Hmm

389 58 42
                                    


.
.
.

"Eulmphh.."

Aku tidak tau kenapa ciuman ini terasa menyenangkan. Bibirnya tebal, namun tetap terasa lembut.

Membuatku candu.

Jika saja aku tak membutuhkan udara untuk bernafas, aku yakin aku tak akan mengakhiri ciuman kami.

Aku menatapnya. Sedikit tersenyum.

Jika dipandang dengan jarak yang sangat dekat seperti ini ternyata ia mempunyai wajah yang cukup tampan. Bibir tebal, hidung mancung, dan juga alis yang menggoda.

Ah. Sial!!

Aku kembali merapatkan tubuhku padanya, menahan tubuhku dengan kedua tangan yang melingkar pada lehernya sejak ia meletakkan pantatku pada pangkuannya.

Dan tepat saat aku akan membuka mulutku, ia langsung melahap kedua bibirku- bergantian. Ia bahkan tak memberiku kesempatan untuk membalasnya.

"Umphhh.."

Aku bisa merasakan saliva yang mengalir melalui celah bibir kami yang saling terpagut. Dan itu benar-benar membuatku kehilangan akal sehat.

Aku melenguh, mendesah berkali-kali. Menikmati hisapan dan kecupan yang ia berikan pada bibir mungilku.

"Mark!"

Aku mendengar suara seseorang yang memanggilku, tapi sepertinya tidak dengannya. Ia masih dengan kegiatannya- memanjakan bibirku. Bahkan lebih dalam dari sebelumnya.

"Mark!!"

Kali ini aku tak peduli siapa yang memanggilku, bahkan aku tak segan-segan melumat bibir tebal milik lelaki dihadapanku ini.

Menghisapnya lembut, dan sesekali menggigitnya pelan.

"Eulmphhh..."

"MAAAAARKKKKK!!!!!"

DUKK

"Aakkhh!!"

Aku melihat P'Tle berdiri dengan kedua tangan yang terlipat di depan dadanya. Menatapku dengan sorot mata yang terlihat sedikit tajam. Atau mungkin dia memang menajamkan matanya? Ah siapa yang pe-

"Apa yang kau bayangkan sampai kau tertidur sambil mendesah hah?"

"Hah?"

Aku mengernyitkan dahiku, mengingat apa yang baru saja aku alami.

.
.
.
.
.

"WTF!!"

"YAA!! KENAPA KAU MALAH MENGATAIKU HAH? DASAR BOCAH!! CEPAT BANGUN!!"

Aku mengusap bibirku berkali-kali. Bayangan Perth mencium bibirku membuatku merinding. Ah sial.

Sial

Sial.

Siaaaaaall!!

Bagaimana bisa aku memimpikan Perth yang sedang menciumku dan aku-

"Aaaaaaaaarghhh!!!"

Aku menggelengkan kepalaku.

"Kurasa aku benar-benar gila!"

"Tepat sekali. Kau memang gila Mark,"

Aku menghentikan gerakan kepalaku cepat. Menatap P'Tle yang masih berdiri disamping ranjangku.

"Apa yang kau lakukan disini?"

"Tidak ada. Aku hanya mendengar kau mendesah, untuk itulah aku segera mendekatimu. Dan malah mendapatimu tertidur sambil mendesah haha,"

Hmm.

Aku menghembuskan nafas panjang. Bersiap untuk menendangnya yang sedang tertawa. Tapi langsung kuurungkan karena aku merasa kakiku sedikit sakit.

"P'TLEEEE!! KENAPA KAU MENENDANG KAKIKU HAH?"

***

Aku menatap jam dinding yang sudah menunjukkan angka 11. Itu artinya jam kerjaku akan dimulai satu jam lagi. Tapi lihatlah. Aku bahkan belum mandi.

Rasanya aku tidak ingin bekerja hari ini. Mimpi itu membuatku kacau.

.
.
.

Haaahh

Aku tidak bisa membayangkan jika aku bertemu dengan Perth hari ini.

Ya Tuhan. Apa yang harus aku lakukan?

Huh!

Aku mengacak rambutku sekilas, lalu meraih handphone yang berada tidak jauh dari tempatku. Menghubungi pemilik toko jika aku akan datang terlambat hari ini.

Setangkai MawarDonde viven las historias. Descúbrelo ahora