Part 3

12.2K 892 6
                                    

Adam merebahkan Audrey secara perlahan.

"Hhhmmm, tiduri aku. Heiii, cepatlah." ujar Audrey seraya terkekeh.

Adam lantas menaikkan sebelah alisnya. "Aku tidak bisa meniduri seorang wanita yang terkendalikan oleh alkohol."

"Ahhhh, ayolah. Aku sudah tidak sabar." rengek Audrey.

Adam lantas tersenyum. Ia lalu kembali mengambil alat perekam miliknya. "Apa yang kau katakan tadi?"

"Ahhhhh, ayolah. Aku sudah tidak sabar."

"Tidak sabar untuk apa?"

"Untuk segera bercinta denganmu."

Save!

Adam lalu menyimpan alat perekam tersebut ke sebuah laci khusus milik nya.

"Tenang saja, aku akan melakukan nya besok. Sekarang, tidurlah." jawab Adam seraya bangkit berdiri. Ia ingin membersihkan tubuhnya terlebih dahulu.

***

Adam terbangun ketika merasakan morning glory pada kejantanan nya saat ini. Ia pun berdecak.

Adam lantas melirik pasangan tidurnya. Seketika ia tersenyum penuh arti.

"Selamat pagi, sexy." sapa Adam seraya mengelus pelan pipi Audrey.

Wanita tersebut masih terlelap. Walaupun begitu, Adam tetap ingin bercinta dengan nya saat ini juga.

Audrey merasakan sentuhan halus di bagian wajahnya. Ia pun membuka kedua matanya secara perlahan.

"Kyaaaaaaaa.." teriak Audrey yang memekakkan telinga.

Adam lantas menekuk wajahnya. "Hei, ada apa?"

"Mengapa kau berada di dalam kamarku? Pergi!!." ujar Audrey.

Mendengar hal tersebut lantas membuat Adam menaikkan sebelah alisnya. "Kamarmu? Yang benar saja?"

Audrey mengangguk cepat. "Tentu. Ini adalah kamarku. Bagaimana bisa kau masuk ke dalam sini dengan mudahnya?"

"Oh ya? Apa kau yakin?" tanya Adam.

"Sangat yakin. Aku berani bertaruh, ini adalah kamarku. Titik." jawab Audrey.

Adam lantas tersenyum nakal. "Baiklah, tetapi jika ini bukanlah kamarmu, maka kau harus bercinta denganku hari ini sampai pagi menjelang kembali."

Audrey terdiam sejenak. Tetapi ia pun mengangguk. "Siapa takut?!"

Adam lantas memilih untuk duduk. Keadaan nya saat ini yaitu shirtless. Ah, wanita mana yang tidak akan tergoda oleh pemandangan indah di pagi hari tersebut? Author pun merasa sangat tergoda untuk saat ini.

Audrey lantas memandangi CEO nya tersebut. Setelah itu, ia pun menatap ke arah dinding yang berwarna abu-abu di hadapan nya saat ini.

Tunggu..

Abu-abu?

Tetapi, bukankah cat dinding miliknya berwarna ungu?

Mengapa bisa berubah seketika?

"Selamat datang di KAMARKU, sexy." sindir Adam yang menekankan sebuah kata kamarku.

Audrey terdiam sejenak. Mengapa dirinya bisa berada disini? Di kamar CEO nya?

"D-dimana aku?" gumam Audrey seraya bangkit untuk duduk.

"Rumahku. Bagus, bukan?" jawab Adam.

"T-tidak mungkin." ujar Audrey.

"Ini sangatlah mungkin. Kau telah tertidur disini semalaman." jawab Adam.

Jika ia tertidur di tempat ini semalaman, itu berarti...

Ia satu ranjang dengan Adam?

Audrey merasakan sesuatu yang mengganjal di bawah sana. Seketika ia pun menatap Adam yang saat ini tengah menindih tubuh nya.

Kapan ia beraksi?

"Turun. Apa yang kau lakukan disana?" pekik Audrey.

Adam lantas mengunci kedua tangan Audrey. Ia pun menempelkan dahinya. "Ssssttt, kau sudah berjanji denganku semalaman. Dan janji itu kuperkuat lagi tadi. Apakah kau lupa, hm?"

Audrey tidak mengerti dengan semua nya. Ia pun menggeleng. "Aku tidak dapat mengatakan apa pun kepadamu. Jangan berbohong."

Mendengar hal tersebut lantas membuat Adam mengambil sesuatu yang sejak tadi ia ingin perlihatkan kepada Audrey. Satu tangan nya tengah mengunci kedua tangan Audrey saat ini.

"Ada sesuatu yang harus kau dengarkan saat ini." ujar Adam seraya menyetel ulang hasil rekaman nya.

"Ahhhhh, ayolah. Aku sudah tidak sabar."

"Tidak sabar untuk apa?"

"Untuk segera bercinta denganmu."

Mendengar hal tersebut lantas membuat Audrey membulatkan kedua matanya.

"T-tidak mungkin. Itu bukan suaraku." ujar Audrey seraya menggeleng.

"Ahhhhh, ayolah. Aku sudah tidak sabar."

"Tidak sabar untuk apa?"

"Untuk segera bercinta denganmu."

"Ahhhhh, ayolah. Aku sudah tidak sabar."

"Tidak sabar untuk apa?"

"Untuk segera bercinta denganmu."

"Ahhhhh, ayolah. Aku sudah tidak sabar."

"Tidak sabar untuk apa?"

"Untuk segera bercinta denganmu."

"Hentikaaannnnnn." teriak Audrey.

"Mengapa? Apakah kau baru menyadarinya?" tanya Adam.

"Kau pembohong." jawab Audrey.

Adam lantas memutar hasil rekaman lainnya.

"Audrey, kau akan tidur bersamaku malam ini."

"Tentu saja. Aku akan tidur bersamamu."

Audrey terdiam. Ia akui bahwa suara wanita itu adalah milik nya. Tetapi bagaimana bisa itu terjadi?

"Akui saja bahwa kau juga menginginkan ku." ujar Adam.

"Tidak. Jangan terlalu percaya diri. Singkirkan rekaman itu." jawab Audrey.

"Aku akan menyingkirkan nya. Tetapi kau harus menepati hasil dari rekaman itu sekarang juga." ujar Adam.

Audrey menggeleng keras. "TIDAKKKKKKK!!!!"

Adam lantas melepaskan kekangan nya. Ia lalu menutup kedua telinga nya sendiri. "Bisakah kau tidak usah berteriak seperti itu?"

"Tidak bisa. Hobiku memang berteriak." jawab Audrey.

Mendengar hal tersebut lantas membuat Adam tersenyum penuh arti. "Oh, bagus kalau begitu. Sebentar lagi kau akan berteriak histeris ketika kejantanan ku memasuki liang surgawi milikmu itu. Jangan sungkan untuk meneriaki namaku se kencang-kencang nya."

Audrey lantas menelan saliva nya dalam-dalam. Ternyata ia telah membangunkan macan mesum!

Ini pertanda buruk untuk Audrey.

Adam segera mendaratkan sebuah kecupan kecil di bagian bibir Audrey, namun hal tersebut gagal karena suara deringan ponsel milik Adam.

"Sial!" umpat Adam seraya bangkit berdiri. Ia pun berjalan memasuki kamar mandi tanpa menjawab panggilan tersebut.

Melihat Adam yang pergi berlalu tanpa mengatakan apa pun, membuat Audrey menghela napas lega.

"Dewi Fortuna masih berpihak kepadaku. Terima kasih." gumam Audrey sendiri.

"Aku akan meminta bayarannya setelah meeting selesai. Jangan harap aku akan melupakan itu, sexy." ujar Adam lalu menutup pintu kamar mandi nya.

Seketika keringat dingin Audrey pun mulai bercucuran.

***

Jerk Man in Suit ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora