34

2K 130 9
                                    

Lanjut aja yah....

Acara makan malam yang di adakan di kediaman Permana Adiwijaya begitu menyenangkan

Canda dan tawa saling meledek menjadi pelengkap acara malam ini.

"Bagaimana kuliah kalian Son?" tanya Herlambang ke pada anak dan anak sahabatnya.

"Baik pa, kalau Miko dan Tomi tinggal beberapa revisi lagi, kelar. Kevin juga, tinggal tanda tangan akhir si."

"Kalau Dion sama Elang juga sama pah"

Kembali mereka menikmati makan malam yang sengaja di adakan Permana guna mencairkan suasana rumah yang sempat tegang.

Flasback

"Maaf, tuan Permana, tapi saya harus bertemu dengan tuan Elang."

Kata Marlan salah satu kepercayaan Permana untuk selalu membeckup Elang kalau terjadi sesuatu.

"Memangnya ada apa Marlan?, Elang baru saja kekamarnya."

''Maaf tuan, saya merasa ada sesuatu yang dilakukan tuan Andreas, kepada tuan Elang, ketika bertemu tadi pagi."

"Maksud kamu?," Kata Herlambang menyela, perkataan Marlan

Marlan mendekat dan memperlihatkan dua buah benda yang berkedip kedip berwarna merah dengan posisi yang tidak berjauhan.

"Signal yang ini berasal dari hp tuan Elang, yang sengaja saya pasang untuk memantau keberadaan tuan Elang dan ini adalah penyadap yang sudah pasti sengaja di simpan oleh tuan Andreas" kata Marlan menjelaskan.

Permana dan Herlambang saling bertatapan dan segerah melangkah ke kamar Elang, di ikuti Marlan di belakangnya.

Elang yang baru saja membersihkan diri dan sedang berbaring di ranjangnya sambil membalas chat dari gadisnya.

Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu Permana lansung membuka pintu kamar Elang.

Brakk!!!.

"Astaga Yah, kalau buka pintu diketuk dulu dong!!", kesal Elang dengan kelakuan sang Ayah.

"Maaf, nak tapi dimana tas mu??, berikan ke Ayah, ada sesuatu yang harus di musnakan didalamnya."

Elang yang mendengarnya mengerutkan kening, bingung dengan perkataan Permana.

"Maksudnya ayah?, apa yang harus dimusnakan, memangnya Elang bawak bom dari kampus."

"Ada apa ini?" terdengar suara yang mengintrupsi dari ambang pintu.

Rendi dan Dion dan para sahabat Elang lah pelakunya, mereka semua masuk kekamar Elang, kamar yang sangat luas itu terlihat sedikit sesat karena kehadiran mereka semua.

"Ada apa yah?, kok pada ngumpul di kamar Elang," tanya Rendi memilih duduk di samping Elang.

Permana tidak mempedulikan pertanyaan Rendi dan maju ke arah meja belajar tempat tas Elang berada di bukanya tas tersebut dan mengeluarkan semua isinya yang membuat semua yang melihatnya heran terkecuali Herlambang dan Marlan yang sudah mengetahui masalahnya.

Di bukanya satu persatu bagian bagian tas tersebut akhirnya Permana menemukan sebuah benda berbentuk bulat sedang berkedap kedip berwarna merah.

"Penyadap, kenapa bisa ada penyadap di tas gue!!?," geram Elang menghampiri sang ayah dan mengambil penyadap tersebut.

"Pasti si Andreas yang lakuin cuma diakan yang membuka tas lo tadi pagi Lang" sambar Dion.

My MemoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang