maaf lama ap nya, bagi yang nunggu cerita ini kalau ada....
hahahahaa
soalnya laptop aku baru aja rusak untung filenya aku simpan di data D, kalau enggak aduh gak tau aku harus bilang apa dan yang buat aku masih galau hingga saat ini adalah semua data-data aku hilang, so sad... yah i know don't cry please...
___________________
Ocehan Asley yang tidak ada hentinya seperti tidak pernah kehabisan stok topic, menjadi backsound perjalanan Natha pulang. Setelah kesabaran Natha habis menunggu pria yang bahkan mobilnya saja tidak terlihat ia memilih mengalah dengan menerima tawaran Asley yang memang sengaja menunggunya ketika tidak berapa lama ia berada diparkiran.
"apa ia menyakiti mu?"
Natha menolehkan kepalanya mendengar pertanyaan Adrey yang bernada serius. Focus pria itu masih mengarah kejalanan dihadapannya.
"tidakkah kau melihat keadaan ku yang sangat baik saat ini?"
Asley mengangguk dan terkekeh "ya aku melihat semuanya, ditinggalkan diparkiran seorang diri dan pria itu sibuk dengan wanita lain"
Ada rasa sakit dan sesak didada Natha ketika pria disampingnya mengatakan kalimat terakhir, tapi bukan saatnya untuk mengeluarkan raut sedih didepan pria ini.
"aku penasaran apa yang membuat dirimu lebih senang mengorek informasi tidak penting sekarang ini, asal kau tau kau lah yang membuat skandal dengan model itu, ah ya sekarang menjadi kakak iparku juga" Natha menegakkan duduknya untuk berbicara lebih serius "dengar baik-baik apa yang kau lihat belum tentu sama degan apa yang kau pikirkan bahkan apa yang kau dengar sekalipun jadi biarkan aku dan kehidupan ku"
Ucapan Natha berakhir tepat ketika mobil mereka berhenti didepan gedung tinggi yang sekarang sudah menjadi tempat tinggal Natha.
"aku tidak mengundang mu masuk, selamat malam"
Setelah mengucapkan perpisahan dengan nada ketus tanpa mau mendengar suara Asley selanjutnya, Natha menutup pintu mobil dengan kasar dan berjalan meninggalkan Asley yang menatap kepergiannya dengan diam.
Paginya Natha bangun dengan kesadaran setengah, karena ponselnya terus berdering dan ketika ia terbangun dengan sempurna ponselnya tidak lagi berbunyi, ia memeriksa ada banyak pesan masuk dan juga panggilan dari adiknya.
Berdecak kesal ia melemparkan ponselnya asal diatas bantal sebelahnya dan menenggelamkan kembali kepalanya, dengan tiba-tiba ia membuka kembali matanya teringat jika ia belum membuka kontak lensnya dan harus segera pergi kerumah majikannya.
Dengan langkah malas Natha melangkah membuka tirai besar kamarnya dan menyipitkan matanya ketika matahari menyilaukan penglihatannya, berdiri sebentar untuk meresapi matahari pagi.
Suara ketukan didepan pintu membuat kernyitan didahi Natha, ia bisa memastikan jika yang berada didepan pintu adalah Adrey, untuk apa pria itu mengetuk pintu kamarnya sepagi ini.
"maaf mengganggu pagimu manis"
Mata Natha membulat sempurna melihat siapa yang berdiri didepan pintunya, pekikan girang keluar dari mulutnya dan langsung berhambur memeluk wanita yang tersenyum dihadapannya.
"Greta aku merindukanmu sungguh"
Pelukan Natha semakin erat, ia benar-benar merindukan wanita tua didalam pelukannya, Greta adalah pengasuhnya dari bayi yang baru menghirup nafas hingga ia berusia tiga belas tahun, setelah itu ia tidak memiliki pengasuh lagi karena masuk ke sekolah berasrama, ia ingat ia sendiri yang meminta karena merajuk Greta tidak lagi ada dirumahnya ketika itu ibunya sibuk menangisi kepergiannya.
Sebenarnya Natha kecil kecewa karena memiliki adik kecil yang mengikutinya kemanapun ia pergi dan orang tuanya lebih memperhatikan gadis itu, ketika Greta pergi karena kekesalannya meningkat jadilah ia merajuk, mengingat hal itu kembali membuat Greta tersenyum walaupun ia tidak ada ditempat kejadian ia mengetahui semua yang terjadi pada gadis kecilnya ini.
"aku juga merindukan mu sayang, bagaimana kabar mu"
"aku baik Greta lihatlah"
Natha melepaskan pelukan Greta dengan malas sambil merentangkan tangannya. Mata Greta dan bibirnya tersenyum melihat Natha, rambut lurus panjangnya tergerai berantakkan, baju tidur selututnya yang bergambar winny the poohkusut dan ujung matanya terlihat kotoran mata yang belum dibersihkan beruntung tidak ada air liur yang mongering diwajah cantiknya.
"oh aku merindukan mu Greta dan bagaimana kabar mu?" Natha kembali memeluk Greta, hingga deheman seseorang memaksanya untuk melepas pelukannya.
***
Adrey bangun lebih pagi dari biasanya karena ia tertidur disofa ruang tamu, tadi malam ia melihat Natha menaiki mobil Asley dan meninggalkan pelataran parkiran, setibanya diapartemennya ia melihat lampu masih dimatikan yang berarti istrinya belum pulang dan hingga ia tertidur disofa dan pagi sudah menunjukkan sinarnya wanita itu belum juga pulang membuat amarahnya naik keubun-ubun dimana wanita itu menginap.
Suara bel membuat Adrey menghela nafas kasar, jika itu Natha tidak mungkin ia membunyikan bel, firasatnya mengatakan jika itu adalah Asley. Benar saja ketika pintu terbuka senyum cerah Asley yang ia lihat, ingin rasanya Adrey menarik kerah pria itu dan melayangkan pukulannya namun ia masih menggunakan akal sehatnya.
Ia tidak mempersilahkan kakaknya itu untuk masuk "dimana-" ucapan Adrey terputus oleh suara seorang wanita yang muncul dari balik tubuh Asley.
"kau tidak mengizinkan kami masuk, tuan muda?"
"Greta?"
Adrey bingung melirik dua manusia dihadapannya kenapa mereka bisa bersama?, dimana istrinya?. Semua pertanyaan itu hanya bercokol dikeapalanya tanpa mengeluarkannya dan mempersilahkan mereka berdua untuk masuk.
Greta menuju pantry setelah menanyakan kedua tuannya ingin minum apa, sedang kedua kakak beradik itu duduk disofa.
"apa Natha masih tidur?"
Kening Adrey mengernyit bingung, tidak hanya bingung melainkan juga marah.Asley membalas wajah Adrey yang mengernyit dengan senyuman dan tawa yang terdengar seperti mengejek di telinga Adrey.
"aku tidak mengerti dengan mu, aku sadar aku bajingan tapi aku tidak pernah menelantarkan orang lain, meskipun aku tidak mencintainya."
"aku tidak menelantarkannya"
"benarkah?" Asley tersenyum culas "ya, kau mungkin tidak menelantarkannya dipesta tadi malam, hanya lupa ada dia disampingmu bukan begitu, aku tidak masalah dengan itu meskipun kami menunggu mu begitu lama. Yang aku permasalahkan kau mebiarkan istrimu sendiri bekerja sebagai pelayan dirumah orang lain. Harrem"
Beruntung Adrey seorang pengacara yang bisa mengatur segala ekspresi yang akan keluar dari raut wajahnya, jika tidak mungkin saat ini ia akan membelakakan mata terkejut dengan mulut terbuka.
"kau menangani kasusnya, namun membiarkan istrimu sendiri masuk kesana"
"apa sekarang kau sudah alih profesi menjadi konsultan kehidupan orang lain?" jawab Adrey sesantai mungkin walau dalam hati ia sudah mengumpat.
Perdebatan mereka terhenti ketika Greta datang membawa nampan berisi dua jus yang berbeda dan beberapa cemilan.
"apa aku boleh menemui istri anda tuan? Aku sungguh merindukannya"
Sebenarnya Asley bingung bagaimana bisa Greta mengenal istrinya, tapi ia hanya mengangguk dan menyebutkan letak kamar istrinya. Adrey yakin jika Natha sudah pulang mungkin ketika ia tertidur disofa karena dihadapannya saat ini adalah pria yang bersama wanita itu tadi malam.
"aku sudah menelpon adiknya dan menanyakan hal ini dan aku sudah mengurus semuanya"
"apa sebenarnya yang ingin kau tunjukkan?"
Asley tidak menjawab pertanyaan Adrey ia hanya mengangkat sebelah bibirnya, bukan sebuah senyuman menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
William's Queen (end)
ChickLitWilliam Adrey Walter, seorang pengacara handal dengan reputasi sempurna dimata semua orang harus pulang kerumah karena harus menggantikan kakaknya untuk menikahi seorang gadis yang sudah menjadi tunangan kakaknya.