanjutnya tak berani punya teman lagi.

Yoongi itu … apa, ya? Tampangnya juga mirip preman, sih. Dari gosip-gosip yang kudengar juga tidak ada yang berani mendekatinya. Kenapa, ya? Padahal, dia itu baik lho! Sangat, uh, luar biasa! Aku sampai memujinya berapa ratus kali, ya?

Teman-teman Yoongi, seperti biasa, bersama golongan laki-laki tertentu. Aku mengenal semuanya. Ada Kim Namjoon; katanya sih, dia pintar. Kelihatan juga dari tampangnya, selalu membawa-bawa buku rumus kecil. Jung Hoseok; uh, lihai sekali menarinya! Sampai-sampai mataku tak bisa berkedip saking kagumnya. Lalu ada Kim Taehyung; astaga, wajahnya seperti pahatan patung! Berbeda dengan Yoongi, para perempuan selalu mengejarnya. Dan terakhir, ada Park Jimin; yang mesum, aku tak suka dia. Tetapi, hei, teman-temannya tak kalah seru juga.

Pertama kali Yoongi mengenalkanku pada mereka, aku sedikit merasa gugup. Tentu saja, aku tak pernah punya teman lebih dari dua orang sebelumnya. Aku tak pernah berani bergabung bersama kelompok tertentu. Lihatlah, di kelas selalu saja memisahkan diri. Dalam acara kelas pun, aku selalu merasa tak ada kebersamaan yang berarti. Tak ada, serius. Selalu ada yang namanya membicarakan di belakang.

Kala Yoongi bilang ingin memperkenalkanku juga, aku marah. Astaga, maafkan aku yang mudah tersinggung. Serius, ugh, aku marah sekali dan sempat menghindarinya. Berapa lama ya, waktu itu? Ah, kira-kira hampir seminggu. Mendengarnya aku sempat berpikir yang tidak-tidak. Bagaimana jika mereka melakukan hal macam-macam padaku?! Kekhawatiranku selalu saja kambuh.

Dan, tahu apa yang Yoongi lakukan untuk baikan denganku? Err, entahlah, dia muncul secara tiba-tiba dan bilangnya ingin mentraktir; seakan tak ada masalah apa pun. Aku menatapnya curiga, masa sih laki-laki sering lupa dengan apa yang terjadi? Sekarang aku tahu kenapa para perempuan selalu galau memikirkan para kekasihnya. Jangan lebay, deh.

Karena selanjutnya, setelah membeli makanan (selama itu aku tak kunjung berbicara juga, hanya mengangguk atau menggeleng) Yoongi mengajakku duduk di bawah pohon. Kuturuti saja, sedikit merasa kasihan juga karena mendiaminya terus.

Di sanalah, ia berbicara serius soal niatnya; bahwa ia juga ingin aku mempunyai teman-teman spesial. Yoongi ingin aku merasakan bagaimana rasanya mempunyai teman, dalam artian benar-benar teman; selalu mendukungmu dalam keadaan apa pun. Aku tak perlu khawatir jika aku perempuan sendiri, katanya dua di antaranya sudah mempunyai kekasih dan mereka sering berkumpul bersama, dan ia berbisik; ada aku kalau ada apa-apa.

Sumpah, ya, itu sukses membuatku melambung tinggi. Jadi hari itu, kumaafkan dia. Bodoh juga aku, telah membuang orang sebaik dirinya. Yah, itu saat-saat di mana kepercayaan dalam pertemanan sedang diuji.

Esoknya, Yoongi betulan memperkenalkanku. Ia tidak berbohong soal dua kekasih itu; namanya Jisoo (milik Hoseok) dan Yeri (milik Namjoon). Keduanya cantik, dan, mereka lumayan asik juga. Tak kusangka kali ini aku mempunyai teman perempuan yang tak buruk.

"Sera, semoga betah bersama kami," kata Jisoo ketika menyambutku. Disambut dengan sorakan ala laki-laki.

Kami jadi sering bertemu. Berkumpul dan bermain bersama. Akhir pekan selalu mampir ke rumah Namjoon, niatnya sih untuk belajar bareng, dan begitulah. Kadang kala tak berjalan lancar, selalu ada gangguan-gangguan seperti inginnya bermain atau makan. Hoseok selalu menyetel musik keras-keras lantas memamerkan break dance keren miliknya. Jimin sibuk dengan ponselnya; tak kusangka ia sering belanja online. Taehyung? Kurasa dia tipe laki-laki cuek. Namjoon kadang menjadi sebal, lalu sibuk belajar sendirian. Ketika kami bersiap belajar serius, ia berucap: "Belajar saja sendiri!" Dan hua, pertengkaran ini benar-benar lucu!

Tak apa. Karena yang kusuka adalah kebersamaan ini. Bersama mereka, aku tak merasa sendiri.

Terima kasih Min Yoongi, telah membantuku mendapat teman yang sesungguhnya. []

**

Crepuscle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang