Scarlet ~ 39

4.5K 152 18
                                    

"Lo kenapa?". Tanya Natha. Sekarang ia berada didalam ruang UKS.

"Gue cuman kecapean". Jawab Scarlet cepat.

Ia tidak mau jika masalah tadi sampai Natha tau. Jika ia tahu, masalah ini pasti tidak selesai-selesai. Ia juga tidak mau jika Natha bertengkar dengan Kevan hanya gara-gara urusan sepele.

"Lo boong". Disana masih ada Diki, Diki juga yang memberitahu Natha jika Scarlet berada di UKS.

Wajah Scarlet memucat. Ia sudah memberi kode untuk Diki agar ia tidak memberi tahu sebenarnya. Tetapi, Diki masih tetap membuka mulut.

"Maksudnya dia boong apa?". Alis Natha terangkat sebelah.

"Ini semua, karna Kevan".

Ada wajah bingung diraut wajah Natha. "Kevan? Kevan anak dua belas ipa?".

Diki mengganguk.

"Emangnya apa yang dia lakuin sama Scarlet?". Tanya Natha lagi sembari berdiri dari posisi duduknya.

"Kevan gak sengaja ngedorong gue, dan gue pusing tiba-tiba juga disana". Bela Scarlet cepat.

"Terus tangan lo?". Tunjuk Natha memakai matanya sambil menoleh kearah tangan Scarlet yang sedikit terluka.

"Ini karna, gue gak sengaja kegores sama ujung buku milik Kevan yang tadi mau gue kasih ke dia". Lanjut Scarlet cepat.

"Lo diperlakuin kasar sama dia?".

Scarlet terdiam sejenak. Ia tidak tahu ingin berkata apa.

"Atas nama Scarlet, gue jawab iya!".
Diki yang dari tadi diam saja langsung angkat bicara.

"Gue saksi matanya.". Lanjut Diki lagi.

Rahang Natha mengeras, tangannya mengepal, nafasnya ter-engah engah. Ia menuju ambang pintu, entah menuju kemana.

Jangan sampe mereka berantem. Batin Scarlet ragu. Jantungnya berdebar cepat.

***

Sekian lamanya didalam ruang UKS, Scarlet diperbolehkan keluar. Sebenarnya Scarlet sangat malas berada disana, bau obat, sepi, sampai-sampai tubuhnya kaku karna Ac diruangan tersebut sangatlah dingin.

Rasanya, membosankan. "Gue bisa sendiri, lo kekelas aja.". Ucap Scarlet sambil mengeluarkan senyum manisnya.

"Lo gak papa sendiri? Nanti kalo lo pingsan siapa yang mau nolong?!" . Canda Diki.

"Apaansih lo!". Scarlet menoyor kepala manusia yang ada didepannya itu, Diki mengaduh kesakitan.

"Lagian ini mapel terakhir, sayang kalo gak diikutin". Ucap Scarlet lagi.

"Yaudah, gue kekelas dulu ya.".

"Makasih!".

***
Scarlet berjalan pelan diantara koridor sekolah, tadinya ia ingin menuju kekelas. Seakan, langkahnya terhenti melihat seorang cowok yang tidak asing lagi dipikirannya sedang berada dikantin. Sendiri.

Ia menghampirinya. "Natha?". Cowok itu menoleh.

"Lo kok disini? Gak kekelas?". Tanya Scarlet. Cowok itu masih diam. Tangannya ia silangkan ke dada, matanya seolah fokus kearah meja kantin yang ada didepannya.

"Bilang sama gue! Lo gak berantem kan tadi?". Posisi berdiri Scarlet berubah menjadi posisi duduk.

"Maunya gitu.". Jawabnya cuek.

Scarlet mengembuskan nafasnya sejenak. "Jangan sampe lo ngelakuin sesuatu yang gak pernah lo lakuin dalam artian 'buruk' ".

Mata coklat Natha sekarang fokus pada wajah Scarlet.

ScarletWo Geschichten leben. Entdecke jetzt