4. Tears

830 112 17
                                    

Now playing : Cries Without Sound
By. Yang Yoseob (Highlight)
Ost. Come and Hug Me



Nayla menghela nafas saat melewati meja makan yang kini ramai oleh celotehan akrab keluarganya.
Lebih tepatnya karena disana Yassmine dan mama tengah bercerita yang disambut wajah antusias papa yang sesekali menimpali ucapan mereka, sedangkan Kenzo hanya diam mendengarkan.

Mereka terlihat begitu bahagia, tanpa dirinya malah seolah baik baik saja dan harmonis. Membuat gadis itu diam diam menahan sesak yang teramat menyiksanya. Harusnya dia dan Bunda yang berada disana, andaikan saja Bunda masih hidup.

"Kak Nayla.."
suara Kenzo membuat tiga pasang mata itu beralih padanya

"Darimana saja kamu?"

Dan suara hangat milik papa berubah begitusaja.

Suara itu terasa begitu dingin dan beku dalam pendengarannya.
Terasa menyayat dan sakit secara bersamaan. Nayla memang biasa mendapatkan nada sinis itu dari papa. Namun tetap saja rasanya begitu menyakitkan.

"Nayla dari rumah Gissel" jawabnya singkat

"Bohong!"

Dan ini yang paling Ia benci, papa tidak pernah percaya padanya.
Tidak percaya apapun yang Ia katakan. Namun jika bersama Yassmine dan mama Rena, pria itu terlihat begitu hangat dan nyaman.

"Terserah papa percaya atau ngga, aku ngga peduli"

"Nayla!!"

"Udah pa.. Nayla makan dulu sinih sayang" potong Rena sebelum suaminya kembali memarahi gadis itu seperti hari hari sebelumnya

Nayla tersenyum. Ia menatap papa yang terlihat enggan melihat kearahnya, Yassmine dan mama Rena yang tampak merasa kasihan, juga Kenzo yang terlihat sangat mengkhawatirkannya.
Rasanya menyakitkan saat melihat papa seolah tidak pernah peduli apapun yang Ia lakukan, papa bahkan tidak peduli apakah Nayla sudah makan diluar sana. Miris sekali.

Sedangkan Yassmine dan Mama Rena malah memberikan tatapan yang paling Ia benci. Sungguh Ia benci tatapan kasihan mereka berikan padanya.

"Enggak, Nayla udah kenyang.
Tadi makan sama Gissel"

Pada akhirnya, Ia berbohong lagi seperti biasanya dan mungkin malam ini akan berakhir seperti malam malam sebelumnya. Dimana pintu kamar gadis itu tertutup rapat.

Ia tidak benci Yassmine ataupun mama Rena, Nayla hanya benci saat tau waktu telah merubah papa menjadi sosok yang berbeda.
Gadis itu benci saat menerima kenyataan jika papa bukan lagi seperti yang Ia kenal dulu.

Namun toh Ia tidak pernah protes ataupun mengeluh, hanya saja terkadang selalu ada fase dimana rasanya Nayla lelah. Itu saja.


~▪~












Yasmine memeriksa lokernya lagi, berharap menemukan kunci mobil kesayangannya yang entah ada dimana. Ia barusaja keluar dari ruang dance bersama temannya, Bunga. Mereka memeriksa kelengkapan untuk klub dance lomba besok. Tapi sekarang malah kunci mobilnya hilang dan Bunga sudah dijemput pulang.

Kampus sudah sepi dan sebentar lagi pukul lima sore, yang artinya gerbang akan ditutup. Gadis itu merogoh roknya mengambil ponsel, namun sialnya benda pipih itu malah lowbatt.

StayOnde histórias criam vida. Descubra agora